Posts

Showing posts from January, 2012

Ketika PTK Digoyang

Image
Pendidikan Tinggi di negara ini bukan lagi menjadi barang publik. Semua tahu itu, kini rivalitas untuk menikmatinyapun makin ketat dan (maaf) makin tidak sehat. Tidak hanya lewat jalur tes resmi melalui adu uji pengetahuan tapi juga ada pintu khusus bagi kaum berada yang mampu membeli kursi bergengsi itu. Ekses nya sudah makin jelas, tidak perlu lagi dibahas. But at least , bagi mereka yang tidak beruntung namun masih mampu bersaing sehat, Maka melalui (Perguruan Tinggi Kedinasan) PTK, harapan itu masih ada. PTK yang berada di bawah suatu Kementrian atau Badan Pemerintah tertentu, memasok SDM untuk tiap unit nya. Kementerian Keuangan dengan STAN misalnya. Atau BPS dengan STIS, dan juga Kementrian Dalam Negeri dengan IPDN. Terlepas dari bagaimana mekanisme rekruitmennya, namun Mahasiswa/i PTK ini akan dipersiapkan sebagai PNS dengan golongan dan pangkat tertentu disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang dijalani. Berikut potongan daftar resmi struktur kepangkatan dari BKN: Pegawai bar

Touring Bintaro- Baturaja (I)

Image
Beberapa barang tersisa aku letakkan kedalam satu kardus besar, penuh dan padat isinya kujejali pakaian dan perkakas- perkakas lainnya. Selebihnya aku masukkan ke sebuah kardus kecil berisi beberapa buku dan gear pendakian, serta ada pula satu buah carrier kecil ukuran 40L yang tadinya mau aku bawa saja, namun tidak memungkinkan daripada membahayakan kukira. Semuanya aku keluarkan dari kamar kos lalu aku titip kan untuk dipaketkan saja Februari nanti. Via Pos. Sesaat kuedarkan pandangan sekilas ke beberapa sudut ruangan, lalu tidak kutoleh lagi. Pintu kututup saja. Aku akan menempuh perjalanan jauh dengan motor Scorpio ini. Dari Bintaro (Jakarta Selatan)- ke kampung halaman di Baturaja (Sumatera Selatan). Bismillah. Pagi itu pukul 09.30 WIB, aku berpamitan dengan beberapa penghuni dan tetangga kos. Ibu yang biasa membantu bersih- bersih dikos tampak mata nya berkaca- kaca, aku tahu tapi aku segan bersikap emosional. Biar kutertawakan sendiri saja rasa haru ini dari balik kaca helm d

Merbabu: Bukan Sekedar Saja (END)

Image
Hari masih gelap, deru angin masih kencang, keluar tenda pun jadi enggan, padahal niat yang disepakati kami akan bangun pukul 04.30 untuk ke Puncak Merbabu. Oblok yang kali pertama keluar mendapati indahnya citylight Desa Kopeng dan Salatiga di bawah sana, namun kami bangun justru untuk menyeduh air hangat dan menyepakati untuk paling lambat pukul 05.30 saja keluar dari tenda nyaman ini. Voilla.. setelah semua siap, kami pun meninggalkan tenda dengan membawa bekal perjalanan 2 jam ke Puncak sana. Setelah doa bersama, kami mulai jalan menuju Pos berikutnya yaitu Pos Batas Kabupaten, bukannya Pos Helipad (sepertinya ada pemetaan terbaru, terlihat dari plang pos yang masih baru), untuk menuju pos ini hanya 15 menit saja menuruni medan bebatuan, dan kembali menanjak dengan cukup curam sampai tiba di Pos Helipad, diantara kedua nya ada satu jalur sempit diantara dua jurang kawah yang dinamakan jembatan setan. Hampir satu jam pertama, cuaca cerah mendukung, pemandangan hijau perbukitan dap

Merbabu: Bukan Sekedar Saja (II)

Image
Tidak semua orang bisa menikmati setiap langkah pendakian yang ia jalani, aku pun butuh waktu dan tempaan pengalaman untuk bisa paham arti kegiatan 'mendaki gunung', ada tipe pendaki yang memaknainya sebagai keharusan untuk mencapai puncak. Puncak adalah harga mati, begitu kata mereka. Aku tahu seperti apa jadinya punya prinsip seperti itu. Namun ada juga yang beranggapan bahwa bagaimana proses panjang suatu pendakian mampu dilewati dengan tenang dan sabar, justru disitulah makna pendakian itu berada. Kalau kata Sir Edmund Hillary. It is not the mountain we conquer, but our selves. Aku kini cenderung untuk menjadi tipe kedua saja. Lebih tenang dan menenangkan. Bukannya jadi seperti tanpa tujuan namun hanya agar lebih menikmati proses dan mematangkan emosi. Sekedar itu saja. OK, Kembali tentang Merbabu. Pukul 13.30 WIB kami berlima mulai trekking dengan medan awalan berupa perkebunan penduduk sekitar 500 meter pertama dan masih cukup landai. Kentang dan Kol tampak tumbuh subu

Merbabu: Bukan Sekedar Saja (I)

Image
Gunung Merbabu berada diketinggian 3150mdpl dan secara administratif masuk wilayah Kecamatan Getasan, Semarang, Jawa Tengah. Gunung yang berdiri memaku tengah pulau Jawa ini berdampingan dengan Gunung Merapi disebelah utara nya. Aku sudah sekitar 3 minggu yang lalu merencanakan pendakian ke Gunung Merbabu, dan akhirnya alhamdulillah terlaksana juga bersama empat orang tim yaitu: Bange (Cikarang), Bang Jainer (Indramayu), Adit (Demak) dan Oblok (Jakarta). Jalur yang kami pilih adalah Jalur Kopeng Cuntel. Kami berangkat dari Pool Bis Sinar Jaya daerah Cibitung, agak beda kali ini, karena menumpang Bis Eksekutif, bukan karena mau membeli kenyamanan, namun karena sudah kehabisan tiket KA Ekonomi tujuan Semarang. Sebuah pilihan yang membuat biaya membengkak sampai 50%. Itupun dengan bis ini kami berangkat justru menuju terminal Giwangan, Yogyakarta untuk menjemput Bang Jainer dan meneruskan perjalanan ke Terminal Magelang. Perjalanan yang panjang sekitar hampir 12 jam dengan dua kali isti

Rundown Merbabu

Image
Rute Jalur: Naek (in) : Jalur Kopeng (Cuntel); Turun (out) : Jalur Kopeng (Cuntel) Kopeng adalah nama salah satu desa di kecamatan Getasan, Semarang Jawa Tengah Transportasi: Berangkat (Jakarta- Yogyakarta): Bis Eksekutif Sinar Jaya (Terminal Cibitung- Terminal Giwangan) Pulang (Semarang- Jakarta) : Kereta Ekonomi Tawang Jaya (St. Semarang Poncol- St. Pasar Senen) Waktu Kegiatan: Jumat, 20- Senin, 23 Januari 2011. Semua berangkat pada tanggal 20 Januari hari Jumat, kumpul di Terminal Cibitung (Kecuali Bang Jainer dan Adit). Harus sudah stand by pukul 16.30 karena Bis berangkat pukul 17.00 WIB. Peserta Kegiatan: 1. Jainer 2. Bange 3. Oblok 4. Adit 5. Ebas Perizinan: Perizinan pendakian dilakukan di basecamp Tekelan, yang berada di desa Cuntel. Siapkan fotokopi KTP dan uang administrasi Rp4.000. Perlengkapan dan peralatan pribadi: Headlamp dan baterai cadangan minimal dua Sleeping Bag Peralatan Makan (sendok, gelas dan piring) Geter Peralatan Mandi (sikat gigi, sabun) Matras, Jas Hujan

Mekanisme Pajak Pigovian

Image
Pajak, ketika ia turun serta sebagai regulasi dalam permainan mekanisme pasar akan menyebabkan terjadinya defisiensi baik bagi konsumen maupun produsen dan menimbulkan kerugian beban baku yang lebih besar daripada pendapatan yang akan diterima pemerintah. Hal ini terjadi sebab dipasar pajak diaplikasikan dengan fokus budgetair , tetapi kalau fokusnya digeser dengan maksud regulerend maka semua trade-off yang tadi disebutkan menjadi tidak relevan lagi. Sebagai alat untuk mengatur pola atau gaya hidup maka pajak dikenakan atas aspek tertentu dengan maksud meminimalisir dampaknya negatif yang dapat muncul untuk skala pribadi maupun skala korporat, dampak buruk tersebut tentu akan membawa eksternalitas negatif bagi sekitarnya, yang lambat laun akan mengemuka dan merugikan siapapun yang berada atau pernah berada dalam radiusnya. Contoh nyatanya adalah asap rokok, kemacetan jalan raya atau pembuangan limbah industri ke lautan. Itu sebabnya ada pajak khusus atas produk berupa cukai dan par

