Lingkungan Rasa Birokrasi


Sometimes, all the rules agreed become vain when facing the exceptional, and i cannot stand with these..

Assalamualaikum wr wb kawan2?? Jakarta mendung (mendung tak berarti hujan..) seharian ini, tapi kesibukan didalam kantor ini tidak banyak terpengaruh, paling satu dua orang memesan teh hangat buat jadi kawan dalam dingin yang sebenarnya menyejukkan diantara panas dan gerahnya ibukota..

Gerahnya bukan karena apa2, bukan gerah yang biasa-biasa namun gerahnya yang membuat saya bertanya, kenapa ada dan bisa berlaku seperti itu? seperti yang saya tuliskan di kalimat pengantar diatas, yang intinya kalau seseorang memiliki jabatan sosial yang terhormat (apalagi kalo nama belakangnya ada embel embel yang terhormat) maka suatu kegiatan kehidupan bisa berhenti untuk nya, sebuah tempat kosong bs disediakan untuknya dan puja-puji dari penikmat kesempatan bisa datang untuknya.
MySpace

Saya sering melihat suatu kegiatan menjadi terlambat dijalankan karena menunggu kehadiran seorang pejabat, padahal di undangan yang disebar jelas2 sudah semestinya dimulai, alhasil para tetamu yang hadir yang notabene bukan seorang penyandang gelar pejabat akan duduk diam gerah menggerutu atau tersenyum sabar sambil merelakan make-up nya berlunturan karena keringat atau sisiran rambutnya mulai berubah arah tak menentu. Saya juga pernah melihat seorang pejabat yang datang terlambat dalam suatu peribadatan sakral namun dengan lempangnya maju kedepan karena memang disediakan tempat khusus buatnya berjalan menyela diantara semua jemaah yang duduk bersila karena memang sudah datang duluan. MySpace

Berhadapan dengan mereka, seolah peraturan menjadi tumpul, toleransi atas pelanggaran bermunculan dengan berbagai penelikungan kebenaran, adat istiadat juga bahkan didobrak atas nama penghormatan untuk status mereka. namun mengapa harus tunduk pada mereka? bukankah mereka yang seharusnya tunduk dan terjaga bahwa setinggi apapun status sosial mereka, mereka juga adalah bagian dari masyarakat yang harus patuh dengan norma yang disepakati.

saya senang melihat salah seorang pejabat di tempat saya bekerja, ia duduk dibarisan belakang ketika memang sudah telat waktu sholat, dan tidak menuntut perpanjangan waktu sholat ketika menjelang tiba waktu sholat sementara ia belum selesai mengerjakan sholat sunnah dua rekaat,
MySpace karena banyak kejadian waktu di suatu tempat yang pernah saya lihat dimana sholat menjadi molor karena menunggu beberapa pejabat sedang sholat sunnah dua rekaat, sementara ketika yang sholat dua rekaat adalah pegawai biasa maka jadwal sholat berjalan sebagaimana biasa.

My tantrum leads me to generalize all of them, no respect. tapi dalam diam saya berpikir, ini adalah bagian dari sistem yang terbentuk dari budaya. menentang budaya terasa seperti hidup dalam keterasingan. menuntut penghormatan yang sama terasa seperti menegasikan pengakuan atas 'ke-yang-terhormatan-nya mereka'. Baiklah, saya hormati mereka sebagai manusia, dan daripada kecewa saya sebaiknya tidak pernah mengharapkan lingkungan memberi perlakuan istimewa pada saya seperti yang diberikan untuk mereka, biar saja berjalan dengan ritme yang sudah ada.. dan jika kelak saya menjadi komposer, maka pelan2 saya akan mengubah ritme itu menjadi ritme yang lebih padu.

Wassalamualaikum

P.S:
------
gambar diambil dari http://infocom.elsewhere.org/gallery/bureaucracy/bureaucracy2.jpg

Comments

  1. F4*k da system...!! tapi yaitulah birokrasi

    ReplyDelete
  2. @Jizu: sabar gannnnnnnnnnnn ;))

    ReplyDelete
  3. menunggu erikson menjadi sang composer mengubah musik ini untuk indah didengar * empat per empat masuk pada ketukan keempat satu dua... *

    ReplyDelete
  4. @AN: samakan suara dulu rif!!! nanti aku pimpin orkestra kita dari puncak gunung ciremai b-(

    ReplyDelete
  5. Mumpung kau nulis macam beginian EW.. aku langsung semangat curhat. macam di tempatku ini (swasta -red). ada pasal yang tak bisa diganggu gugat.
    1. Atasan selalu benar (hueks!)
    2. Semakin berbaik-baik dengan atasan, kau semakin disayang (sampe muntah klo ini)

    hohohoho......

    ReplyDelete
  6. @AD: mestinya dibuat juga peraturan yang mesti diingat baek2 ma atasan hehehe 1. atasan hanya manusia biasa 2.kalau atasan lupa diri silahkan kembali ke nomor 1. :)

    ReplyDelete
  7. Hohoho... EW aja deh yang jadi atasanku. kakakakas...pasti disuruh ngeblog tok aku. Biar kreatip!!! tull gak???

    ReplyDelete
  8. @AD: ini aku br mw ke Cikeas?mau ikut kau?aku mau minta diangkat jadi menteri penggalakan blogging Indonesia, haha.. :D:D:D:D:D

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja