Posts

Showing posts from 2011

Judisium, Sebuah Sisi Lain.

Image
Akhirnya aku judisium, tepatnya tanggal 27 Desember kemarin. Dan artinya mulai saat itu statusku sudah bukan Mahasiswa atau Pegawai Tugas Belajar lagi. Kini aku sedang menanti untuk ditempatkan di kantor yang baru. Dimana? Kalau permintaan ku dikabulkan maka aku akan berkantor di Kota Palembang, sekaligus memulai hidup baru disana, mempersiapkan banyak hal untuk kehidupan yang sudah aku coba rancang. Dan mengucapkan selamat tinggal serta terima kasih kepada rimba Metropolitan Jakarta untuk masa 7 tahun belakangan ini. Life goes on and it can't wait, so let us move on! Judisium, prosesi singkat namun sakral dan wajib ini nyaris aku lewatkan lantaran ketinggalan pesawat di Bandara Juanda Surabaya sehari sebelumnya, untungnya bantuan Tuhan lewat seorang teman datang disaat yang tepat. Sehingga pagi tanggal 27 Des itu aku sudah bangun dengan suasana berbeda, bergegas mandi, menyiapkan seragam serta sedikit berkaca untuk meyakinkan bahwa aku cocok juga mengenakan dasi. Kuhitung seumur

Melepas Ego di Gunung Raung

Image
Siang itu ditengah angin kencang, udara dingin, hujan dan kabut pekat, pada ketinggian beberapa puluh meter di bawah Puncak Sejati Gunung Raung 3332mdpl, sekelompok anak muda tengah berjuang untuk meneruskan pendakian. Dan, saat berteduh di sebuah tepi cekungan dibawah Puncak Tusuk Gigi, ternyata disanalah perjuangan yang sebetulnya baru akan terjadi. Puncak Tusuk Gigi, puncak ketiga setelah Puncak Bendera dan Puncak Kemukus. Adalah aku Ebas (Erikson Bin Asli Azis), Joneh (Bagus Pujo Trilaksono), Poski (Surahman), Ichank (Ichsan Permana) dan Tople (Chairus Topan), keenam pemuda yang tepat pada 24 Desember 2011 kemarin berjibaku dalam dingin dan hujan untuk memenuhi mimpi kami menuju Puncak Sejati Raung dengan dipandu oleh Cak Nyung (Josinyo) dari REGASSPALA. Apa yang terjadi didetik- detik siang itu, merupakan momen yang sangat berkesan dan akan terkenang selalu. Sebuah momen tentang apa yang oleh Norman Edwin sebut kan dalam kuotasi terkenalnya yang kurang lebih berbunyi: "Bukan

Drama Stasiun Senen

Image
Sekedar Sharing Pengalaman Hari ini Harusnya aku sudah berangkat menunumpang Matarmaja tujuan Malang, tapi karena suatu hal terpaksa dimundurkan jadi hari Rabu. Jadi begini, minggu kemaren aku pesan tiket kereta ekonomi Matarmaja tujuan Malang untuk keberangkatan hari ini 16 Desember (karena hanya H-7 yang dilayani). aku pesan sen untuk 7 orang. Dan ketika tiket diberikan, disitu tertera tulisan :"BERANGKAT DARI STASIUN SENEN". Tidak menngerti itu tulisan maksudnya apaan, dan tidak terlalu aku anggap penting! Karena mikirnya tidak apa- apa, 3 anggota tim saja yang berangkat dari Stasiun Senen, selebihnya 4 orang dari stasiun Bekasi. Dan ternyata ketika tadi sampai Stasiun Senen mau berangkat, ada banner lumayan besar ukurannya ditempel di pintu ruang tunggu (jauh dari ruang pemesanan tiket) bunyinya, kira- kira begini: "Mulai dari 1 Des 2011 Kereta Ekonomi Jarak jauh tidak berhenti di stasiun Bekasi, Cikampek.. bla..bla.. Jadi harus berangkat dari stasiun Senen, Kota, T

