Simpati Dalam Tatapan Mata
Hari ini sudah malam, meski sedang flu berat, berhubung sudah tidur lama alias hibernasi pas pagi tadi, jadinya dah gak terlalu ngantuk, well.. BSEan lah saya jadinya kali ini saya mau nulis tentang pengalaman saya waktu saya pernah memarahi orang dan dimarahi orang.. hehehe..
Assalamualaikum, ketika dulu OSPEK kuliah, nahh.. secara OSPEK pasti tugasnya sangat banyak, bahkan kayaknya diluar batas kewajaran, sampai bergadang dan waktu tidur sangat minim, alhasil ketika pembekalan materi pas jam OSPEK, jangan salahkan kami kl kami-kami malah tidur.. wwaktu saya mengalami hal ini maka kejadiannya adalah..
Maka kejadiannya adalahh...begitu hari terakhir OSPEK saya dapati nilai terakhir buku tugas OSPEK saya dapat nilai dengan nilai yang mengecewakan tidak sesuai dengan waktu tidur saya yang terbuang, pikiran dan energi saya yang terkuras, alhasil, saya marah dengan petugas penilai, namun kala itu saya belum cukup sabar untuk sampaikan kekecewaan saya secara lebih dewasa, jadinya saya marah dalam bentuk tulisan yang isinya adalah bahasa kasar yang penuh umpatan, dan kemudian apa yang terjadi??? saya marah diserang balik dan nyaris disidang. hingga ketika saya dan penilainya dipertemukan, si penilainya menatap mata saya dengan seperti menantang, sementara saya tertunduk sambil menyampaikan ucapan maaf saya, semata2 saya lakukan untuk kebaikan saya sendiri, akhirnya diam mengalah..
Ganti scene babak cerita...
Pada suatu hari, di bawah langit terik Jakarta, diatas alas aspal hitam Jalanan MT Haryono, saya sedang berada di bus kota P-46 Jurusan UKI-Grogol, ketika tiba2 salah seorang penumpang menyapa saya, menanyakan asal daerah saya, dan dr mana saya, serta kerja dimana.. dan saya jawab bahwa saya berasal dr Sumatera Selatan, tadi barusan dr Pengadegan dan kerja di Ditjen Pajak, nahh.. pas dia dengar saya kerja dimana, baru keningnya agak sedikit berkrenyit, mulutnya antara senyum manis dan senyum kecut, namun saya tetap stay cool dan sopan secara saya lebih muda sebaiknya begitu.. dan kemudian tiba2 dia menghujani saya dengan beberapa pertanyaan yang sebenarnya adalah kritik atas instansi saya.. saya marah (secara naluriah saya tentu berusaha tempat saya kerja ini) namun sebisanya saya tahan, sampai.. akhirnya saya hanya menanggapi dengan menggangguk-ngangguk, agar dia mengerti bahwa saya sedang mendengarkan..
masa sekarang..
coba ketika saya dihadapkan dengan penilai OSPEK itu saya melayangkan mata saya beradu pandang menantang matanya yang menunggu ditangggapi, mungkin terang2an saya akan dimusuhi oleh banyak panitia OSPEK yang kebanyakan adalah kakak tingkat saya, atau jika saja saya melemparkan pandangan saya ke penghuni bus kota P-46 dengan sorot mata benci dan nanar mungkin saya akan malah berdebat yang berujung dengan pertengkaran di siang hari itu. sukur dalam dua kejadian itu, emosi saya masih bisa terkendali lewat mata saya, dan memang benar kemarahan yang tidak pada tempatnya atau belum waktunya hanya akan berakhir dengan rasa malu. Mata ini.. adalah cerminan jiwa, paling tidak enak diabaikan lawan bicara yang tidak memberikan pandangannya ketika kita sedang berbicara padanya, juga tidak enak pula ketika kita sedang memarahi adik kita, sebagaimana seorang Ayah sedang memarahi anaknya, namun si anak atau si adik tadi justru menatap balik yang bisa diartikan sebagai rasa tidak senang atau bentuk perlawanan.
cuman kalo mata sudah 5 watt,, yaa.. berarti sudah ngatuk wkwkwkwk.. it means that the time to sleep has come.. terima kasih kawan2..
Wassalamualaikum
P.S:
----
Gambar diambil dari http://farm4.static.flickr.com/3282/2313757724_431313160c.jpg
keren son, dpat darimana kesimpulan macam gt, kekna dari pengalaman2 kaw
ReplyDeletehehe kewl
@berkejaran: :-t dari wara wiri muter2 gal.. hehehe.. makasih GWNSS dah maen kemari..
ReplyDeleteckckckc... gak sampe mati karena ditonjok kan? :D
ReplyDelete@diaz: gakkk tu, cuman di bentak2 sok garang gt wkwkwkwk :))
ReplyDeleteJadi ingat masa kuliah saat embel2 boikoter tersemat padaku. *sem! beneran para senior itu. Aku kan ikut OSPEK, mana 1 semester lagi. Klo ingat aku dulu hampir berkelahi gara2 membela kebenaran dan keadilan (cieh...!~). Moga2 kakak2 itu...(Sich!!) diampuni dosa2nya oleh ALLAh. Amin...
ReplyDeleteKetemu gak ingat minta maaf juga orang2 itu.
@AD: tega nian senior itu
ReplyDelete* nyari2 golok buat nyusul ke kampusnya AD * tapi tak apalah.. kan AD nya dah hampir berkelahi gara2 membela kebenaran dan keadilan hahaha... jadi mungkin keder juga itu seniornya.. :D:D:D:D:D
Keberanian hanya ada pada orang yang benar.. Benerr gak EW??
ReplyDelete@AD: betul..betul..betul * gaya si upin * ;;)
ReplyDelete