Posts

Showing posts from August, 2011

Mudik 2011: Bukan Catatan si Boy

Image
Hari ini Minggu, aku sudah di Rumah Manis Rumah, Home Sweet Home kata orang Barat :). Harusnya Sabtu aku sudah sampai, tapi karena saking cintanya aku sama Pelabuhan Merak, harusnya cukup 1 jam sana aku disana tapi kali ini, lama juga, lama sekali malah! 15 Jam. Tempo waktu yang bisa cukup untuk 1 kali perjalanan Jakarta - Baturaja. Kenapa cinta? Karena katanya cinta sama benci itu beda tipis, mereka berdua ada dipikiran kita hanya saja beda rasa ! Cinta itu katanya enak sementara. Hatred is vice versa . Jadi daripada rasa tidak enak ini aku simpan-simpan, lebih bagus aku ubah saja jadi cinta. Enjoy! Kemaren itu perjalanan yang rutin dalam 7 tahun terakhir, tp sekaligus jadi yang terlama. Mulanya lancar maju melaju membelah malam di tol Jakarta - Merak, cukup saja ditemani obrolan santai dengan kawan lama tentang cerita lama. Bedanya kali ini diiringi playlist dinamis anak muda rentang dua jaman. Jaman aku SMA dan jaman menjelang umur seperempat abad ini. Ah, sesekali lagu barat a

BSE 3 Tahun

Image
Selamat hari jadi yang ke Tiga buat blog ku, BSE. Ada yang bilang People Grow So Does Blog semoga waktu Tiga tahun ini sadar atau tidak sudah menjadi masa-masa untuk belajar dan begitu juga waktu waktu didepan nanti, supaya bisa lebih baik dari sebelumnya. Tanpa Henti. Aku suka senyum senyum sendiri kalau membaca ulang postingan dulu. Ah malu rasanya melihat kenarsisan diri sendiri, ketidakpentingan isi postingan dan cara bertutur di setiap tulisan. Tapi apa mau dikata, begitulah aku dulu itu. Sekarang aja mungkin sudah agak lebih baik. Hahaha... Itupun masih mungkin. Tapi ibarat perjalanan, semua postingan dulu itu seperti jalan setapak panjang, kalau aku tolehi kebelakang, warna warni, dan rupanya beragam. Dan setapak itu kini berhenti dipostingan ini. Sekarang, menunggu untuk dilanjutkan lagi dan semoga lebih baik. Aku pikir aku harus berterima kasih sama masa lalu itu, sebabnya karena mereka aku jadi tahu seperti apa yang baik itu. Tak mungkin ada baik kalau ada yang buru

Surat untuk Peserta USM STAN 2011

Image
Gelora Bung Karno. Minggu, 21 Agustus 2011. Dek, tadi aku liat kalian di GBK, hampir penuh kayaknya. Aku jadi ingat 7 tahun lalu di Palembang tapi. Muka kalian macam-macam, ada yang cemas, ada yang santai macam di pantai ada juga yang fokus optimis. Mantaplah. Pas ujian dimulai, aku rasa aku paham gimana itu rasanya mulai mengerjakan soal hitungan yang banyak jebakan atau analisa logika yang membingungkan. Oh ya, hal yang paling aku ingat itu waktu dengar kalian membalik halaman pas pergantian sesi ujian. Serempak dan GBK jadinya seperti bergema kalian buat. Sensasional. Tadi pas aku sebelum masuk GBK, aku liat kalian datang bersama ayah dan atau ibu kalian pagi-pagi sekali, kalian masih menyempatkan diri duduk santai,sangat tenang diantara hiruk pikuk persiapan menjelang ujian yang cuma tinggal hitungan jam lagi. Aku kira pasti kalian sedang mendengarkan dukungan ayah dan atau ibu kalian agar tenang dalam ujian yang sebetulnya adalah bahasa lain yang bunyinya:'Nak, Bapak p

Antara UTS dan Perut Labil

Image
Apa rasanya mendadak sakit perut saat sedang mengerjakan soal ujian? makin lama ditahan makin tak tertahan, keringat tidak lagi panas tapi dingin dan semua yang nempel dibadan makin terasa tak nyaman. Pagi tadi semua sederhana saja. Baca ulang bahan sekilas saja yang semalam dengan tidak senonoh saya tindih sampai tidak berbentuk karena ketiduran eh salah karena baca sambil tidur eh salah lagi tidur sambil baca maksudnya. Terus berangkat kekampus, duduk diam hening lalu... ahh mungkin karena dini hari tadi salah pilih makan sahur. Dan demi apapun tadi aku jadi yang pertama keluar ujian karena mau cepat-cepat ke bilik termenung. Untunglah tadi dapat pengawas yang matanya sayu alias kurang tidur alias ngantuk alias tidur sambil ngawas, khawatir dicurigain soalnya, apalagi udah 2x wiri wara toilet-kelas. Maklum kampus STAN ini sangat ketat kalau sudah urusan ujian. Merciless kalau ketahuan nyontek dengan modus apapun, jadi kadang beberapa pengawas bawaanya paranoid kalau melihat