Bukan PNS, Hanya Pekerja Serabutan

Image
Aku paling benci kalau dulu ada yang bertanya apa pekerjaan Bapak ku. Kalau bisa, aku menghindar untuk menjawab. Jika terdesak, aku bilang Bapakku PNS. Nyatanya Bapak ku pernah bekerja sebagai PNS di Departemen Kehakiman, namun beliau meninggalkannya dengan alasan yang belum bisa aku pahami kala itu. Dan memilih bekerja sebagai pekerja serabutan, kadang- kadang berkebun, kadang jadi makelar, kadang jadi wartawan surat kabar lokal, dan lain- lain. Kadang aku menyesal lahir sebagai anak seorang wiraswasta serabutan, apalagi kalau kawan- kawan sekolah ku mulai saling membanggakan profesi Bapak mereka. Apa yang bisa aku banggakan dari seorang pekerja serabutan? pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian istimewa. Tubuhnya yang gempal dan padat berbalut kaos lengan pendek seadanya berkawan motor GL Pro sederhana yang sudah lewat masa kejayaanya. Jauh dari sosok gambaran orang sukses versi manusia masa kini. Tapi diluar profesinya, Bapak sangat humoris. Tiada hari tanpa gelegar tawa bersama

A Lecturer and All That

Image
Satu waktu di ruang kelas Gedung J-104, masa itu adalah pekan pertama perkuliahan semester terakhir dan kami sedang menunggu dosen untuk mata kuliah Komputer Audit. Isu yang kami dengar adalah beliau tipe dosen yang on- time, sehingga sebagai ketua kelas, sudah aku jarkom via sms kepada 30 orang teman satu kelas untuk datang lebih awal, tidak biasanya. Lalu tak lama kemudian sosok pria berkacamata, dengan rambut tampak sudah memutih masuk ke dalam ruangan, sang dosen sudah tiba. Aku duduk di baris paling depan saat itu, satu bangku dengan kawan dari Sumatera Utara Andi Ginting namanya. Biasanya kalau satu bangku dengan kawan ini, aku sering bercanda namun kali ini tidak, bicara pun harus bisik- bisik takut ketahuan sang dosen, maklum entah kenapa kesan pertama ku dengan beliau memberi semacam sensasi rasa takut, cemas atau khawatir berlipat- lipat. Pertama karena aku memang 'kikuk' jika membahas hal seputar IT, kedua karena citra sang dosen yang kugambarkan seram dalam pikiran

Inginku Tentang Kita

Image
1 Call Ended 22:35 Thu 12 Jan +6281958847xxx Apa yang bisa kita kenang dari hari kemarin saat ribuan lintasan angin mengudarakan suaramu dan suaraku? Nama tempat? Nama orang? atau sekilas bayangan gelak tawa kita? Mungkin tidak ada lagi yang tersisa, tapi satu yang tidak akan tercecer setitik pun, yaitu rasa. Sebut saja rindu, kasih atau sayang. Kian lama kian dalam tanpa pandang jarak, tempat atau waktu, seperti tadi sesaat sebelum kita mengakhiri pembicaraan. 1 New Message +6281958847xxx 22:39:33 12/01/12 Aku sudah ada pada titik untuk belajar menjadi manusia yang paham tentang mencintai dan dicintai, walau mungkin belum sesempurna kau. Lambat laun nanti akan mantap jua, agar pasti kita melangkah maju, tanpa ragu untuk menjadi diri sendiri selalu. Karena seperti lirik lagu, kau adalah salah satu anugerah terindah yang pernah aku terima. Aku butuh kau untuk disisiku. Tapi tidak semudah itu juga bagiku meninggalkan rimba belantara yang kau sebut sebut melelahkan dan penuh resiko, kare

Sekilas Thanksgiving

Image
Setiap hari Kamis di pekan keempat bulan November setiap tahun di Amerika Serikat, atau di Senin pekan kedua bulan Oktober di Kanada, adalah hari Thanksgiving (pengucapan syukur) dimana para keluarga akan berkumpul menikmati makan malam bersama diisi obrolan tentang hal- hal yang membuat mereka bersyukur, satu per satu oleh masing- masing anggota keluarga. Hari itu adalah hari libur nasional tahunan disana. Satu hari yang tidak ada di sistem kalender negara kita Indonesia, dan bukan hal yang penting untuk diperdebatkan cuma masalah adat/ kultur sahaja. Tulisan ini aku buat karena rasa penasaran mengapa di daerah sana ada hari khusus untuk bersyukur, dan ternyata ini dilatar belakangi oleh suatu adat kebiasaan mereka untuk mengucapkan terima kasih dan rasa bersyukur di akhir musim panen. Hanya itu? Sesederhana itu? Tidak ternyata, ini semua berhubungan dengan era dulu ketika migrasi besar- besaran dari Eropa khususnya Inggris ke benua baru yakni Amerika beratus- ratus tahun lalu terja

Memoar Elpeje

Image
Every ending is just a new beginning for another thing , begitu kata kawanku (namanya Nasikhudin) waktu semua Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) DINAMIKA selesai kami serahkan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa kampus. Sudah tiga hari ini, waktu ku tersita bersama Nash, Mima, Nunah merampungkan LPJ yang jatuh tempo 10 Januari kemarin sebetulnya. Lega? Iya. Lapang? belum terlalu sebetulnya, karena LPJ yang sudah diserahkan ini masih harus menjalani proses verifikasi dan klarifikasi dengan pihak lain, sebut saja BLM dan BAK. But at least , bersyukurlah akhirnya rampung juga. Aku patut berterima kasih banyak kepada Nash dan Nunah sebagai Bendahara sudah menyusun Laporan Keuangan yang melihat isinya saja sudah cukup membuat kening berkrenyit. Juga pada Yemima sebagai Sekretaris untuk ketelatenannya menyusun dan memeriksa kembali semua dokumen yang masuk dari tiap eks ketua bidang sampai mengkompilasinya dan lebih dari itu karena ia yang akan menjadi satu- satunya eks Badan Pelaksana Harian (B

When Time Heals

Image
Dulu sepertinya aku belum siap, tapi aku nekad untuk melanjutkan cerita ini, cerita tentang kita. Dan lama- lama aku menjadi bingung. Sepertinya aku yang menjadi berlebihan. Mungkin bingung, sebab rupanya aku belum siap menjadi diriku yang baru, dengan mu. Lucu, aku seperti merasa bingung ketika diperhatikan, disayangi atau mungkin dicintai. Sepertinya paradigma ku dulu salah, aku kira dulu aku hanya hidup ditakdirkan hanya untuk mencintai bukan dicintai. Semua berubah ketika kau masuk kedalam kehidupan ku. Kini aku mulai takut kehilanganmu, aku mulai rela meninggalkan ambisiku, menanggalkan impian tinggiku untuk bisa menjadi lebih dekat denganmu, mewujudkan impian kita. Melihatmu seperti aku menemukan jalan kehidupanku yang seharusnya aku jalani. Entah aku yang menemukan mu, atau kau yang menemukan aku, yang jelas kita dipertemukan. Singkatnya memang seperti inilah takdir kita. Keluar dari titik kenyamanan cara hidup untuk menuju suatu perubahan, kata orang adalah sebuah kemajuan. It

Kompleksitas Penentuan Tarif Pajak

Image
Sekarang sudah tahun 2012, Ditjen Pajak kembali menerima tugas mencari uang untuk negara dari sektor perpajakan dengan target yang (biasanya) akan lebih tinggi dari tahun fiskal sebelumnya. Target yang ditentukan oleh Badan Kebijakan Fiskal ini merupakan angka yang harus diusahakan Ditjen Pajak selama setahun kedepan melalui berbagai upaya. Di tahun 2011 kemarin, dari sumber tak resmi yang penulis dengar lewat seorang teman mengatakan bahwa sekitar 95% yang sudah mampu dicapai dari target yang ditetapkan, dan untuk itu apresiasi layak diberikan kepada Ditjen Pajak atas pencapaian ini. Upaya pencapaian target yang dilakukan oleh Ditjen Pajak dilakukan dengan langkah yang sifatnya pendekatan berupa pengawasan atau penetapan kebijakan terkait dengan tarif. Yang ingin penulis angkat dalam postingan blog ini adalah terkait dengan tarif. Sering kita dengar bahwa DJP menerapkan kebijakan baru atas tarif suatu objek, baik itu menaikkan atau menurunkan yang semata- mata tujuannya hanya satu ya