Film Merantau


Setelah sempat baca resensi kawan tentang film yang judulnya Merantau, akhirnya Sabtu malam, 8/8, jam 21.30 saya bareng kawan2 satu asal perantauan nonton film yang judulnya 'Merantau', di 21 Bintaro Plaza, Bintaro Sektor 3, Jakarta Selatan.

Assalamualaikum dan apa kabar kawan2 semua??gimana gimana da pada bosan tak dengan film kebanyakan sekarang yang isinya tentang cerita hantu-hantuan, cinta-cintaan, dan yahhh... sorry to say semi porno nyerempet2 dikit2, kalo iya (dan semoga aj iya, iya aja yahhhh :D) coba nonton Film Merantau yang sekarang lagi diputer di bioskop, atau kalo sabar ya nungguin sampe DVD nya keluar juga tak apalah, asal jangan yang bajakan ya.. :D

Film ini menceritakan tentang perjalanan seorang pemuda bernama Yuda, pemuda bersuku Minang,dimana dalam adat istiadat Suku Minangkabau, seorang pemuda dewasa untuk dapat menjadi seorang lelaki sejati harus pergi jauh meninggalkan kampung halamannya, suatu adat yang dikenal dengan istilah Merantau, nah.. sebenarnya adat Merantau ini bukan hanya menjadi adat Suku Minangkabau, tapi juga terjadi pula pada suku Melayu misalnya, namun bukan menjadi suatu keharusan, justru adalah sebuah pilihan, pilihan apakah dengan pergi jauh ke suatu tempat yang tidak dikenal sebelumnya dapat menjadikannya lebih baik, kuat dan belajar lebih banyak, atau jika tanpa harus merantaupun ia bisa tetap menjadi orang yang berguna, maka bukan suatu aib jika tidak dilakukan..

(terus..terus.. kalo kau sonn??? kenapa merantau..??? kenapa gak di Baturaja aja?? kan disana kau bisa buka warung, melihara ternak, metik kopi dll???) hehehe.. kata orang di Jakarta itu ada tugu tinggi yang hiasannya emas, namanya Monas :D terus, banyakan ditempat saya, tetangga2 yang merantau cari kerja di Jakarta, pulang2 ke rumah pas lebaran, pasti duitnyaaa banyakk, emang di Jakarta ada pabrik duit ya??makanya saya mau liat monas sama pabrik duit itu... :P

OK balik lagi ke tentang film itu tadi, Pemuda bernama Yuda itu, selama di Kampung Halamannya sangat lihai dalam silat, namanya Silat Harimau Minangkabau yang dipelajarinya sejak kecil dari sepuh2 dilingkungan rumahnya, dengan kepandaiannya dalam silat ini, harapannya di tanah rantau nanti adalah bisa menjadi guru silat dan bertahan hidup dari situ, tanah rantauan tujuannya adalah Jakarta, dengan Bus ia menumpang, di dalam bus ia berkenalan Erik (bukan Eriksonnn yawwww :P), pria dewasa yang setelah tahu tujuan dan bekal keberangkatan Yudha, justru malah menertawakan dan meminta Yudah mengubur mimpi2nya, bagi Erik, hidup tidak cukup hanya dengan menawarkan Silat, ini terjadi karena Erik trauma dengan masa muda nya sendiri yang terlantar di tanah rantauan tanpa bekal keahlian memadai, sama seperti Yudha, hanya mengandalkan Silat. (kok yang namanya Erik, dapetnya peran yang gak jadi GoodBoy nya ya wkwkkwkw)

Sampainya di Jakarta, Yudha dan Erik pisah, Yudha pergi ke sebuah warung makan, ketika sedang makan, ia mendapati seorang copet cilik yang bernama Adit, dan terjadilah kejar2an antara Adit dan Yudha, melewati lorong2 sempit dan gang2 di perumahan padat penduduk, sampai ketika Yudha berhasil menangkap Adit, di sebuah lorong bangunan, tiba2 seorang wanita muda, dengan dandanan khas anak muda Metropolis Jakarta, keluar dengan membanting pintu sebuah diskotik, Wanita muda itu bernama Astrid yang merupakan kakaknya Adit, Astrid keluar pintu dengan mendapat perlakuan kasar dari pemilik diskotik tempat ia bekerja, bernama Joni, melihat Astrid diperlakukan kasar oleh Joni, Yuda menghajar Joni. setelah Joni berlalu pergi, Yuda tidak sama sekali mendapat ucapan terima kasih atau sambutan baik Astrid, justru ia dimarahi dan dicerca habis2an sebagai pengganggu sumber penghidupan Astrid, meski Adit memaksa Astrid untuk berterima kasih pada Yuda yang telah membantu mereka.

setelah membantu Astrid dan Adit,Yudha berjalan mencari alamat yang tertulis di secarik kertas, Rumah no 19, yang begitu ia sampai di alamat yang dituju, sayangnya rumah tsb sudah di gusur, yang tersisa cuma pondasi pancang bertulis nomor 19. Ia pun coba telpon orang yang dituju itu, namun gak tersambungkan juga, berkali2 dicobanya telepon umum, namun selalu gagal, akhirnya gara2 gak dapet tempat bermalam, Yudha tidur di tumpukan pipa semen yang dipakai buat gorong2 saluran air. pagi Yuda bangun dan mau cari sarapan dan rupanya ia diikuti oleh Adit yang kemudian memaksanya mengajarkan barang satu dua gerakan Silat yang Yuda pakai untuk melindungi mereka kemaren, dan Adit diingatkan bahwa Silat dipelajari bukan untuk mengalahkan lawan atau berbuat jahat, namun untuk hal2 yang benar dan bermanfaat, akhirnya Yuda mengajarkan Adit satu gerakan dan memintanya langsung mempraktikkannya pada seseorang yang sedang duduk makan yang rupanya adalah Erik, kawan Yuda ketika di Bus dari Bukit Tinggi dulu, setelah itu mereka berdua kembali bertemu dan Adit pergi berlari pulang karena menyesal dan malu.

Yudha diajak Erik pergi ke suatu tempat yang katanya menjanjikan uang yang cukup untuk bertahan hidup di Jakarta, ke suatu Bangunan tak terawat di suatu lantainya, disitu terjadi pertarungan sampai mati bagi siapa yang mau ikut tanding dengan hadiah uang dan jaminan pekerjaan sebagai bodyguard bagi yang menang, akhirnya Erik keluar menang dengan silat yang sama dimiliki Yudha, dan ia dipekerjakan sebagai bodyguard, Erik memaksa Yudha untuk ikut, namun Yuda bersikeras menolah bekerja dengan memanfaatkan kemampuan silatnya untuk hal2 yang tidak benar, Yudha pun pergi meninggalkan Erik.

Sementara itu disisi lain kota Jakarta, Astrid kakak Adit bekerja sebagai seorang penari (bukan penari telanjang) di sebuah diskotik Joni, yang merupakan agen penyedia wanita untuk diperjualbelikan ke luar negeri bekerja sama dengan Ratger dan Luc, dua orang asing yang merupakan seorang pelaku perdagangan wanita, hingga suatu hari Astrid dicari Joni untuk dijual ke luar negeri lewat perantara Ratger, Joni mendapati Astrid dirumahnya dan menyeretnya dengan paksa ke diskotiknya, di malam yang sama, Yuda baru saja pulang meninggalkan Erik, dan menelepon Ibunya yang bernama BU Wulan di Bukit Tinggi, ia mengabarkan bahwa ia baik2 saja di Jakarta, meski ia berbohong telah mendapatkan pekerjaan menjadi seorang pengajar Silat pada anak2 buat membahagiakan dan menenangkan Ibunya, demikian pula kabar dr Ibu dan keluarganya di Bukit Tinggi semua baik2 saja, Yuda tidak pernah menyadari bahwa telepon umum yang ia gunakan adalah tepat berdiri didepan lorong pintu masuk diskotik ketika ia menyelamatkan Astrid dulu, dan kejadian yang sama berulang lagi, ia melihat Astrid diseret paksa masuk, belum lagi selesai telepon dengan Ibunya, ia mengakhiri telepon dan menyelamatkan Astrid yang disiksa Joni yang membawa 4 orang preman.

Dari sini, cerita mulai memuncak, utamanya ketika akhirnya Yudha kalah roboh dan pingsan dikeroyok 4 preman, dan kemudian bangkit kembali menerobos kedalam memporakporandakan diskotik Joni, dan mendapati Astrid ditahan oleh Joni hendak diserahkan ke Ratger, setelah menerobos ke ruangan Ratger, dan menyelamatkan Astrid, mereka berduapun pergi keluar diskotik menyelamatkan diri, cumannn lagi2 Jakarta dengan sejuta paradoksnya kembali bicara, Astrid malah menghina habis2an Yuda yang telah menyelamatkannya dan mengatakan bahwa tanpa Yuda, ia pun akan tetap bisa baik2 saja, namun justru penyelamatan yang dilakukan Yuda membuat hidup Astrid dan Adit terancam, segera Astrid mencari Adit yang sedang mengamen di perempatan lampu merah, namun telat, anak buah Joni sudah menangkap Adit dan membawanya lari, sampai akhirnya terjadi kejar2an dan perkelahian antara komplotan Joni dan Yudha di jembatan penyebrangan (sampeee sekarang saya penasaran itu dimana jembatannya yaa..)

Yudha kemudian berhasil mengatasi gerombolan tersebut dan bergegas bersembunyi menyelamatkan dirinya, Astrid dan Adit, disuatu tempat tempat biasa Yuda bermalam, yaitu tumpukan gorong2 semen, disini Astrid menceritakan kenapa ia sampai menjadi penari klub malam, tentang orang tua mereka yang pergi meninggalkan mereka berdua dan rasa sayangnya pada Adit, Yuda pun cerita tentang keluarganya dan alasannya merantau dan membantu mereka berdua, di gorong2 yang berlainan, merekapun tertidur, hingga esok paginya, mereka bertiga diam2 takut ketahuan pulang kerumah Astrid untuk mengambil kotak tabungan didalam rumahnya yang sudah didobrak paksa oleh anak buah Joni,dengan meninggalkan tas pad Adit, Yuda diam2 sendirian masuk ke rumah Astrid, saat mengambil uang itu Yuda ketahuan, dan lagi2 terjadi perkelahian seru, sengit dan mantap anatara ia dan rombongan anak buah Joni, sementara Astrid dan Adit juga ketahuan dan terpaksa berlari dikejar preman2nya Joni, hingga saat akan bersembunyi, ia menyelamatkan Adit kedalam sebuah tempat sembunyi bertutup seng bekas, dan ia terus berusaha melarikan diri namun akhirnya tertangkap dan pingsan dibawa ke markas Ratger untuk dijual ke luar negeri, sementara Adit sesuai permintaan kakanya, tetap diam sembunyi.

Yuda masih berkelahi sengit, dengan keahlian silatnya ia berhasil menghindar dari tebasan senjata tajam lawan2nya, melompat dari satu gedung ke gedung lain, menyelip gesit dari kejaran kendaraan motor yang akan melindasnya, sampai akhirnya berhasil membawa kotak uang tabungan dan membawanya kembali ke tempat Adit dan Astrid yang sudah pergi dari tempat semula, yang ada hanya Adit yang memberitahukan bahwa Astrid telah dibawa pergi, dan Yudha pergi menyusulnya, ke suatu tempat di ruangan Ratger dan Luc, ketika sampai disana, Astrid sudah dibawa untuk dimasukkan ke dalam peti kemas pelabuhan dan dijual ke luar negeri,dengan menempel dibelakang mobil anak buah Ratger, Yuda berhasil mengikuti Ratger hingga ke pelabuhan, dan kembali terjadi pertarungan sengit antara Yuda dan anak2 buah Ratger dan Luc, yang kemudian semakin sengit ketika Ratger dan Luc turun tanding, Luc tewas tertikam besi tajam yang ia pakai untuk membunuh Yuda, dan Ratger yang hendak membalaskannya justru juga ikut tewas ditangan Yudha, setelah sebelumnya ia berhasil menusukkan besi tajam ke dalam perut Yuda, yang telah sempat membukakan pintu peti kemas dan membebaskan wanita2 yang akan dijualkan, termasuk Astrid.

di menit2 terakhir hidupnya, akhirnya Yudha meminta Astrid untuk menceritakan semua yang dialaminya ke keluarganya di Bukit Tinggi, dengan membawa serta kalung tasbih
milik ayahnya yang diberikan ibunya saat ia akan pergi merantau, Yuda pun meninggal, dan beberapa waktu kemudian, diceritakan bahwa Astrid telah ada dirumah Yuda di Bukit Tinggi membantu keluarganya memetik buah tomat di kebun keluarga, sementara Adit disekolahkan di sekolah dasar lokal di daerah sana, ketika adit menoleh kebelakang mau akan berangkat sekolah, terkenanglah Ibu Yuda akan wajah anaknya yang telah meninggal, meski masih muda, telah ia pegang teguh kebenaran dan prinsip bahwa silat bukan untuk hal2 yang jahat, namun untuk hal tolong menolong dan silaturahim.

Hmmhh... Film ini layaknya dijadikan langkah awal perfilman Indonesia untuk memproduksi film action dengan pemain lokal, yang natural tanpa efek yang berlebihan, namun tetap disesuaikan dengan keadaan sekarang, ya begitulah daripada menampilkan yang terlalu fantastik tapi sangat jauh dr kenyataan, gerak2 action silat yang ditampilkan tiap kali Yudha bertarung juga tidak kalah dibanding dengan film Kung Fu China, meski tanpa efek, tapi justru itu letak kejujurannya :D

Wassalamualaikum

Comments

  1. like this gaaaan

    ReplyDelete
  2. actionya bagus...
    sayang critanya banyak yang kebetulan

    ReplyDelete
  3. nah.. om suwung nonton juga ya.. hehehe... maksudnya kebetulan cemana om???

    ReplyDelete
  4. merpati putih aja, setiap minggu pagi di lapangan A STAN an... cemana??? :D:D:D:D ato kl gak aikido jg tak apa...

    ReplyDelete
  5. Jembatan penyeberangan di Pondok Indah Mall.

    ReplyDelete
  6. @kunderemp:oooo.. gt ya, maaksih ya, dan makasih juga sudah berkunjung kemari :)

    ReplyDelete
  7. @mas icang:masih tayang mas... di 21 ato cineplex juga...

    ReplyDelete
  8. pasti lakone menangan terusssssssss......

    ReplyDelete
  9. @anonimous: terima kasih.. (mohon terjemahannya ya.. )

    ReplyDelete
  10. filmnya bagus tapi jelek...
    banyak yang tak tersampaikan...
    banyak kurangnya...
    di akhirnya saja kenapa yuda harus mati,,,terlalu mudah bagi seorang jagoan kayak gitu,baru pertama main film langsung mati,jackie cha aja nggak pernah mati dalam film nya...
    ya yang ngebiayain film nya orang bule sih,makanya dia nggak senang kalo ada jagoan dari indo...

    ReplyDelete
  11. knpa yuda hrus mati,seharusnya jagoan gk blh mti,.,.,gk asik trus yg di film the raid tu bukannya yudha,cma kakaknya jadi binging,.,.,.,.,.

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King