Paradox of Plenty

Image
What is the meaning of growth if it is not translated into the lives of people? (UNDP, Human Development Report, 1995) "Harian Seputar Indonesia edisi Jumat 22 Juli 2011 mengatakan bahwa Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memandang positif kondisi perekonomian Indonesia yang dinilai memiliki fundamental makro yang sangat kuat" Apa yang terlintas dalam pikiran kita waktu mendengar pernyataan IMF diatas? Saya pikir kita sudah sama-sama paham bahwa membahas kondisi ekonomi akan menjadi suatu bahasan yang tidak ada habis-habisnya, bagi kita penduduk Indonesia bahasan ini menjadi begitu menarik karena bukan sekedar wacana tanpa menjadi nyata tapi lebih karena kita sendiri menjadi sasaran langsung yang merasakan dampak setiap kondisi ekonomi negara kita, Indonesia. Pernyataan IMF yang saya paparkan dalam pembuka tulisan ini adalah salah satu pemicu yang membuat saya merasa ingin turut andil menanggapinya. Sebelumnya ijinkan saya be

Pajak untuk Kemandirian Negeri

Image
Kita sering berbicara mengenai kesejahteraan dan kemandirian bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, dan membicarakan hal tersebut maka tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai sumber pendapatan negara. Hal ini karena, untuk dapat mewujudkan hidup yang benar-benar sejahtera tanpa bayang-bayang ketergantungan atau kekhawatiran tentang masa mendatang diperlukan sumber pendapatan yang kuat dan mandiri. Dalam sejarah perjalanan Republik ini, telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara dari Pajak telah menjadi unsur utama dalam menunjang kegiatan perekonomian, menggerakkan roda pemerintahan dan penyediaan fasilitas umum bagi masyarakat. Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang lebih 70% pos penerimaan dalam APBN beberapa tahun belakangan. Ini menunjukkan peranan Pajak dalam mewujudkan stabilitas roda kehidupan negeri ini harus makin ditingkatkan mengingat makin tingginya tuntutan kebutuhan dan makin kompleksnya tantangan jaman, terutama memasuki Era Globalisasi

Kakek Tua Negara Indonesia

Image
Negeriku ini tepat 17 Agustus akan masuk usia 66 tahun, kalau ia adalah manusia, sepertinya ia akan terlihat berambut putih agak keriput kulitnya dan bisa jadi sudah memegang tongkat layaknya seorang kakek paru baya, mungkin kini ia sedang duduk di bangku tua sambil matanya menerawang ke langit. Bercerita mulutnya pada anak-anak dan pemuda generasi dibawahnya tentang bagaimana ia dulu dan perihal masa lalu. Deskripsinya lebih mirip seperti kakek-kakek betulan. Biar saya tebak, kisaran isi cerita sang kakek adalah seputar semangat muda, kisah cinta, membesarkan anak, menimang cucu, beratnya mencari nafkah atau sesekali soal waktu ia masih jadi bagian dari laskar bambu runcing bersama sohib seperjuangannya, tapi sepahit apapun ceritanya pasti selalu saja ada sisi happy ending nya, tidak CSM alias Cerita Sedih Melulu. Hidup sang kakek akhirnya Happy Ending karena di hari tua nya, ia hidup memiliki istri yang mendampinginya dan anggap saja seperti di film-film maka sang kakek

Akhirnya Memang Kita Berbeda

Image
Aku pernah berpikir mungkin lebih baik kalau aku ini jadi orang Amerika yang hanya memiliki satu bahasa yang memang benar-benar satu, bukan karena disatukan dalam ikrar yang sifatnya menghimbau. Dari semua daratan, dari Alaska sampai ke Florida, dari Maine sampai menmebus ke kepulauan Hawaii. Semua bahasanya sama, bahasa American English. Aku ini orang Indonesia, sebagai konsekuensinya aku harus mampu hidup dalam ragam adat dan budaya, agama dan kepercayaan, bahasa serta kearifan lokal. Ini bukan perkara mudah karena pertemuan antara tabiat dan watak meramaikan proses ini. Aku benci sebetulnya, karena ini membuat aku sering menutupi dadaku yang bergemuruh naik pitam dalam rona senyum manis, hanya karena tidak mau dianggap menciderai nilai keragaman tadi. Ah, kesabaranku memang tipis, mungkin setipis kulit bawang saja... Indonesia adalah belasan ribu pulau dan aku ada di salah satunya, Indonesia adalah keragaman bahasa serta agama dan aku menggunakan serta memeluk salah satunya. It

7 Tahun Bersamamu

Image
Kau masih saja sama, seperti sore tadi waktu aku melewatimu, aku sama sekali tidak terkejut apalagi takjub, karena kau memang selalu begitu. Dan mungkin selamanya akan tetap begitu. Tidak disatu ujung atau di satu sisi, semuanya kini sudah sama memberi rona kelam pada wajahmu yang kian menua lantaran di makan usia dan rodan zaman. Aku terbiasa menatapmu dari balik jendela kaca sambil sesekali menengadah keatas untuk melihat apakah awan sore ini cukup bersahabat sehingga membuatmu tidak makin dijejali dengan sumpah serapah mereka yang menjadikanmu dimensi ruang yang berisi harapan sekaligus semangat juang atau sesekali menjadikan mu tempat sampah sambil mengutuk kesialan, ketidakberuntungan atau ketidaknyamanan yang aku, mereka dan semua didalam mu alami. Karena aku dan mereka adalah bagian yang mengisimu, menambah gemerlap kesan kompleks atasmu bagai etalase hidup bertema diorama senja antara petang menjelang malam. Ada sebagian dari diriku yang mencintaimu, namun sayangnya sebagi