Posts

Showing posts from 2012

Bait Cinta Untukmu

Image
Malam masih terlalu muda untuk beranjak. Pagi masih kan lama menjelang. Sayang, tak juga mata ini terpejam. Belum pula hati ini berselimut tenang. Aku didera rindu padamu berkepanjangan. Ku tunggu, kau diujung syahdu. Bantu aku tuntaskan rindu yang kian kelu. Sayang, jatuhku pada ikatan gaib kita. Atau bila kau sudah tungguku di sana. Sudah kita sebut saja inilah cinta. Rinduku padamu abadi. Cintaku padamu tak bertepi. Sayang, semoga Tuhan merestui. Kudamba cinta kita kan menyejarah. Kulihat bersamamulau hidup kan sakinah. Malam makin enggan beringsut. Kian menjadi selimutnya nan pekat. Sayang, tapi tenanglah, semua bukanlah duka. Karena rona liuk liku itu cuma pengingat. Bahwa pagi sudah kian dekat. Ebas Palembang 2012.

Perjalanan

Image
Ada naluri yang tak bisa kubantah, ia muncul dari dalam dan memberi dorongan. Dari dulu hingga kini, dan mungkin entah sampai kapan. Mula- mula ia muncul sebagai keberanian saat aku masih ingusan untuk sekadar menembus rimba hutan bukit di seberang rumah bersama teman, lalu berlanjut menyeberangi sungai dengan rakit dadakan. Urusan resiko saat itu tak pula terpikirkan. Adalah ia, sebuah keberanian untuk berperjalanan yang melekat erat sampai sekarang. Hanya saja kini, seiring usia, arah perjalanan itu kian jauh, kian penuh resiko, tapi di sisi lain, kian kugilai. Melakukan perjalanan telah memberikanku kesempatan melihat dunia yang ternyata luas, manusia yang ternyata begitu banyak dan peristiwa yang sama sekali dulu tak singgah dalam alam pikiran ku yang paling liar sekalipun. Pengalaman berharga. Bernilai mahal. Menapak ditanah yang jauh dari tempat asal kelahiran memberiku ekstase keberkahan yang menjangkau biru langit, bahwa Tuhan telah begitu baik memberiku kesempatan mengunju

Mengapresiasi Kinerja Ditjen Pajak: Kiprah, Tantangan dan Arah Kebijakan

Image
Tahun 2012 tersisa kurang dari dua minggu. Kegaduhan selebrasi budaya pergantian tahun masehi sudah mulai terasa, sebagian mungkin ingin sisa hari di tahun ini berlalu cepat, sebagian bisa jadi tidak, termasuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP), sebab masa dua minggu tersebut adalah masa- masa yang menentukan tercapai tidaknya target pemenuhan setoran penerimaan negara demi menggerakkan pembangunan. Tahun 2012 ini target total dari PPh Migas dan Non Migas menembus angka Rp. 1032,57 T. Ditengah resesi global yang melanda kawasan Amerika dan Eropa yang ditengarai menuju fiscal cliff (Jurang Fiskal, yang terjadi akibat defisit anggaran) sudah tentu Direktorat Jenderal Pajak harus bekerja ekstra keras untuk memperjuangkan pencapaian target yang ditetapkan. Sebab kuantitas ekspor yang tertuju ke pasar kedua kawasan tersebut mengalami penurunan, belum lagi ditambah gempuran permissif produk impor mengakibatkan industri dalam negeri sedikit gagap dan goncang. Meski dilanda kondisi eksterna

Review HP Samsung XCover 2

Image
Buat pecinta aktivitas Outdoor memang hp ini terbilang cukup recommended, karena fitur standarnya dan bentuknya mengakomodasi kebutuhan spesifikasi berbagai kegiatan Outdoor, berikut fitur dan bentuk yang saya maksud: #1. Batere awet tahan lama Saya menggunakan hp ini dengan aktivitas standar seperti sms, telepon, pemutar musik dan radio. Bisa tahan sampai satu minggu, terutama bila diiringi dengan perawatan yang baik pula, belakangan saya sering selesai paksa recharge padahal belum penuh atau recharge dalam kondisi nyala sehingga daya tahanya agak berkurang jadi sekitar 4- 5 hari saja. #2. Kuat walau terus mencari sinyal Dalam mendaki gunung hp ini saya biarkan terus menyala mencari sinyal, dan ini tidak mengurangi performa batere nya. Sehingga saya tidak khawatir kalau mode ini akan membuat batere terkuras cepat sehingga mendaki tidak menjadikan saya hilang kontak dengan rekan dan keluarga dirumah. #3. Tahan dalam suhu dingin dan lembap Hp yang tidak didesain khusus untuk outdoor

Pajak & Kestabilan Sosial

Image
Ironi Konflik Tak Berkesudahan Pusaran polemik nasional yang belakangan marak mengemuka sejatinya adalah akumulasi dari konflik multidimensi di banyak wilayah yang dalam jangka panjang dibiarkan mencari solusi nya sendiri. Konflik tersebut sebagian menguap, sebagian lagi mengendap menjadi sedimentasi rapuh yang dengan mudah menyulut emosi massa secara massif. Ambil contoh konflik yang terjadi di Way Panji (Lampung), Mesuji (Sumatera Selatan) dan Abepura (Papua) atau beberapa konflik yang terjadi di sepanjang tahun 2012 ini. Wilayah- wilayah tersebut tercatat pernah dilanda konflik sosial sebab pasal sepele yang tidak sepatutnya membuat kestabilan sosial sebagai harga mahal. Ini juga termasuk konflik sosial sarat ironi yang melanda Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur) beberapa pekan silam terkait kelangkaan dan ketidakadilan distribusi persediaan minyak. Semua polemik tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah menyadarkan kita bahwa efek berantai terujung sebuah konflik pada akhirn

Tax Ratio. Dilemma lies between GNI & GDP

Image
Mengutip tulisan Andi Candra dalam artikel 'Membentuk Bangsa Yang Mandiri Melalui Pajak'  yang dimuat didalam Situs Pajak pada hari Kamis, 22 Nopember, 2012-13:32, dikatakan bahwa "Tax Ratio menunjukkan berapa besar rupiah kenaikan penerimaan pajak akibat meningkatnya Produk domestik Bruto (PDB) sebesar satu rupiah. Dengan bahasa yang lebih sederhana Tax Ratio (TR) didefenisikan sebagai perbandingan antara "penerimaan perpajakan (X) dengan PDB (Y)". Definisi Tax Ratio yang demikian merupakan definisi yang dipakai setiap negara anggota OECD (Organization of Economic Cooperation and Development). Menarik untuk dicermati dalam formulasi Tax Ratio versi OECD ini adalah penggunaan PDB Produk Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product) sebagai angka dasar pembagi Penerimaan Pajak (TX). PDB dapat dimaknai sebagai angka kumulatif bruto atas kegiatan perekonomian yang terjadi didalam sebuah negara dalam konteks batas geografis. Definisi ini mengandung pengertian

Pendakian Sindoro

Image
Senja sore itu, 04 November 2012. Kami semua sudah kembali mencapai Basecamp Sumbing. Joneh sudah langsung pulang karena besok sudah harus maduk kerja. Aku sendiri masih menyempatkan mengantar Bange dan Gustin ke jalan depan, mereka mengejar Bis ke terminal Wonosobo. Tersisa cuma aku dan Posky. Kami berdua memang sepakat masih akan meneruskan pendakian ke Gunung Sindoro. Setelah berdiskusi, besok kami pagi sekali sudah akan mulai mendaki dan target petang sudah turun kembali. Terbilang nekad untuk pendakian dengan mengandalkan sisa- sisa tenaga. Malam itu juga aku dan Posky pamit ke penjaga Basecamp Sumbing dan mulai berjalan kaki ke Basecamp Sindoro di Desa Kledung Kab. Temanggung. Sekitar 1 kilo jaraknya, kamipun tiba di sana, basecamp yang sangat seadanya, cukup untuk istirahat malam ini mengumpulkan tenaga esok hari. Beruntung, penjaganya ramah dan tanggap membantu kami membelikan makan dan sekedar ransum besok. Pak Ahmad nama penjaganya. Beliau mengantarku membeli makanan dan

Amazing Sumbing (IV)

Image
Sabtu 04 November 2012 Masih pagi sekitar pukul 04.30, tapi diluar sana udara sudah tenang. Angin dan hujan sedari tadi malam ternyata sudah reda. Pelan, kami terbangun dan mulai bersiap untuk mendaki puncak Sumbing. Usai sholat maka yang terpenting adalah sarapan agar kondisi tubuh fit. Daypack sudah disiapkan. Dan menjelang lewat pukul 05.30 pagi kami sudah siap dan berdoa bersama. Remang lampu Kab. Wonosobo masih malu- malu menjelang pagi. Sumbing, here we come... Puncak pertama yang kami sasar adalah Buntu, dari situ saya belum tahu bahwa dua puncak lainnya menunggu pula. Medan berupa bebatuan cadas dan minim pepohonan untuk berpegang, karakter gunung gundul. Sisa hujan tadi malam terlihat dari trek yang becek dan menjadi licin. Namun semua bagiku merupakan kesenangan tanpa terkecuali. Setapak demi setapak, makin lama makin tinggi dan bila menoleh ke belakang jelas terlihat bentangan pagi Wonosobo yang dipagar Sindoro. Udara dan cuaca kondusif standar ketinggian, kami terus

Amazing Sumbing (III)

Image
Sabtu 03 November 2012 Area hutan Sumbing terbilang cukup terang, alasnya jelas dan berjejak pertanda sering disambangi, mungkin oleh penduduk setempat untuk sekadar mencari kayu bakar atau para pendaki yang datang sepanjang tahun. Sumbing memang terbilang cukup ramai didaki, bahkan di musim hujan seperti sekarang ini. Kami berlima sempat istirahat sholat di jalur sebelum pos I lalu lanjut kembali mendaki menelusuri medan menanjak yang didominasi Pinus dan semak perdu. Gn. Sumbing yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa, memiliki medan yang bersahabat setidaknya sampai di pos terakhir di Watu Kotak, jalur ke puncak itu sudah lain cerita. Puncaknya sendiri ada tiga. Buntu, kawah dan Sejati yang tertinggi sekaligus yang tersulit didaki. Sekitar 1,5 jam mendaki dari titik area hutan, kami tiba di Pos I, istirahat sebentar lalu lanjut menuju pos II, medan yang kami lewati makin menanjak dan rerumputan perdu makin mendominasi, serta pohon menahun di jalur semakin sedikit. Hamp

Amazing Sumbing (II)

Image
Sabtu 03 November 2012... Tak banyak yang bisa kuingat lantaran tidur sejak dari Bandung, kecuali terbangun saat Bus istirahat makan di Ciamis. Lanjut tidur lagi dan terbangun oleh teguran kondektur yang mengingatkan bahwa bus sudah masuk Terminal Wonosobo pukul 04.30 WIB. Aku dan Gustin bergegas turun dan menuju musholla untuk sholat dan istirahat. Posky sudah menunggu sedari tadi malam. Usai sholat subuh kami merapat di warung pojok didalam terminal untuk sekedar santai menunggu pagi dengan sarapan nasi bungkus lauk ikan tongkol sembari menunggu Joneh dan Bange yang sebentar lagi tiba. Tidak lama Bange tiba, selanjutnya kami recheck peralatan dan masih kurang logistik dan gas. Aku lalu belanja sayuran, snack dan mencari gas yang ternyata sulit didapat kecuali di pusat kota. Tak ada pilihan lain, dengan menyewa jasa ojek aku ke pusat kota Wonosobo untuk membeli gss hi-cook. Lumayan, sekalian jadi sempat keliling. Wonosobo merupakan kota kecil yang rapi dan terbilang asri. Rua

Amazing Sumbing (I)

Image
Aku bersyukur sekali masih berkesempatan mendaki kembali setelah 6 bulan lalu. Kali ini gunung yang kudaki adalah Sindoro (3153mdpl) dan Sumbing (3373mdpl) di Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Wonosobo dan Temanggung yang bersebelahan persis. Pendakian ini bertepatan dengan momen tugas kedinasan yang aku dapatkan mengenai Workshop penulisan counter comment/article melalui media online di Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan, Bandung. Jawa Barat. Jumat. 02 November 2012 Workshop usai, sekitar pukul 17.00 WIB. Aku langsung meninggalkan hotel dan dengan menumpang mobil teman langsung menuju pertigaan jalan tol menuju Terminal Leuwipanjang, disana sudah janji berangkat dengan Gustin, kawan lama sejak SMA yang kini menetap di Bandung menjadi pebisnis. Dengan ongkos Rp. 5.000,- aku menumpang bus ekonomi patas dan sekitar 45 menit aku tiba di Terminal Leuwipanjang, langsung bertemu Gustin. Kami segera bergegas ke pangkalan Bus Damri untuk menuju terminal Cicaheum. Beruntung, masih ada

Koperasi dan Tameng Globalisasi

Image
Sederet data makro yang di paparkan badan internasional untuk negara kita patut membuat kita berbangga. Rate & Investment sebuah badan yang memeringkatkan tingkat kesehatan investasi sebuah negara, berkedudukan di Jepang, memberi peringkat BBB- yang artinya cukup bagus dan menjanjikan buat para calon investor, peringkat ini menjadi rujukan dari kacamata domestik maupun luar negeri. Standard Chartered Bank juga ikut memaparkan optimisme perusahaan yang berkedudukan di Indonesia lewat survey tentang kestabilan order produksi dan ekspektasi laba terakumulasi. Dan kini, Indonesia digolongkan sebagai 16 negara ekonomi besar oleh World Bank. Kepada apa lalu kita patut menisbatkan semua keberhasilan itu? Pada sistem Ekonomi Pancasila yang sudah lama menjadi bagian dari diri kita? Atau pada infiltrasi agenda globalisasi dunia yang sudah merasuk pelan ke dalam perekonomian kita? Atau bahkan memang inilah konsekuensi yang dibawa arus perubahan zaman? Sejarah mencatat perjalanan sistem eko

Beyond Blogging

Image
Saya kurang terlalu peduli dengan status blogger yang biasa disematkan pada orang yang rajin menulis di blog. Bisa jadi itu saya. Namun hingga kini, gelar itu masih terasa berat untuk disandang. Sebabnya adalah setiap kali saya menulis di blog pribadi saya ini, saya nyaris tidak pernah untuk meniatkannya untuk memberi pencerahan, menawarkan sudut pandang apalagi menghujat atau menghakimi, ini karena saya sadar kapasitas saya masih banyak perlu ditambah. Sebutan sebagai blogger itu lebih cocok ditujukan kepada tokoh kenamaan dengan jam terbang tinggi dibidang masing- masing sehingga tiap artikel yang mereka buat selalu bernas dan mencerahkan. Saya sendiri menganggap blogging sebagai terapi, saya merasa seperti tengah berdialog, berdebat dengan diri saya sendiri ketika menuliskan kalimat demi kalimat didalam blog saya. Dunia yang saya gilai sejak saya sadar bahwa dalam hidup saya tidak selalu mampu bertemu dengan kawan yang bisa selalu diajak dialog. Kalaupun bisa, tidak bisa untuk s

Menikmati Kopi

Image
Saya lumayan suka minum kopi (ngopi), saya yakin bukan karena waktu kecil saya suka curi sesap kopi ayah di meja dapur. Tapi lebih karena memang rasanya yang beda, tidak sempurna dan tidak biasa, seperti ada pahit pekat yang bertabrakan hebat dengan manisnya gula lalu menghasilkan sensasi tanggung yang menagih sesap demi sesap. Kenikmatan dalam ketidaksempurnaan.Berikutnya juga karena aroma khas nya yang tegas, seperti berkarakter. Aduk kopi disebuah cangkir kecil didalam ruangan berukuran 4x2,5m! saya cukup yakin semua mahluk bernyawa didalam ruangan itu akan bereaksi secara reflek menyadari aroma kopi mengudara lalu mungkin akan berkata lirih berbisik 'hmm.. wangi kopi nih!'. Begitulah, dari aromanya saja beda dan memikat. Saya tidak paham persis bagaimana para pecinta kopi menikmati sensasi minuman ini. tapi sepertinya mulai dari para petani bertopi caping di sebuah saung lahan sawah hingga para eksekutif kota metropolitan di sebuah gerai "food and beverage"

Menerima Kehidupan

Image
Sesak kalau ingat semua laku bodoh yang sempat saya buat di hari kemarin, kemarinya lagi atau kemarin- kemarinya lagi. Sesak sekali, seperti berada di ruang pengap yang gerah dan ingin segera lari. Kemana tapi? Bila saya lari antar dua kutub bumi pun tetap akan terasa gerah, ya sudah! Mungkin saatnya duduk diam menikmati genit debur ombak atau cumbuan angin gunung. Semua orang mungkin punya saat- saat seperti ini. Duduk diam, sendiri atau ditengah keramaian tanpa berbuat apa, cuma duduk saja, sekilas seperti menikmati hidup. Tapi, mata memandang ke depan, menantang langit sambil menatap tajam membangun semangat hidup. Adakah semua laku bodoh itu tadi terjadi begitu saja tanpa maksud, tapi murni kesalahan hidup? Bila iya, malang nian saya sempat salah langkah bahkan berkawan dengan pribadi- pribadi yang tak bisa kasih arah. Mungkin memang skenario hidup saya begini? Skenario yang disusun dengan apik sarat polemik dan liku intrik oleh sang pemilik kehidupan. Hingga kini, apa mung

Pajak, Dependensi Negeri dan Luapan Emosi

Image
Bukan sebuah curhatan, bukan pula keluhan. Mungkin anggap saja sebuah gurauan. Gurauan kecil tentang hal yang keberadaanya bagai nyawa tp disaat yang sama ia jadi sasaran beraroma caci maki dan sedikit hina dina. What a paradox! Dunia memang sudah dipenuhi fakta paradoksal yang dapat mendemotivasi siapapun. Sebagai pribadi mari perkuat motivasi dari dalam. None helps!! Kembali ke soal gurauan tadi. Tahukah anda dengan pajak? Kata ini mungkin sudah sejak lama memiliki image tak lepas dari uang, materi dan kesejahteraan. Sejak dulu.. tapi mungkin dulu semua membatu karena negeri kita belum melewati momen untuk mengusung transparansi dan akuntabilitas. Akhirnya, semua dugaan atau sangkaan mengendap menunggu terungkap. Dan like business as usual, pajak tetap menjalankan fungsi mencari uang dengan membiarkan endapan potensi yang bisa hilang. Tapi era bisu itu sudah berlalu... Kita sudah mengambil momentum reformasi sebagai lokomotif menuju perbaikan. Tak boleh lagi ada kebisuan, sem

Menggugat Jaringan Kepentingan

Image
Jaringan atau networking, dalam konteks hubungan sosial sudah bukan barang baru, ia sudah lama ada sebagai cerita dari masa ke masa. Patah tumbuh dan hilang berganti, begitulah. Dibentuk dan dibina sekelompok manusia dengan kesamaan latar belakang dan tujuan, jaringan kepentingan ini di satu titik telah dapat menggeser persamaan hak berdasarkan kemanusiaan menjadi persamaan hak menurut ego demi hegemoni dan eksistensi suatu entitas. Rantai jaringan kepentingan secara institusional bisa memutus nilai profesionalisme dan menyuburkan bibit nepotisme. Ketika rezim orde baru berkuasa, sangat jelas terlihat bagaimana penetrasi militer menyentuh sendi kehidupan saat itu bahkan hingga ke tingkat akar rumput. Lalu lambat laun rezim ini dinisbahkan sebagai rezim otoritarianisme yang akhirnya tumbang oleh people power 1998. Dari aspek kehidupan sipil kita dipertontonkan pada pola pengambilan kebijakan oleh petinggi sebuah lembaga yang mendasari pada kesamaan almamater, asal daerah, atau hub

Memoar Diklat AR

Image
Hidup penuh kejutan. Seperti baru kemarin aku menyoal pekerjaan tengik yang aku geluti, tapi semua sensasi emosi itu raib dalam hitungan hari, yakni saat aku diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan calon Account Representative di lingkungan Kantor Wilayah Ditjen Pajak Sumatera Selatan dan Kep. Bangka Belitung. AR! Walau belum tahu kapan diangkat, tapi setidaknya ada harapan. Aku masuk dalam angkatan III beserta 30 orang lainnya. Lumayan sekalian bisa menambah teman baru dari banyak daerah, termasuk dari Tanjung Pandan, kota terjauh dilingkungan kanwil ini. Banyak persiapan awal yang aku susun mulai dari mengunduh materi, mempelajari dan membaca supaya lebih ada gambaran waktu menjalaninya. Diklatnya berlangsung dari 24 s.d 28 Sept kemarin di daerah Sukabangun Kec. Sukarami. Palembang. Kejutan kembali hadir! Selama diklat berjalan, aku berusaha untuk fokus menimba ilmu bukan nilai, prinsip yang sudah kupegang sejak kuliah kemarin. Fokus perhatian aku satukan selama diklat pada

Siapa AR?

Image
Siapapun yang bernama dengan inisial AR percayalah ini bukan tentang anda. AR yang saya tuliskan ini adalah singkatan dari Account Representative, sebuah jabatan baru dalam struktur Ditjen Pajak yang lahir sebagai anak kandung modernisasi sistem perpajakan yang bergulir sejak satu dekade silam. AR, dalam perjalanannya telah menjadi satu posisi jabatan dengan variasi dan rentang pekerjaan yang terbanyak dibanding yang lain di internal tubuh Ditjen Pajak atau mungkin di institusi lain. Peran AR menjadi sangat sentral terkait visi utama Ditjen Pajak sebagai institusi yang diamanahi untuk mengumpulkan uang demi kepentingan penyelenggaraan negara. Secara umum ada tiga peran AR, yaitu; Ujung tombak pelaksanaan tugas Ditjen Pajak, Penghubung Ditjen Pajak dengan Wajib Pajak dan Personel yang diandalkan Republik untuk mengumpulkan uang bagi negara. Tugas AR menuntut keterampilan teknis perpajakan yang paripurna, stewardship yang memadai serta kemampuan menyusun prioritas yang baik dan ap

Komoditi Provokasi: Agama

Image
Kita kini seperti tergagap dalam huru hara isu keberagaman beragama, padahal sejarah mencatat bahwa hal ini bukan barang baru bagi negeri ini sejak dahulu ketika para bapak bangsa duduk bersama merumuskan dasar negara. Dibanding dulu, sajian berita soal kekerasan terhadap pemeluk suatu ajaran agama atau penistaan sebuah agama tidaklah semarak satu dekade belakangan. Situasi ini bagai masa sulit atau predicament dalam sejarah kemajemukan bangsa Indonesia. Dan dari sejarah dunia kita belajar bahwa isu agama adalah isu turunan dari manajemen yang salah urus dan kepemimpinan yang tidak becus. Isu derivatif ini bila dibiarkan akan makin mengemuka seperti masalah yang mengaburkan muasal utamanya. Pada dasarnya, setiap warga negara berhak untuk hidup aman dan tenang dalam menjalankan ibadah. Rasa aman ini bukan hanya bagi mayoritas Islam atau mayoritas Jawa, melainkan untuk semua, apapun agama dan etnisnya. Dan pemerintah berkewajiban dalam menciptakan rasa aman tersebut. Contoh yang bis

The Shifted of Apology

Image
Tampaknya kata maaf kini sudah bergeser maknanya dari soal kelapangan hati menjadi sebuah basa basi diksi. Sudah saatnya Maaf ditempatkan kembali di derajatnya yang tinggi sejajar dengan ketulusan dan keikhlasan. Ketika dua politisi berdebat sengit saling nyinyir memojokkan sampai mengangkat isu panas yang menohok nurani, pada akhirnya selesai dengan kata maaf. Ketika seorang anggota forum online dengan gencar memfitnah atau menggiring opini tanpa dasar dan kemudian terbukti salah, pada akhirnya selesai dengan kata maaf. Ketika seorang pejabat negara melakukan korupsi yang menciderai amanah dari rakyat, ia ditangkap dan dimuka pengadilan ia selesaikan dengan kata maaf. Ketika seorang atasan menggebrak meja didalam rapat. Braaakk!!! Suasana hening seketika dan berlanjut dengan ucapan maaf sang atasan karena kelepasan. Ketika dua bocah kecil bertengkar hebat hingga adu jotos, tak lama kemudian mereka sudah saling bermain kembali seperti tidak terjadi apa- apa. Polos! Maaf. K

Office Is Not A Homelike

Image
Insincerity, fakeness, individualism. Saya menulis tentang dunia kerja. Dan tiga kata diatas adalah kebenaran absolut yang selalu ada di lingkungan kerja. Bekerja bisa jadi bagian yang kurang menyenangkan dari tahapan menjadi tua dan mau tidak mau setiap kita harus masuk kedalamnya dengan alasan yang sudah sama kita pahami. Dunia kerja adalah dunia yang hanya akan melihat apa yang mampu kita hasilkan tanpa mau mengerti bagaimana dan apa yang terjadi didalam hidup. Ini pun makin diperberat dengan realita bahwa kompetisi demi status dan materi selalu akan menegasikan nilai kemanusiaan dan empati demi kepentingan diri sendiri. Jangan tanya atau harap tentang ketulusan karena setiap pelaku dunia kerja sudah terlalu sibuk dengan orientasi pribadi sebagai tuntutan hidup yang harus dipenuhi. Berharap ketulusan hanya akan berakhir kecewa, karena dunia kerja bukan bangku sekolah dimana dulu kita berteman tanpa tendensi atau udang di balik batu. Singkatnya, dunia kerja akan terus membuat

