In Diversity: Dirgahayu Indonesiaku


Goar hu si Erikson. Lomo rohakku naeng gabe pajuang laho mambela bangsoku .. Bahasa Batak

namo ambo Erikson, ambo nio manjadi pajauang untuak mambela tanah aie ..Bahasa Minang

nami kulo Erikson, kulo badhe dados pejuang kagem mbela tanah air kulo.. Bahasa Jawa


nami abdi erikson, abdi hoyong janteng pejuang nu ngabela lemah cai abdi.. Bahasa Sunda


ulon tuan erikson, ulon tuan keu meuk jet panglima nyang membela nanggroe nyang that ulon sayang.. Bahasa Aceh

namo aku Erikson, aku nak jadi pejuang nak mbela tanah air aku..Bahasa Palembang


iya'na erikson, wakkatta mancaji lai-lainna wanuakku, rilipu ancajiangekku.. Bahasa Makassar


Assalamualaikum dan dear all.. kebetulan di kamar kos saya itu ada peta dunia..dan setiap kali saya melepas pandangan ke arah peta itu, terdapat sebuah negara yang dari sisi posisi dan komposisinya sangat unik, itulah Indonesia, terbentang dalam jarak yang panjang di lautan lepas.. saya sering berpikir bagaimana ya, kok bisa negara Indonesia ini yang terdiri dari beberapa pulau besar dan belasan ribu pulau kecil itu tetap bisa bersatu sampai umurnya semenjak merdeka sudah 64 tahun???ahh bukannya tidak pernah ada usaha dari banyak pihak untuk memecah belahnya, utamanya selama 350 tahun dalam penjajahan Belanda dan 3,5 tahun dalam penjajahan Jepang, sudah banyak usaha yang mereka lakukan untuk menjaga bangsa ini dari persatuan dan kesatuan yang sudah ditumbuhkan bibitnya semenjak jaman kejayaan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dulu..

Namun Belanda dan Jepang salah, Indonesia bukanlah bangsa yang mau dijajah, ketika mendapati bahwa banyak putra bangsa ini yang kemudian menyingsingkan lengan baju dan berjuang untuk bisa hidup layak dan tenang di negeri mereka sendiri, maka kedua bangsa yang pernah menjajah negeri ini, harus menerima kenyataan bahwa mereka harus berpikir lebih keras dan lebih licik untuk tetap bisa mengangkangi nusantara ini, menyebarkan cengkraman eksploitasi mereka atas sumber daya alam yang dimiliki negeri ini.. kemudian siapakah para putra bangsa itu???mereka adalah pejuang, mereka tersebar di seluruh penjuru nusantara, berjuang untuk bisa membebaskan negeri mereka dari penjajah yang telah merampas hak mereka, mungkin bagi sebagian penduduk kala itu yang sudah terlalu lama hidup dalam penjajahan dan jaminan keamanan yang menguntungkan penjajah, para pejuang itu lebih dianggap sebagai pemberontak yang mengacaukan ketenangan hidup mereka, dan dengan begitu, yang mereka inginkan adalah tetap hidup dalam kekuasaan penjajah, hal yang sangat ditentang oleh putra bangsa yang mengerti akan hak untuk hidup layak dan merdeka di negeri sendiri, bukan dibawah pengaruh penjajah..

para pejuang itu adalah pendahulu kita, mereka telah berjuang di Aceh, Padang, Palembang, Jawa, Makassar, Kalimantan, Bali, Maluku dan Papua bertahun-tahun silam, pada masanya mereka adalah putra daerah yang menginginkan kebebasan dan kemerdekaan bagi daerah dan penduduk mereka, hingga akhirnya perlawanan mereka membuat gentar penjajah, dan meskipun mereka meninggal, nama dan perjuangan mereka tetap hidup, secara lokal kedaerahan hingga akhirnya menjiwai pergerakan perjuangan nasional yang total lepas dari unsur kedaerahan yang selama ini menjadi kemudahan penjajah dalam mematikan perlawanan.

pergerakan perlawanan secara nasional adalah suatu langkah awal yang nyata dalam merebut hak yang telah terampas selama berabad-abad oleh penjajah, tidak mudah mengubah pola pemikiran perjuangan lokal menjadi suatu hal yang serempak dan menyatu, sentimen kedareahan, isu agama dan suku bisa menjadi hal yang sulit untuk dipertemukan, namun kala itu para putra bangsa generasi baru itu telah menepis semua perasaan bangga akan unsur SARA (Suku Ras dan Agama) mereka untuk satu tujuan bersama yaitu merdeka!!!!sebuah pemikiran yang dewasa dan tepat untuk diambil agar bisa bersatu dalam rantai Nusantara bernama Indonesia. karena siapapun mereka, apapun agama mereka, dari suku mana saja mereka,apapun bahasa, mereka hanya ingin hidup damai dan tenang di negeri mereka sendiri, mereka berhasil merubah keragaman yang merupakan kelemahan yang dimanfaatkan penjajah menjadi suatu unsur penopang terciptanya kekuatan baru yang lebih kuat dan lebih kokoh..

perjuangan berlanjut, pergolakan meraih kemerdekaan terus berjalan, sampai akhirnya penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia dan bangsa ini pada 17 Agustus 1945 mendeklarasikan kemerdekaannya, kemerdekaan yang didapat bukan hasil dari pemberian, tapi dari usaha nyata untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan punya harga diri, suatu hal yang patut dibanggakan dan menjadi pengingat dan penyemangat generasi yang datang sesudahnya dan sesudahnya, yaitu kita dan anak cucu kita. dan setelah berlalu tahun tahun pertumpahan darah untuk kemerdekaan, apakah sekarang ini kita sudah benar benar merdeka??jangan jangan baru sebatas piagam tertulis yang tersimpan rapi di Gedung Arsip Nasional dan Daftar Negara Anggota PBB..

karena memang kita tidak tahu bahwa sekarang kondisi kehidupan di negara kita tidak jauh berbeda dengan dulu, dulu ketika para pejuang kita mempertaruhkan nyawa dalam dentuman meriam dan desing peluru, bukankah sekarang masih banyak penduduk di negara ini yang mempertaruhkan hidup mereka dalam desing laju kendaraan di jalan raya dan perempatan lampu merah serta dentuman bom teror maut dan kematian, dulu ketika markas para pejuang kita dibombardir dan diporakporandakan penjajah, bukankah sekarang ini masih banyak penduduk negara ini yang rumah tempat tinggalnya masih dibongkar habis oleh petugas SatPol PP, dulu ketika para penjajah dengan leluasa mengeruk sumbar daya alam nusantara, bukankah sekarang masih banyak pihak asing yang secara legal menjadi kaya dengan memanfaatkan kekayaan alam kita.. apalagi???

lalu, dengan apa kita seharusnya menghargai perjuangan para putra bangsa pendahulu kita?kemerdekaan tidak pantas disebut dengan kemerdekaan jika hanya dinikmati namun tidak diisi dan didukung,begitu kalau saya bilang. Banyak cara sebenarnya, setiap kita punya bidang masing masing, yang jika ditelusuri dan dijalani dengan tanggung jawab, komitmen dan kesadaran tentu akan menghasilkan masterpiece sebagai unsur pengisi pembangunan. namun hal yang juga harus mendapat perhatian adalah isu SARA dalam kehidupan sehari-hari, dulu pergerakan lokal kedaerahan mudah dipatahkan penjajah karena sentimen dan kebanggan akan SARA masing masing masih kuat, pun demikian sekarang, memang tidak mudah menerima keragaman, terlebih jika kita adalah golongan minoritas dalam suatu lingkungan, saat kaum mayoritas dengan tanpa sadar atau dengan sadar dan bangga menunjukkan dominasi dan memainkan perananya, tentu yang diinginkan kaum minoritas adalah rasa penghormatan dan kepekaan untuk dapat merasakan kebutuhan mereka agar tetap dapat dihormati dalam hal sekecil apapun itu, bukankah dalam segi bahasa misalnya kita sudah dipersatukan dengan Bahasa Indonesia, dan dalam hal Beragama juga misalnya, saya sebagai seorang muslim diajarkan untuk tidak mengolok-olok agama atau keyakinan lain dan hal peribadatan adalah memang hak asasi yang paling asasi.

kebanggaan atas SARA secara berlebih-lebihan bisa menjadi suatu potensi penghancur, seperti yang terjadi antara India dan Pakistan, seperti Jerman dengan NAZI atau seperti Jepang dengan propaganda 3A nya, mau negeri ini seperti itu?? tentu tidak kan.. lalu dalam batas batas yang bagaimana kebanggaan atas SARA itu dibolehkan? entahlah, menurut saya hanya kita yang tahu, kita dikaruniai dengan nurani untuk bisa menjadi peka akan keberadaan orang lain yang berbeda dengan kita sekalipun mereka adalah minoritas yang sama sekali dianggap tidak akan menjadi masalah, namun bagaimanapun juga siapapun yang terus menerus dipinggirkan, suatu saat akan melakukan perlawanan dalam bentuk setidaknya sekecil apapun itu. buat saya, kemampuan untuk menghormati dan kesediaan menerima keragaman dan menyatukannya dalam prinsip prinsip kesatuan yang dicetuskan putra bangsa dan kewajiban menghormati agama serta tidak memaksakannya dengan alasan apapun adalah pijakan awal untuk mengisi kemerdekaan ini dengan yang sebenarnya dan berkelanjutan bukan musiman atau memorial belaka.

Wassalamualaikum

P.S:
----
gambar diambil dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjixes2C3vhy0ExzZqyApfuPlpWi8D9fnNe0g-B4QWp5C0kLTlbwlGdSBf0NzziPcceqXrck8DEOlAtARp4bVmX0s0PL-T7TPdfLZQ0vO5n3m0PkGWtkSEZie-ActtLZ9z-k7uhhr6PFnve/s400/merdeka64.jpg






Comments

  1. lagi sehat om alias lagi g suwung makanya tulisannya rada bener heuheuheue :P

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja