Kok Ini Begini?? Kok Itu Begitu??


Assalamualaikum.. semenjak beberapa bulan lalu saya gabung berlangganan milist dengan seorang rekan berinisial JP (mirip pemberitaan di koran harian lampu merah yang rajin menuliskan inisial seorang wanita sebagai bunga yang diikuti keterangan karena bunga bukan nama sebenarnya :P), setiap pagi dihari kerja saya rajin mendapat kiriman email berjudul 'Renungan Pagi', dari sekian banyak yang masuk beberapa saya baca, dan beberapa hanya memenuhi inbox saja, dari semua yang saya baca semuanya bermanfaat, ada pelajaran hidup yang patut direnungkan.. jadi sekalian saja dalam blog ini saya mau ngucapin terima kasih banyak ke Mas JP (nama aslinya Jajang Purkon) atas kesediaannya mengirimkan email2 tersebut... dan semoga ALLAH.SWT menjaga dan membalas perbuatan baik mas JP selalu, amin..

tadi siang waktu saya bukan email (dikirimnya sudah dari pagi sih :P, tapi baru kepikiran dibuka siang) saya baca salah satu email kiriman rekan saya ini, isinya sebuah tulisan jaman dulu, kira2 tahun 1100 Masehi, seingat ku itu jamannya Raja William Sang Penakluk masih hidup (kok tau son?dulu pernah baca 100 tokoh paling berpengaruh sepanjang masa), tulisan itu tertera/terukir dibatu nisan, kayaknya sih, itu tulisan dari orang yang meninggal dan dikubur dibawah batu nisan itu, isinya menceritakan tentang penyesalan karena sesuatu yang terlambat disadarinya (maaf, jika kata2nya kurang tepat), ini tulisannya:

HASRAT UNTUK BERUBAH
(Terukir di sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, 1100 M.)

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
Aku bermimpi ingin merubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya,
Hasrat itu pun tiada hasilnya.

Ketika usiaku semakin senja,
Dengan semangatku yang masih tersisa,
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
Orang-orang yang paling dekat denganku...

Tetapi celakanya,
Mereka pun tidak mau diubah!

Dan kini,
Sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari ......:


"Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku.

Kemudian siapa tahu,
Aku bahkan bisa mengubah dunia.


saya baca kalimat per kalimat di tulisan itu, dan saya merasa ada yang seirama dalam kandungan tulisan itu dengan sesuatu, sesuatu yang hidup, yang sedang membaca tulisan tersebut, dan sesuatu itu adalah saya... kalau saya baca ulang..menurut saya tulisannya bisa dibagi menjadi dua, dua bagian yang mirip2 menunjukkan masa kedewasaan dalam persepsi si penulis...

bagian pertama itu mulai dari baris 1-14, dimana isinya menceritakan tentang keinginan keras si penulis untuk dapat membuat dunia berubah menurut dan menjadi seperti yang ia inginkan, bentuk ideal menurut dia. bisa jadi dalam’ 'masa ini' si penulis masih dipenuhi dengan euforia semangat tinggi jiwa muda yang belum berlandasan yang kuat, akibatnya semua usahanya yang tidak ditemani dengan kesadaran realitas membuat dia kecewa karena dunia tidak juga berubah, saya rasa mungkin saya pernah dan atau bahkan sedang mengalami masa ini, maklum anak muda (jadi ingat lagunya sheila : aku raja kaupun raja... nanananana..nanana..).... malahan mungkin sadar atau enggak, waktu menulis tentang ini, saya juga sama, masih memiliki ego yang tinggi.
sementara waktu terus lewat, akhirnya si penulis berpikir,'ahh.. membuat dunia berubah, rasanya tidak mungkin, sudahlah kalau begitu, aku putuskan untuk merubah keluargaku, aku ingin mereka menjadi manusia2 yang ideal dalam hidup mereka sehingga saya bisa senang tanpa beban kecewa'. tapi nyatanya, susah susah dia bertindak dan berharap merubah keluarganya, merekapun tak bisa berubah.. hmmm.. pernah enggak kita berpikir untuk membuat orang2 disekitar kita menjadi seperi yang kita inginkan, bersikap baik, belajar rajin, taat ibadah, tenang2, dan lain2.. saya sih biasanya kalau pulang kampung ke rumah, yang saya awasi selalu adalah adik saya dan ponakan2, saya ingin dia jadi orang yang rajin, berkelakuan baik/beradab dan berpengetahuan.. dulu malahan saya sering marah2 ke adek saya ini, tapi belakangan sudah jarang, saya malah lebih sering memposisikan diri sebagai kawan ngobrol ketimbang sebagai pengawas atau pemantau.

naahhhh.... bagian kedua, si penulis mulai menceritakan hal yang baru disadarinya, disaat2 terakhir hidupnya, kata dia :'Sementara aku berbaring saat ajal menjelang...' penyesalan yang terlambat memang, (betul kata nenek2 kita, penyesalan memang selalu datang belakangan) namun punya nilai yang sangat tinggi, kira2 hal itu adalah kesadaran bahwa hal yang mesti duluan itu adalah ke hal2 yang ke saya diri sendiri dulu untuk diubah agar bisa menerima hal2 yang tak penting, dapat mengganggu dan dapat mengacaukan kesadaran dan kepahaman untuk kemudian saya tolak dan tak bisa menggoyah kesetabilan saya... tapi lagi2 untuk bisa menjadi seperti ini, saya memang butuh waktu..
sebenarnya sih dalam setiap pertemanan yang saya punyai itu adalah suatu pencarian saya, kalau2 diantara mereka ada yang bisa membuat saya berubah menjadi manusia yang tenang dan stabil, mampu mengolah kesabaran dengan bijaksana dan tepat guna, tapi saya kecewa waktu kebanyakan dari mereka secara langsung atau tidak langsung tidak bisa menjadikan saya seperti itu, seorang dari mereka pernah bilang begini ke saya :"sebaiknya kau cari dan belajar dari orang2 yang dulunya seperti kau dan sekarang sudah berubah menjadi lebih baik".

kalau begitu, berarti saya sedang mencari, tapi sampai kapan? saya berdoa saja, semoga ALLAH.SWT menuntun saya selalu,mendidik dan mengajar saya menjadi manusia yang lebih baik+hambaNYA yang lebih paham. dan yang saya sukuri adalah bahwa saya sempat membaca tulisan yang diatas itu tadi, sebelum saya menjadi terlalu tua dan atau malah sudah terbaring menunggu ajal, dalam harapan bahwa semakin kesana (baca, semakin tua) saya semakin bijaksana dan tenang serta sabar. buat si penulis itu juga ini adalah kesaksian dunia bahwa pemahaman yang disadarinya tidak sia2, ada diantara penduduk bumi ini yang membaca dan mencoba memahaminya.. :D

Wassalamualaikum

Comments

  1. makasih om tim turing, bebagi2 kita ya... btw, mau komen ni ke blog om tim turing, tapi kok tulisannya besar2 x, susah komennya jadinya om.. :D

    ReplyDelete
  2. diriku juga dapat email itu
    jangan jangan....................

    ReplyDelete
  3. waa.... jangan2.. saya perlu melacak lebih jauh, siapakah suwung???satu atap ma sayakah?

    ReplyDelete
  4. jangan jangan itu pak dhe suwung yg kirim...padal kan biasanya dia cuman kirim spam tumben bisa ngirim email pencerahan

    ReplyDelete
  5. suwung merah dan suwung putih, kekekeke :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King