15 Tahun...

Image
Ada banyak hal yang bisa diceritakan bersama seharusnya setelah 15 tahun tak berjumpa. Namun semua memang soal hati. Tanpa ada itikad baik dan kesediann memperluas sudut pandang, semua akan sia- sia, walau dalam satu abad sekalipun tak bertemu, semua masih akan tetap sama, dendam kesumat yang membatu? prasangka tak berkesudahan? What is it lying inside?? Baiklah, yang penting niat baik telah tertunaikan. Bukan kuasa manusia untuk membolak balikkan hati. Hidup akan tetap terus berjalan seiring laju waktu. Terlalu lama terkungkung masa lalu akan membuat gelap jalan di depan. Mereka hanya korban dari hati yang terkunci dan prasangka yang terbelenggu. Dan saya adalah manusia yang tidak akan pernah takut bermimpi, terus bertindak dan berdoa demi hari depan yang lebih baik. Sama seperti siapapun yang sejalan dengan pikiran saya. Karena inilah hakikat hidup, and.. It is great to be alive! Thanks... Palembang September 2012

Pulau Kemaro

Image
Ada sebuah pulau di tengah Sungai Musi, sekitar 6 km dari Jembatan Ampera ke arah timur. Pulau Kemaro namanya,dengan ukuran seluas 24 Ha, pulau ini adalah pusat ibadah umat Budha Sumatera Selatan, terutama bila tiba perayaan Imlek. Pagoda 6 tingkat, klenteng serta patung tokoh seputar kepercayaan Budha dibangun di pulau ini. Saya menunjungi Pulau Kemaro ini bersama dengan 4 orang teman yang kebetulan lagi tugas ke Palembang. Kami menyewa kapal ketek seharga Rp 130.000 untuk perjalanan pulang pergi. Semula harga yang ditaruh adalah Rp 250.000 harus negosiasi alot baru bisa turun. Waktu tempuh sekitar 30 menit melintasi Sungai Musi, pemandangan tepian kiri kanan cukup beragam, mulai dari sentra pasar 16 Ilir, rumah panggung, kios terapung, anak kecil yang mandi di tepi sungai hingga BUMD PD Pusri Sriwijaya. Arus gelombang lumayan kencang dan hari belum terlalu terik, Wonderful!! Begitu tiba kami langsung memasuki gerbang klenteng dengan patung naga khas China. Berkeliling di be

Hari Ini.

Image
@05.00. Seting: Kamar Bujangan. 'Alarm rutin' dari yang terkasih mendentumkan bass intro lagu dari Rob Thomas. Tak lama, Pagiku pun bermula. 14 September hari ini. Beranjak bangun, bergegas sholat, sejenak wajib lapor pagi, lalu pergi mandi. Bersiap dan kemudian meluncur bersama Kalajengking Biru yang setia menemani. @08.00. Seting: Kantor Bujangan. Rutinitas sosial dimulai. Fleksibilitas karakter mulai dipakai. Harus adaptif dan tahan banting. Setumpuk surat harus saya catat, amplopi lalu kirim, sejumlah konsep harus diantar ke pejabat penandatangan. Dan isian administrasi Sensus saya lengkapi dan laporkan. Hasilnya, menjelang Jumatan semua usai namun yang lain menjelang. Great!! @15.00. Seting: Ruang Rapat. Evaluasi pekerjaan. Secara kuantitas msh jauh dr yg lain, hanya 621 yang berhasil di sensus hingga 'sudden cut-off'. Tapi saya puas sudah menikmati ragam sensasi di lapangan. Itu sudah alhamdulillah. Walau total target penerimaan dari sini mungkin bisa l

Tukang Surat

Image
Ini bukan tentang petugas pos, lalu apa ya? Mungkin sekadar cara saya menertawakan nasib. Tentang bagaimana bahwa dalam usia 25 tahun ternyata saya terdampar di kota ini dengan status sbg tukang surat di kantor pajak yang mentereng. Ya, tukang surat, saya tidak sedang mengigau dan anda sepenuhnya dalam kondisi sadar. Sudah 8 bulan saya di kota ini, setelah 8 tahun yg saya habiskan di Jakarta. Tadinya saya kira dengan bekal pendidikan yg lbh baik, saya akan berjibaku dengan pekerjaan teknis tempat segala kesempatan menerapkan ilmu masa kuliah kemarin berada. Tapi nyatanya hingga kini, saya hanya dipercaya sebagai tukang pengantar surat antar lantai antar ruangan, penatausaha dokumen dan laporan. Kalau sedang beruntung bisa naik kelas untuk ikut kunjungan ke lapangan. Atau seperti saat ini, jadi petugas sensus pajak ke lapangan, dari pintu ke pintu. Tapi yaa.. Sudahlah, saya coba melihat ini sebagai latihan berbesar hati. Bahwa sebagai pegawai baru saya adalah yang dianggap panta

