Posts

Showing posts from April, 2014

Politisi Pemimpi(n)

Image
Akibat bertabur politisi Jadilah negeri ini berlimpah janji Apapun dijanjikan, termasuk kesejahteraan Utamanya saat menjelang masa lima tahunan Lewat janji Rakyat dirangkul bak saudara Rakyat juga Disanjung bak bunga Demi memoles citra sang bakal penguasa Kejujuran dikesampingkan Kebobrokan pun dipinggirkan Jangankan diedukasi Rakyat dibiarkan tak paham kondisi Semata demi simpati atau jatah kursi? Rakyat harus bersikap berani Tegas menolak gempuran janji mengatakan tidak pada politisi pemimpi Sebab ditangan rakyat, nasib mereka ditentukan Melenggang ke pemerintahan? atau meradang sebagai pesakitan? Erikson Wijaya Kep. Bangka Belitung 30 April 2014. 16.38 Gambar diambil dari sini

DJP Dibidik (lagi), Untuk Siapa?

Image
Lagi, DJP jadi sorotan. Kali ini oleh KPK, mantan Dirjen Pajak tahun 2002- 2004, Hadi Poernomo, disangkakan telah merugikan negara sebesar Rp375M. Patut kita apresiasi kinerja KPK yang lewat kasus ini telah memberi tanda bagi siapapun bahwa pertanggungjawaban secara hukum itu lintas waktu. Tidak ada yang aman dan dapat langsung cuci tangan begitu lepas jabatan. Tetapi di sisi lain, kita dapat melihat tindakan KPK ini dari sudut pandang yang berbeda, bukan bermaksud apriori atau ingin menyangsikan, namun semata untuk menguji independensi KPK dalam melangkah. KPK telah menetapkan status Hadi Poernomo sebagai tersangka lantaran telah menerima semua permohonan keberatan pajak PT Bank Central Asia Tbk atas Hutang Pajak tahun 1999 di tahun 2003 yang semula oleh tim pembahas diputuskan untuk ditolak. Poin kritis dari kasus ini ada dua, mari kita cermati bersama: #1 Hadi Poernomo selaku pimpinan berhak mengambil keputusan final atas satu permohonan yang dalam hal ini kemudian menjadi tanda t

Geliat Caleg Muda

Image
Ini masanya yang muda yang berkarya, jargon ini kerap muncul di media. Untuk semua bidang, tak terkecuali bidang politik. Sehingga belakangan sering kita lihat calon legislatif dengan usia relatif muda menghiasi baliho dan spanduk kampanye. Pentas politik negeri ini pun memberi tempat yang cukup untuk menampung geliat itu. Dilihat dari persyaratan untuk maju sebagai Caleg, usia minimal 21 tahun. Partai Politik pun tak luput menjembatani pemuda dengan membentuk organisasi kepemudaan khas mereka masing- masing. Kehadiran para pemuda yang mulai beringsut mencari panggung ini patut diapresiasi. Ini menunjukkan kondisi bahwa masih ada semangat dan harapan negeri ini menjadi lebih baik ditangan para pemuda yang bersedia mengambil peran dan tanggung jawab. Namun disisi lain, pemuda tetaplah pemuda. Kita para pemuda adalah jiwa dengan idealisme yang tinggi tetapi belum perpengalaman banyak dalam mengambil keputusan. Sehingga ada bagian kosong yang bila dibiarkan justru hanya akan memben

Bila 'Ngopi' Tak Lagi Sederhana

Image
Minum kopi kini tidaklah sesederhana dulu. Kopi kini bukan lagi sekadar minuman hangat tapi menjadi budaya yang penetrasinya tak kenal latar belakang sosial. Mulai dari buruh harian, petani, pekerja kantoran dan abdi negara tak lepas dari sengatan budaya baru in. Coffee Culture . Disebut baru karena budaya ini telah mengangkat kasta 'aktivitas ngopi' beberapa tingkat lebih tinggi sebagai titik awal pertalian sosial, terutama bagi kaum urban. Akhirnya jelas, kita dapati bahwa hanya sedikit dari mereka yang pergi ke kedai kopi dengan tujuan untuk menikmati olahan biji kopi, kebanyakan hanya untuk bercerita, menikmati suasana atau mengikuti isu terkini baik lokal atau mancanegara. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Kita hanyalah manusia yang mencoba bertahan didalam putaran budaya. Termasuk ihwal budaya menikmati kopi. Bila dulu saat masih kecil kita lihat orang tua kita minum kopi sampai sehari tiga kali, mereka menikmatinya. Terlebih bila biji kopi itu adalah hasil kebun da