Cinta Tanpa Pamrih


Sekarang di kebanyakan masyarakat Sumatera Selatan, lagi rame dibahas tentang tewasnya seorang dokter muda bernama Alia Pranita Sari (27),yang ternyata dibunuh kekasihnya sendiri. Penyebabnya karena dia menolak diajak menikah. komentar bermunculan, banyak yang bersimpati, tak sedikit pula yang terseret emosi, penuh kontroversi ini tak lain disebabkan karena penyebab kematian itu sendiri, tentang Cinta yang bersyarat.

Assalamualaikum kawan2, coba lah kalo sekarang sekarang ini buka kompas.com terus ke tab info regional dan ambil yang wilayah Sumatera, pasti bakal ada info yang saya ceritakan di pengantar diatas. bagi keluarga yang ditinggal oleh korban tentu ini adalah sebuah musibah dan bagi keluarga pelaku tentu ini adalah pula musibah, dalam bentuk yang lain tentunya yaitu rasa malu dan aib keluarga, namun yang patut diacungi jempol menurut saya adalah keluarga pelaku yang dengan jujur meminta anaknya (baca: pelaku) untuk kembali pulang, setelah beberapa hari jadi buron, dan menyerahkan diri ke plisi (huruf o nya sengaja diilangin, biar dibaca dengan aksen orang orang sumsel :D).

saya dalam postingan ini gak akan berdetil detil ngasih ulasan tentang kronologi, karena kawan kawan sudah bisa langsung baca ke kompas.com, namun yang mau saya sampaikan disini adalah sudut pandang saya tentang kasus ini, menurut informasi yang saya baca, korban ini orang tuanya juga seorang dokter (well, about being a doctor, it reminds me of my previous idea when i'd just finished my senior high school hehehe), korban sedang menjalani co-ass di rumah sakit umum muhammad hussein Palembang, dari poto poto yang diinternet, korban juga masih muda dan yaaaa.... cantik :P, kemudian mengenai pelaku, adalah seorang karyawan di Bank Sumsel, namun baru saja dikeluarkan, korban adalah putra seorang kepala dinas di Lahat, Kabupaten di Sumatera Selatan, 4 jam dari Palembang. sampe akhirnya keduanya ini berteman baik dan lebih jauh lagi, menurut kompas.com, pelaku adalah kekasih korban.

menurut pengakuan pelaku, semasa menjalani masa masa pacaran dengan korban, pelaku sudah banyak menghabiskan uang, sayang gak jelas disebutinnya uangnya dipake ngapain aja, hingga ketika pelaku mengalami masalah dikantor dan pada saat yang bersamaan pula hendak mengajak korban menikah, korban menolak (mungkin bisa dibenarkan tindakan korban untuk menolak, karena status pelaku yang ingin menikahinya baru saja dikeluarkan dari pekerjaan sehingga takutnya gak bisa nanggung kehidupan keluarga nantinya, dan kemungkinan besar keluarga korban juga belum tentu setuju dengan kondisi pelaku sekarang ini) dan penolakan ini membuat pelaku menjadi kecewa, lebih lagi setelah pelaku merasa pengorbanan materi yang selama ini dilakukannya menjadi sia sia dan oleh korban ditanggapi sebagai bentuk tanggung jawab (baca: hutang) yang akan ia usahakan lunasi jika sudah bekerja sebagai dokter tetap nanti, dan menurut cerita pelaku juga, korban menyebutkan bahwa sekarang ini ada dua laki laki lain yang sedang mendekatinya. (yaa sebagai laki laki menurut saya... kalo gak mikir panjang tentang akibat, wajar aja kl si pelaku jadi gelap mata, hilang kesadaran yang membuat ia merasa dikhianati, sudah berkorban macam macam, malah dikhianati dan dibuat kecewa pula).

cuman kalo ditelisik lebih awal, semuanya berawal dari satu hal, yaitu pengharapan akan cinta yang berbalas, si pelaku berkorban demikian (menurut pengakuannya paling tidak) dengan harapan korban mau dinikahi, bahkan kalo dengan kondisi pelaku yang sedang dikeluarkan dari kantor sekalipun, kalo menurut saya, kenapa bisa begitu, karena kan kenal dan dekatnya sudah lama, jadi si laki lakinya (pelaku), merasa sudah begitu banyak pengorbanan materi yag dia berikan ke si wanita (korban), dan merasa bahwa korban juga mencintainya, cuman ternyata gak gitu, korban gak mau diajak menikah. akibatnya penolakan dan perkataan perkataan lain korban membuat pelaku marah,sakit hati dan kecewa ternyata korban menurut nya tidak mencintai pelaku dengan tulus.

seandainya pelaku berkorban tanpa ada tujuan untuk memaksa balik korban agar mau dijadikan istri, dan seandainya korban juga tidak terlalu memberikan harapan pada pelaku, mungkin musibah ini tidak akan pernah terjadi, saya sebagai laki laki jadi memetik pelajaran dari kejadian ini, untuk tidak menjadikan uang sebagai alat utama untuk menarik perhatian wanita yang saya cintai, apalagi sampai berkorban tapi pamrih, karena bukan apa apa kalo udah kejadian, saya kasihan jadinya dengan wanitanya, menerima gak enak, nolak juga takut, takut dbilang gak tahu balas budi, jadi.. untuk seorang wanita yang saya cintai.. (hahaha.. kePDan emang ada son???) kalo Erikson mau ngasih ngasih duit atau nawarin buat bantu bantu, tanyain dulu ya, ini niat bantunya tulus gak, jangan ada udang dibalik batu..(serius niii... hehehhehe).

untuk korban saya berdoa semoga amal ibadah diterima oleh ALLAH.SWT dan diampuni dosa dosanya, buat keluarga korban yang ditinggal, semoga ALLAH.SWT memberikan kesabaran dan kekuatan,amin.. terus buat pelaku, semoga dengan masuk bui, emosinya jadi lebih terkontrol dan memahami makna berkorban tanpa pamrih, dan buat keluarga pelaku, salam salut untuk kelapangannya..

Wassalamualaikum

Comments

  1. Dewasa nian caknyo erikson sekarang hehehe

    ReplyDelete
  2. @Anonymous: hehehe.. lagi belajar neh.. bolehlah kalo sharing sharing, cuman kl pengalaman.. haha.. kuraang bro.. :):)

    ReplyDelete
  3. hehehehe
    kena deh
    ok d numpang komen sebelum balik
    kmrn sempat liat tuh berita di tipi juga
    moga2 nda ada lagi yg suka gelap mata kek gt

    ReplyDelete
  4. @anonymous: makasi ya.. iya neh.. kl cinta kok malah dibunuh ya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja