Matang



Pernahkah saya memperhatikan buah yang muncul dari putik dan tergantung di ujung ranting pohon? Seharusnya sudah, sering malah. Buah itu kecil ukurannya, keras, dan sama sekali tidak enak. Namun seiring waktu buah itu bertumbuh besar, berwarna kian mencolok dan rasanya menjadi manis. Saya terbenam dan berdiam diri merenungkan fakta ini.

Saya menemukan suatu hikmah penting melalui kata kunci seiring waktu, dan pertanyaan yang muncul kemudian dibalik kata kunci itu adalah apa yang sesungguhnya terjadi dalam rentang seiring waktu tersebut. Buah yang kecil itu dijemur di bawah terik matahari yang panas dan tentunya menggerahkan. Belum lagi, gangguan orang iseng yang sewaktu-waktu dapat melemparinya dengan apapun atau memetiknya terlalu cepat lalu mati sia-sia. Perihnya semua itu berlangsung selama berhari-berhari, berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan lamanya tanpa mampu ia persingkat barang satu detik pun.

Itu pula yang sebetulnya terjadi dalam kehidupan kita bukan? Kita berharap kelak di masa mendatang kita tumbuh menjadi pribadi yang tegar dan tangguh menghadapi tantangan hidup. Harapan yang kerap kita ujarkan melalui doa demi doa setiap waktu. Kita mendamba menjadi pribadi bak buah manis yang besar dan berwarna mencolok itu tadi. Dengan penuh kesadaran maka seharusnya harapan itu diikuti dengan kesiapan melalui kejadian demi kejadian yang tidak mengenakkan seperti merasa tidak dihargai, dianggap rendah, atau diabaikan. Karena itu adalah jalan panjang untuk menuju kematangan pribadi. Semua harus dilalui tanpa jalan pintas barang satu inci saja. Karena kesimpulan dari itu semua adalah rententan premis berikut: Untuk menjadi dewasa, saya harus kuat, untuk menjadi kuat saya harus sanggup menghadapi rasa sakit yang tidak mengenakkan. Tanpa itu, tidak mungkin saya menjadi dewasa.

Rasa tidak enak dalam hidup kita bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Seperti buah itu tadi, ia tidak akan pernah tahu tangan usil mana yang sewaktu-waktu bisa menganggunya, dan akan sepanas apa terik matahari esok memanggangnya.

Comments

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Touring Palembang- Baturaja