Cerita Porter Gunung

Image
Ketika sekelompok orang, mungkin aku salah satunya, memaknai sebuah pendakian sebagai sebuah pelarian dari hingar bingar kehidupan, atau dengan sederet alasan filosofis lainnya, maka ada sebagian kelompok yang lain beranggapan bahwa mendaki gunung untuk menyambung hidup, mereka adalah para porter (pengangkut barang). Dan, memang begitu kenyataannya, keberadaan mereka para porter bisa dengan cukup mudah ditemui misalnya di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namanya Roni, berkepala plontos, dengan senyum ramah dan polos. Usianya baru 19 Tahun, aku berkenalan dengannya Juni lalu ketika mendaki Rinjani, ia diminta pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk menjadi porter yang akan menemani perjalanan aku dan kedua temanku. Awalnya aku menyangsikan tubuh mungilnya untuk mengangkat barang- barang kami yang berat. Namun, entah betisnya yang khilaf atau tubuhnya yang kalap, tapi kedua pundaknya seperti tampak biasa dibebani dua keranjang penuh isi, kakinya pun te

Kebebasan Itu?

Image
Seperti orang kebanyakan, aku suka dengan kebebasan, bebas mau kemana saja, melakukan apa saja. Bagai setiap hari sudah jadi milikku sepenuhnya. Tertawa, berkelana, gembira lalu lelap seketika. Tapi ah, aku lihat kebebasan itu memang tidak ada di dunia ini. Karena selalu dibatasi oleh tanggung jawab dan setiap manusia yang hidup, sedikit atau banyak pasti telah mengambil tanggung jawab dengan atau tanpa disadari. Begitulah. Andaikan tidak ada tanggung jawab lain yang harus aku penuhi, mungkin setiap hariku akan terisi dengan petualangan demi petualangan mendaki pegunungan dari Sabang hingga Merauke. Namun itu tidak mungkin karena aku hidup bukan untuk diriku sendiri, lagipula harus punya uang untuk bisa kemana-mana itu tadi, uang yang hanya bisa aku dapat kalau aku menjalankan tanggung jawab sebagai pegawai yang baik. Lelaki penikmat kebebasan, begitu mungkin judulnya kalau sudah berkumpul dengan teman2 bahkan aku bagai tidak ingat bahwa kodrat lelaki dewasa yang sudah mampu itu adala

Rundown Raung

Image
NAMA KEGIATAN: Tamasya Raung Kita RUTE JALUR: Naek (in) : Jalur Kalibaru Turun (out) : Jalur Kalibaru Kalibaru adalah sebuah kecamatan di Banyuwangi yang menjadi salah satu lokasi pintu masuk pendakian Raung, disini ada Posko REGASSPALA, KPA yang dua orang personilnya akan menemani pendakian kita, mereka yang sudah begitu paham mengenai medan jalur utara sampai menghantarkan ke Puncak Sejati Transport: Kereta Ekonomi Matarmaja Tujuan: Stasiun Kotabaru Malang WAKTU KEGIATAN: 16-21 Desember 2011 Note: Ditanggal keberangkatan, tim akan berangkat menjadi tiga titik sebar: Stasiun Senen (3), Stasiun Bekasi (4) dan Kalibaru (1). Masing-masing harus stand by jangan telat, apalagi ketinggalan kereta, usahakan 30 menit sebelum kereta masuk, sudah siap di peron. PESERTA KEGIATAN: Bange Ichank Tople Pujo Kubil Willy Poski Ebas PERIZINAN: Perizinan Gunung Raung menurut informasi bisa dibilang sederhana, siapkan fotokopi KTP dan dari tim kita akan disiapkan surat perizinan oleh Sobat Bange yang ak

Memaknai Kelulusan

Image
Akhirnya aku lulus, hampir sebulan aku menunggu kabar ini, lega rasanya karena bisa juga aku lewati semester terakhir sekaligus semester yang menurutku berat diantara 3 semester lainnya.Berat, karena semua mata kuliahnya sangat teknis dan praktikal. Alhamdulillah, ini artinya sudah mau selesai statusku sebagai Mahasiswa Tugas Belajar, tinggal menunggu yudisium akhir bulan ini dan harus segera dikembalikan ke kantor baru. Entah dimana, hanya Tuhan yang tahu. Pagi ini sambil duduk menghadap laptop, diluar sana udara dingin sisa hujan tadi malam masih sangat terasa sementara didalam sini dikepalaku semua scene hari demi hari selama dua tahun ini melintas cepat terasa enggan untuk singgah. Ya sudahlah, memang kita tak akan mampu menahan waktu sebab ia akan terus berjalan tanpa mau menunggu tanpa mau tahu. Dan demi apapun, tahun depan aku harus sudah melangkah pergi dari kampus ini menuju tempat dimana aku diharapkan, setelah memegang selembar surat keterangan yang memberi keterangan bahw