Intuisi Sepi

Image
Sayangku... Bersamamu adalah menikmati setiap waktu berdua denganmu walau dalam diam sekalipun. Karena aku tahu di saat yang sama hati kita sedang berbicara. Bersamamu adalah mendengarkan renyah tawamu, karena bahagiamu adalah bahagiaku walau dengan sadar aku katakan bahwa aku belum berani menyentuhmu hingga kau halal bagiku. Bersamamu adalah meresapi suasana sederhana di tepi jalan sembari menghabiskan kudapan yang seadanya. Karena kita tahu bahwa bahagia itu kita yang buat, bukan apa yang orang katakan. Bersamamu adalah membicarakan tentang hidup dan cita- cita hari esok, yang mungkin masih jauh di ujung sana namun bagiku hadirmu kian memberi alasan untuk terus maju. Bersamamu adalah menghadapi hidup dengan berani, dari kalimat- kalimat sederhana yg biasa kita bahas soal tantangan dan beratnya rintangan barubah menjadi optimisme kehidupan. Bersamamu adalah mensyukuri hidup dan kehidupan aku, kau lalu kemudian KITA, sayangku...

Insensitif

Image
Makin kesini, otak ku makin selektif memilah kejadian, suara, omongan atau isu mana yang baik untuk dicerna. Bila dulu hasil ujian untuk mata kuliah Pajak Pertambahan Nilai pernah hanya 56 sudah membuat uring- uringan, insecure dan cemas. Kini, hasil pekerjaan di kantor yang tidak seberapa sempurna pun masih bisa kubawa dengan santai. Mungkin karena sudah menjelang seperempat abad ini. Kalau menoleh ke belakang sejenak sudah cukup panjang jalan yg sudah terlewati. Tapi, jalan didepan juga terlihat masih panjang mungkin seperti tidak berujung. Kemarin adalah pelajaran, dan hari depan masih misteri. Bagus lah ini ku kira, karena enteng rasanya bisa terbebas dari beban pikiran yang tidak seharusnya jadi beban. Atau mungkin karena ini terarah dengan sendirinya karena dorongan doa juga logika yang melihat apa apa yang lebih penting, serta patut diupayakan dengan berpijak pada pengalaman serta pelajaran hari kemarin. We are not who we are now without the past we experienced. Atau bisa

I Go Mobile

Image
Sebetulnya sudah sejak lama aku berpikir untuk membeli gadget yang sesuai dengan hobi, dan alhamdulillah hari Jumat kemarin bisa terwujud. Aku membeli tablet PC Samsung Galaxy Tab 7.7; dari seorang teman yang memberi harga khusus lebih miring dari harga toko. Tentunya setelah pertimbangan matang dan sedikit keberanian untuk mencoba lebih mobile, maka resmi sejak kemarin aku berkutat memahami gadget ini dan postingan ini pun dibuat sambil santai duduk... things seem to be different since then ... Setelah cukup memahami fitur dan penggunaan, setidaknya aku makin mantap dan yakin bahwa this gadget meets my need , dimulai dari fitur built-in yang memudahkan banyak keperluan seperi membaca artikel, browsing, latihan TOEFL, hingga blogging. Jangan bahas lg soal aksesibilitas karena hal itu sudah fitur mutlak gadget manapun, yang menjadi unggulan disini adalah yang berkait dengan gaya hidup, bayangkan kita bisa blogging on the spot, upload photo dan mempostingnya dalam satu waktu tanpa haru

Jalan Panjang Hidup Kakek

Image
Ia meninggalkan kampung halamannya, di negara India tepatnya Desa Matul,Distrik Nanded. Di wilayah yang sekarang bernama Maharashtra menuju Madras atau yang kini bernama Chennai. Perjalananya tidak berhenti sampai disitu, naluri perantauannya membawanya berlayar bersama seorang teman menuju Temasek hingga ke Hindia Belanda (Indonesia kini yang dulu masih menjadi jajahan Belanda) bermodal seadanya dengan menggantungkan hidup sebagai kuli angkut dan penjaga kedai di daerah tujuan hingga kemandirian membuatnya menjalani hidup sebagai pedagang. Saat itu mungkin sekitar tahun 1930an. Hidup berpindah- pindah mencoba peruntungan dan mengadu nasib dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari Madras (India), Temasek (Singapura), Sumatera (Palembang) lalu akhirnya menetap sebagai pedagang disebuah toko sederhana di Baturaja. Dan disini pula ia bertemu wanita bersahaja asal Jawa Tengah yang kelak menjadi istrinya. Di kota Baturaja ini usaha dagangnya berkembang penuh menjadi sandaran ekonomi