Kekonyolan Sebuah Cinta
Tulisan ini terinspirasi dari Note seorang kawan di kantor yang ia share di fb saya beberapa hari yang lalu, intinya tentang Sikap Umar Bin Khattab menghadapi kecerewetan istrinya, dan saya terkejut ketika seorang Umar Bin Khattab yang terkenal tegas dan sangar justru diam ketika dihujani keluhan dan omelan sang istrinya sampai akhirnya istrinya lelah 'berbicara' lalu beliau menasihati dengan canda tawa sehingga suasana keharmonisan tetap terjaga...
*hahahha.. inilah kalo Bujangan, feeling buat pengen segera 'cari kawan' kembali bergejolak ketika membaca cerita suka cita hidup berumah tangga*
Assalamualaikum kawan2 and dear all, apa kabar??? sebenarnya sudah lama mau nulis tentang postingan ini, cuman belum ketemu triggernya ya... ketahan teruslah, sampai akhirnya ngebaca note kawan saya itu, dan belum lagi disinii... hikss... akhwat2nya cantik2, membuat naluri lelaki saya melalui mata ini melompat2 pengen dipuaskan dan menuntut dilepaskan melesat seperti anak panah dari busurnya, dan semoga seorang wanita yang sampai sekarang telah menjadi pilihan saya untuk dinikahi kelak bisa memaklumi, dan satu kalimat saya untuknya adalah :'banyak wanita cantik di dunia ini, yang lebih cantik dirimu banyak, yang lebih kaya darimu juga banyak namun tak ada yang bisa lebih menenangkan hatiku selain dirimu dan dengan ini semoga kau bisa menghargai usaha ku untuk menempatkanmu dan mengingatkanmu selalu dihatiku setelah ALLAH.SWT, amin karena aku yakin kaupun setuju bahwa dengan cinta kita padaNYA akan membuat kita semakin saling mencintai :) '
hehehehe... before it is getting more serious and puts us into boredom, sekarang saya mau menuliskan tentang pengamatan saya dari apa yang selalu saya lihat dari kisah dua orang yang saya cintai dalam kehidupan sekarang ini, tentunya yang saya amati bukan sekian banyak orang, bukan satu RT, ya paling dari baca2 cerita2 atau liat2 di internet atau kisah di keluarga saya sendiri hehehe..
Dalam cerita kehidupan sehari2 seorang laki2 yang menceburkan diri mereka dengan mencintai seorang wanita maka hidup mereka seperti seolah2 antara dua pola yang rutin terjadi yaitu: dibutuhkan dan dimarahi..
Ketika dalam suatu pernikahan seorang laki2 mengucapkan Ijab Qabul pernikahan, maka disitu terjadi pengambilalihan tanggung jawab penjagaan seorang wanita dari orang tuanya ke suaminya. dan dengan ini maka sang suami menjadi Laki2 yang sangat dibutuhkan sang istri sebagai tempat berteduh, berlindung, berbagi, bercerita dll. dan sebaliknya sang suami pun merasa bahagia karena akhirnya ada yang mencintainya, merawat anak2 kelak, mengatur uang belanja, menjagakan harta dan hasil kerja kerasnya, kawan berbagi+bercerita setelah seharian penat bekerja dan lain lain. namun semanis inikah???? hahahhaha.... tentu tidak?? dan why is it so????? well, let us check it out..
mmhhh... coba kalau kita balik sedikit ke bagaimana Bunda Hawa diciptakan yaitu dari tulang rusuk kiri Ayah kita semua kan, yaitu Nabi Adam,AS. dan tulang rusuk itu tentu tau semuanya bahwa itu bukanlah tulang yang lurus, bengkok yang ada. akan patah jika terpaksa diluruskan atau tetap bengkok dan mengganggu jika didiamkan..
lalu kenapa???? salah??? terus mau diapakan???
hehehe...secara saya belum nikah dan daripada memberikan jawaban2 yang idealis dan teoritis namun sulit secara kenyataan, maka ijinkan saya memberikan jawaban dalam bentuk kejadian yang pernah saya lihat dan yang pernah saya baca.. hehehe... ok, dalam kehidupan pernikahan yang saya lihat.. setelah hitungan bulan menjelang tahun telah berlalu maka disitu muncul keadaan dimana beragam tuntutan mulai muncul dan kepenatan bisa terjadi, wajar... namanya juga manusia, namun luar biasa jika cinta itu tetap tertahankan sampai akhir usia dan menjelang tutup usia, hehehe.. dan dari kejadian yang pernah saya lihat, biasanya seiring waktu berjalan maka seorang ibu biasanya menjadi cerewet dan penuh aturan yang ingin mereka terapkan untuk anak dan suami mereka..
hahahah... biasanya suaminya menurut saja, modusnya menyenangkan hati sang istri, namun semakin sering diturutkan rupanya tuntutan semakin banyak dan ingin segera dipenuhi, well.. maksud saya tuntutan ini bukan uang atau harta tapi berupa sikap atau perilaku hidup. dan adakalanya sang suami menjadi bosan, dan akhirnya menanggapi dengan diam, dan kemudian yang terjadi adalah sang istri merasa tidak lagi diperhatikan dan tidak lagi dibutuhkan dan akhirnya menangis... lalu sang suami mendekati dan berjanji tidak akan lagi mengulangi... ok setelah beberapa bulan keadaan kembali normal, namun setelah itu tuntutan muncul lagi, suami bosan lagi dan istri menangis lagi, lalu suami minta maaf lagi, lalu baikan lagi dan begitu seterusnya.. sampai hahaha... sang suami bisa jadi mengalah dan akhirnya menjadi pendengar yang baik bagi omelan istrinya..
Namun benarkah demikian? bagaimana sikap sebaiknya yang harus diambil??? sementara saya tidak bisa menjawab karena saya tidak berpengalaman, kan belum nikahhh... tapi mungkin ada baiknya mencontoh sikap yang diambil Khalifah Umar Bin Khattab dengan memilih diam mendengarkan semuanya sambil memaklumi bahwa sesekali sang istri butuh untuk menumpahkan semua uneg2nya dan suami pun baiknya diam sambil memahami dan memikirkan semua kebaikan dan keunggulan sang istri yang sangat berharga dalam kehidupannya, dan ketika keadaan telah kembali normal maka saat itulah kedewasaan dan ketenagan seorang laki2 berperan dengan mendekati sang istri lalu menasihatinya dengan cara yang santai dibawa bercanda agar tidak menyinggung perasaanya..hehehhe..
Wassalamualaikum
cepatlah kau nikah son.....
ReplyDeletebtw oleh2 dair malay-nya mana?
ReplyDeleteSsTtssaaah... Yihaa... EW reks! Yakin sampai EW!
ReplyDelete@Jizu: nulis tentang wanita yokk zu wkwkwk kan kau pengennya tentang yang beginian juga wkwkkwkwk
ReplyDelete@AD:hehehe.. sampai mana AD???? sampai Jakarta, besok senin kl itu insyaALLAH wwkwkkwk..
ReplyDelete