Dinamika DINAMIKA 2011

Image
Selamat datang Kawan, Salam kenal Sahabat Bersama menjemput pengetahuan di kampus kita tercinta Jangan patah semangat, mari bulatkan tekad Demi raih prestasi meski rintangan kan slalu menghadang (Penggalan Lirik Jingle DINAMIKA 2011, by: Mia Putri Melani) Hanya Tuhan yang tahu kebingungan dan kekhawatiran ku waktu diserahi amanah menjadi ketua panitia DINAMIKA 2011. Kala itu Oktober kemarin aku sudah memutuskan untuk maju saja mendaftarkan diri untuk posisi Ketua Panitia, bermodal grand design seadanya yang aku tulis sampai bergadang menjelang pagi dan sedikit keberanian untuk mengikuti interview namun bagaimanapun entah mengapa aku pikir ini jadi semacam Blessing in Disguise akibat pembawaan ku yang kurang mampu membedakan makna nekad dan berani. Dan kemudian, Tuhan memberikan jalan kemudahan, kehadiran para rekan yang bersedia mengikuti serangkaian proses rekruitmen sampai akhirnya bergabung menjadi panitia makin memantapkan langkah, dan roda kepanitiaan mulai berjalan, makin lama

Bukan Sekedar Mendengar

Image
Aku cukup sering melihat atau terlibat dalam suatu pembicaraan yang kedua pihak sama- sama ingin terus bicara, tak ada jeda untuk mendengar, apalagi memahami. Yang susah adalah kalau bertemu lawan bicara yang bersikeras walau sudah diberitahukan seperti apa seharusnya. Ujung- ujungnya, dengan terpaksa mengalah, capek kalau diteruskan. Lebih gawat lagi kalau sampai emosi alias marah. Bisa jadi lebih tidak berguna lagi. Aku kira mungkin di titik ini adalah tanda bahwa aku sebaiknya belajar lebih banyak untuk mendengar, bukan sekedar mendengar, tp mendengar untuk memahami agar bisa melihat suatu hal dari sisi lain, lalu memutuskannya dengan benar. Bukan baik, karena kebenaran insyaALLAH baik, tapi kebaikan tidak selalu benar. Banyak mendengar memang seperti terlihat tidak menguasai pembicaraan, namun jika sekiranya lebih banyak bicara akan menunjukkan ke-tidak-mengerti-an tentang topik bahasan, maka lebih arif untuk mendengar saja, supaya informasi yang kita terima lebih banyak dan menun

Take It or Leave It!

Image
Ada dua genre besar pertunjukkan yang biasa dipertontonkan dalam panggung kehidupan, yaitu kebaikan dan keburukan. Tentu saja keduanya memiliki nilai pengajaran yang sama berharganya, yang berbeda adalah dalam hal penyampaiannya saja. Dan sepertinya mereka yang mendapat pengajaran melalui kejadian-kejadian baik, disampaikan oleh orang-orang yang dipandang baik adalah orang yang beruntung karena tidak perlu mengalami pergolakan batin, atau semacam keraguan, untuk menerima nilai pengajaran yang berharga itu tadi. Tapi itu tidak terjadi bila mendapati pengajaran melalui kejadian yang buruk, melawan norma bahkan ditentang agama atau melalui orang-orang yang sepertinya bukan orang baik-baik, entah karena kesan sekilas, gaya bicara atau laku sehari-hari. Karena tantangan berat pertama yang harus dihadapi adalah bersabar untuk tidak buru-buru menghakimi petuah sang kawan tersebut. Sebab bisa jadi aku lupa, bahwa bukan masalah siapa yang menyampaikan tapi apa yang disampaikan. Bila bertemu h

Wae Wa E O (Kita Bisa)

Image
Walau negeriku ini sudah carut marut sama kasus korupsi dan kisruh politik. Tapi rupanya masih mampu menyajikan pesta pembukaan Sea Games dengan meriah dan gegap gempita. Sehingga membuat negeri tetangga patut aku kira angkat topi dan membuka sebelah matanya agar tidak lagi memandang sebelah mata. Karena nyatanya Indonesia juga mampu menggelar perhelatan akbar dengan pembukaan yang menyemarakkan langit kota Palembang. Dan untuk itu aku bangga menjadi pemuda Indonesia, semoga kamu dan kita semua akan selalu begitu. Banyak yang membuat perhelatan ini menjadi semarak, selain event Olah Raga itu sendiri, coba cermati lagu resmi dan video klipnya yang berjudul Wae Wa E O (Kita Bisa), ciptaan Yovie Widianto yang dinyanyikan oleh Yovie dan teman-teman. Pemain video klipnya menunjukkan wajah ceria dan optimis dan yang aku paling suka itu intro nya yang menunjukkan atlet dari Timur Indonesia, dengan iringan aransemen yang khas Indonesia yang timur. Jelas nian tersirat pesta olah raga ini men

Lantai Tiga Pagi Ini

Image
Hari ini aku ujian terakhir tingkat tiga, sudah masuk hari ketiga ruanganya dilantai tiga dengan posisi di deret ketiga. Entah apa salah si angka Tiga sampai harus aku ulang berulang ulang sampai bosan mengulang, lalu apa lagi ini salah si Ulang sampai harus aku ulang- ulang lagi berulang- ulang. Ah sudahlah. Tapi pagi ini tidak seperti hari sebelumnya, aku sudah diruangan beberapa belas menit sebelum, lain hal kemarin waktu aku tergopoh-gopoh menaiki tangga karena sudah mepet waktu. Sebuah kemajuan. Begitu sampai aku duduk dan melepas pandangan menembus dinding ruangan berkaca yang bukan karena tingginya ia jadi istimewa, tapi pas saja menghadap ke jalanan Bintaro Utama, masih pagi jadi nampak sekali terlihat geliat kehidupan disini baru mau mulai. Diluar sana cuaca seperti masih dingin lembap, asik kalau dibawa tidur aku kira. Satu dua mobil melintas tidak memberi takut seorang Ibu yang menggandeng anaknya melenggang menyebrang jalan, mungkin mau mengantar ke sekolah. Putih Merah se

Move On

Image
Entah kenapa, beberapa hari belakangan ini aku suka dengan kata "Move On" ini. Pertama dengar waktu kawan satu kelas ada yang lagi down karena satu hal, kemudian kawan yang lain memberi masukan dengan kata-kata ini. Terus waktu di kampus dua hari lalu dapat sms undangan datang ke Conversation Club dengan tema bahasannya Move On . Sebuah kebetulan? Only God knows. Setiap scene perjalanan hidup ini pasti pernah bertemu dengan suatu peristiwa, momen yang memberi pengalaman emosi yang baru, mungkin sama saja sebetulnya karena berkutat dengan emosi buruk atau baik, tapi ada pembaruan yang mematangkan jiwa dan pola pikir, tapi dengan catatan jika ada keberanian untuk lanjut melangkah, sebab terlalu lama melambung dengan kegembiraan akan membuat lupa dengan tanggung jawab yang sebenarnya, dan terlalu lama tenggelam dalam duka akan mengikis rasa syukur. Momen atau peristiwa itu memang tidak bisa dihindari tapi bukan berarti tidak bisa ditinggalkan. Move on adalah kuncinya. Move

Gracias a Dios.

Image
Jujur saja aku sepertinya belum terlalu baik dalam membedakan berani dengan nekad, sebab bagi ku keduanya sama berarti melangkah maju tanpa tahu apa yang akan terjadi didepan, dengan menjawab pertanyaan 'bagaimana nanti?' dengan kalimat 'kita lihat nanti!'. Terdengar naif namun memang itu yang terjadi, mungkin seperti tidak paham antara beda keinginan dengan emosi sesaat, yang akhirnya membuat sesuatu menjadi tidak tuntas, bahaya sekali ini aku kira. Sampai kapan aku terus seperti ini? Tidak boleh berlama- lama lagi! Melalui chat room , seorang teman pernah memberi jawaban ketika aku pernah suatu kali mengeluh tentang amanah yang dulu dengan yakinnya aku ambil. Ia hanya berkata bahwa karena aku telah mengambilnya maka aku harus menyelesaikannya dan bertanggung jawab atasnya, bukankah sebelumnya sudah aku sudah beri tahu diriku sendiri mengenai resiko pribadi dan psikologis yang akan aku hadapi nantinya? Akhirnya, tidak ada pilihan lain selain menyelesaikannya. Dan kini

Vamos Pronto!

Image
Aku buka twitter sore tadi, begitu lihat timeline , seorang teman SMA dulu me retweet sebuah tweet dari akun yang aku kenal, dan isi tweetnya membuat aku merasa sensasi sore ini beda, bukan sekedar sore dengan hujan yang biasa dingin namun pikiran serta sudut pandang yang baru, walau tidak baru sekali karena seringkali terlupa. RT@xxxxx: Jngn pernah meremehkan dirimu. Tuhan memberikanmu hidup bkn krena kamu membutuhkannya, tapi karena seseorang membutuhkanmu. Begitulah isi tweet yang aku maksud, aku tersenyum dalam hati membacanya, senyum senang karena aku mulai merasa tidak sia-sia hidup ini, aku tahu bahwa tweet itu bukan kutipan ayat suci sehingga kebenarannya masih perlu dipertanyakan, namun buatku, dari mana kebenaran itu datang, tidaklah jadi soal, karena kebenaran itu selalu insyaALLAH baik. Mungkin benar ada orang yang membutuhkanku sehingga aku diciptakan,dan mereka setidaknya membuat hidupku tidak sia-sia karena mungkin kini garis takdir tengah mempertemukan kami atau justr

Merapi, Kali Ini.

Image
Akhirnya tercapai juga keinginan mendaki gunung di Jawa Tengah. Merapi, kali ini. Alhamdulillah walau agak gentar kalau aku ingat erupsi nya yang masih baru dalam hitungan tahun, sampai juga ke puncaknya yang pekat belerangnya dan panas uapnya, 2911 mdpl lewat jalur Selo, Semarang. Akhir pekan ini, 21-23 Oktober aku ikut serta dengan 23 orang yang dikoordinir oleh Lisna (temen sependakian Semeru dan Ciremai beberapa waktu lalu) merapat ke Merapi, beberapa orang dari kami berangkat dari Stasiun Senen menumpang Kereta Tawang Jaya tujuan Stasiun Semarang Poncol, selebihnya naik dari Stasiun Bekasi dan 1 orang di Terminal Terboyo, Semarang. Kereta Ekonomi yang kami tumpangi lebih tertib, tidak berjejalan dan tidak ada yang berdiri. Berangkat dari Jakarta pukul 21.30 malam kami sampai di Semarang pukul 06.00 pagi waktu setempat, istirahat sejenak dan sarapan pagi di warung makan keluar stasiun (tapi menurutku kurang recommended karena harganya mahal untuk ukuran wilayah Jawa yang sering a

Dinamika Sebuah DINAMIKA

Image
PENGANTAR DINAMIKA (Studi Perdana Memasuki Kampus) STAN dari tahun ke tahun terus mencari bentuk yang ideal dengan tema yang khas, memorable, dan aplikatif. Menurut saya ini wajar karena sebagai sebuah prosesi singkat tentu ada banyak usaha dan dinamika pemikiran untuk memaksimalkan waktu yang tersedia dalam menuju hasil yang diinginkan, sehingga apapun tema yang diangkat dan bagaimana pengejawantahannya harus lah berimbas pada pembentukan pribadi baru yang mencintai almamater dan berkepribadian paripurna (sosial, akademis, inisiatif) sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman yang makin kompetitif tanpa meninggalkan budaya ketimuran yang identik. KONDISI KINI Menanggapi tuntutan tersebut, maka akan muncul pertanyaan besar yaitu apakah dalam waktu singkat itu akan memicu munculnya pribadi paripurna yang diharapkan? Memang proses pembentukan sebuah kepribadian adalah proses panjang dan melibatkan banyak aspek. DINAMIKA adalah salah satu dari sekian banyak aspek itu, dan ekspektasi riil

La Indonesia Es No Pequeno

Image
Hari ini aku mendengar tiga kabar yang sama diputar oleh 3 acara berita yang tidak sama. Tentang kisruh perbatasan RI-Malaysia, ini cerita lama yang timbul tenggelam pembahasannya, kadang panas namun mereda diam dan tiba-tiba meledak lagi. Indonesia ini memang tidak kecil. La Indonesia Es No Pequeno kalo kata orang Spanyol. Dan setiap pagarnya menjadi rentan konflik atau setidaknya menjadi leverage oleh bangsa tetangga dalam pertaruhan keutuhan dan kedaulatan negeri tercinta ini ketika kita lengah oleh caruk maruk urusan mereka yang kita titipi amanah untuk mengurus negeri. Disebutkan juga tadi bahwa DPR mengadakan Sidang membahas konflik perbatasan ini, para pejabat seperti Menlu dan Menhan, sekilas ditampakkan ketika mereka berpoto bersama sesaat sebelum atau sesudah rapat dalam pakaian rapi khas pejabat. Aku penasaran tentang apa yang mereka bicarakan dalam rapat itu, atau lebih jauh lagi aku pengen tahu apakah mereka yang hadir dalam rapat itu sudah pernah melihat langsung turun

Perdagangan Organ Tubuh

Image
Coba perhatikan lagi! Mau tidak mau, sadar tidak sadar kondisi pasar sudah bergerak sendiri menurut tuntunan tangan tak tampak mungkin sudah masuk ke segala aspek, namun jangan sampai menyentuh sisi sosial yang sangat mendasari kehidupan yang harusnya bisa dinikmati semua kita umat manusia, lebih lagi yang mengaku sebagai manusia yang bertuhan. Disini pemerintah harus berani tegas mengambil sikap karena jika hanya diam maka sama dengan sebuah pengkhianatan terhadap nilai kemanusiaan. Berbicara mengenai perihal ini, setiap kita, manusia, tentu ingin hidup dalam kehidupan secara fisik yang baik dan tentunya dengan dukungan organ tubuh yang sehat. Dan bagi masyarakat kebanyakan, sehat saja bahkan mungkin sudah cukup dan melampaui keinginan material dan prestis lainnya yang sepertinya masih didamba sebagian golongan yang lain. Sering kita dengar kabar berita mengenai kegiatan donor dan implantasi organ tubuh dari tubuh pendonor ke tubuh resipien. Hal ini sah dan dibenarkan karena bukan da

Menilik Ongkos Demokrasi

Image
Sudah 10 tahun lebih berlalu sejak rezim orde baru, otoritarianisme, hengkang dari tatanan kehidupan politik negeri ini, dan kala itu demokrasi lahir menjadi sistem baru yang dianggap paling tepat sebagai lokomotif menuju kemajuan dan perbaikan. Pertanyaanya sudah sampai mana kemajuan tersebut serta perbaikan yang dilakukannya? Laiknya lokomotif yang memerlukan bahan bakar, begitu pula demokrasi membutuhkan biaya. Berapa besar? Demokrasi memakan biaya dalam penerapannya, baik secara ekonomi atau atau non-ekonomi, dalam sistem demokrasi sudah pasti biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk memfasilitasi aspirasi banyak pihak melalui pemilihan umum (Pemilu). Indonesia yang terdiri dari 33 provinsi dan 349 kabupaten (data dari sini ) tentu saja setiap periode tertentu harus menyelenggarakan pemilu dari berbagai level ini, sebut saja pemilihan anggota DPR/DPRD/DPD, pemilihan Kepala Daerah level Gubernur atau Bupati (Pilkada) serta Pemilihan Kepala Negara. Semakin berat jadinya beban APBN

Dua Tahun Tak Lama

Image
Dua tahun bukan waktu yang lama, cukup tundukkan kepala sejenak lalu bayangan tentang hari 2 tahun lalu itu sudah muncul seperti masih kemarin saja, jelas dan hidup. Aku sukuri semua yang terjadi dua tahun ini pada hidupku, walau godaan dengan kata 'jika saja', 'seandainya', 'apabila' selalu datang meminta untuk kuturuti, tapi untungnya tidak. Karena aku diberi akal yang harus aku gunakan untuk berpikir bukan untuk merasa, karena rasa tempatnya di hati. Dua tahun ini 2010-2011 seperti menjadi kesempatan ku untuk mengenali diri sendiri dengan lebih baik. Dan tanpa sadar hal ini membentuk aku yang sekarang. Terima kasih ya ALLAH sudah menuntun ku menjalani jalur ini. Aku senang karena keputusan ku untuk menjadi ketua angkatan dan dua tahun menjadi ketua kelas di bangku kuliah mengantarkan pada pengalaman dan pemahaman yang sangat berguna. Tentang sabar, berbuat baik, bergaul dan bersikap positif. Beberapa kali aku jatuh karena emosi dan artinya aku gagal, namun b