Selamat Berkarya Kartini2 Muda!!!


Assalamualaikum.. mmhh.. kemaren itu pas tanggal 21 April kita memperingati hari lahirnya, seorang feminist (pejuang wanita) asli dari Indonesia,tepatnya dari Jepara, Jawa Tengah. beliau bernama Raden Ajeng Kartini (RA Kartini), salah satu bentuk perjuangannya tertulis dalam buku yang judulnya Habis Gelap Terbitlah Terang.. beliau dengan semua keinganan dan usaha perjuangannya sudah merombak tata cara/adat budaya kehidupan wanita yang tadi itu dulunya kehidupan wanita jaman dulu cuma berkutat dalam tiga tempat yaitu:Dapur, Sumur dan Kasur. sekarang sudah berubah, semakin luas, wanita jaman sekarang sudah bisa semakin unjuk gigi nyamain posisi dengan kaum pria.. ya kita2 ini :)

nahh.. kemudian dalam blog ini, saya ingin mengakui fakta, bahwa keberhasilan wanita dalam banyak bidang adalah kenyataan yang sudah terjadi dalam kehidupan sehari, gak hanya di negara kita tapi juga di luar negeri, coba hitung.. berapa banyak wanita yang sudah jadi pejabat di pemerintahan atau perusahaan, atau yang lebih lagi, kita malah pernah dipimpin presiden seorang wanita.. ya kan?jadi mungkin inilah buah perjuangan para pejuang wanita terdahulu (RA Kartini ini salah satunya :D), yang dalam istilah jaman sekarang dikenal dengan nama Emansipasi Wanita. dari yang saya pahami, emansipasi wanita itu adalah perjuangan, perjuangan untuk menjadikan wanita sebagai manusia yang dimanusiakan, mendapat tempat untuk berkarya dan diakui kedudukan dan suaranya. sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), emansipasi berarti persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum wanita dan pria.

heheh.. tapi jujur saja, selama ini saya merasa, emansipasi wanita itu lebih ke arah yang enak2nya saja bagi kaum hawa, buktinya mereka masih belum mau betulin genteng, masih belum mau bongkar2 TV yang rusak atau betulin kran ledeng yang gak mau nyala.. jadinya singkat kata emansipasi wanita sekarang, cuma ke arah yang membuat wanita hanya diakui secara intelektual dan suaranya saja, bukan dalam artian persamaan fisik dan prilaku, laa... jadi ngapain perlu ada emansipasi kalo cuma yang sisi enaknya saja, lama2 bisa saja laki2 biki gerakan emansipasi laki2, tar yang laki2 nya duduk ngasuh anak, nah yang wanita2 nya kerja.. (tapi jangan sampai.. enggak bangeettt.. kita kan laki2 sejati, pekerja keras dan penuh tanggung jawab, amin :D)

atau malah jangan2, emansipasi wanita itu lebih karena didorong oleh rasa egoisme untuk bisa selalu tampil kedepan dan bisa diakui oleh orang banyak, sehingga meninggalkan kodrat, batasan dan fungsinya sebagai seorang wanita. kalau ini yang terjadi, berarti emansipasi wanita hanya dijadikan alasan buat bisa meninggalkan kodrat dan tugas+tanggungjawab dasar seorang wanita pada umumnya, kalau betulan seperti ini, sebaiknya kartini2 muda dan juga saudari2 kita ini perlu berpikir ulang dengan merenung dan menyadari arti kehadirannya didunia (hawa tercipta diduniaaa... untuk menemani sang adammmm... hahah itu kan katanya DEWA 19, :P).

makanya terus terang saja, seterang2nya, saya kurang setuju jika wanita itu tampil kedepan sebagai seorang pemimpin apalagi penguasa, karena menurut saya, itu bisa membuat wanita itu lupa akan tanggun jawab dasar nya sebagai seorang ibu, seorang teman hidup bagi suami, lagipula jikalau jabatan kepemimpinan yang diinginkan seorang wanita, sebenarnya ia secara tak langusng juga akan menjadi pemimpin manakala suaminya adalah pemimpin suatu instansi, ya misalnya ia bisa menjadi ketua persatuan dharma wanita apa gitu kan.. nah dengan menjalani peran sebagai penguat dan penyokong suaminya, maka wanita itu juga sudah berkarya dengan caranya sendiri, di lingkungan dharma wanitanya ia telah berkarya misalnya dengan mendukung program instansi yang suaminya pimpin, melalui cara2 yang sederhana tapi dalam seperti bakti sosial atau sejenisnya. dan saya yakin bahwa dengan menjalani hal ini, ia tetap akan sadar tentang batasan2 dan tahu fungsi2nya bahwa ia adalah ibu bagi anak2nya, dan teman hidup bagi suaminya, dan dengan demikian anaknya tak akan berkata :'ibu mana... adek kangennn... kok ibu sibuk teruss.. kapan adek bisa disuapin ma ibu??'

hehehe, tapi jauh2 dari semua itu, saya sampaikan bahwa saya telah dan akan terus berusaha menghargai wanita, karena dari rahim seorang wanita lah saya di kandung serta lewat perjuangannya pulalah saya dilahirkan dan dibesarkan, ibu aku mencintaimu.. semoga engkau tenang dan bahagia disana, amin.. :)

wassalamualaikum

Comments

  1. saya kartononya ;))

    ReplyDelete
  2. feminis adalah suatu pergerakan berfikiran sempit justru merusak dan menghancurkan kodrat wanita dalam islam karena pergerakan macam inilah timbul pandangan negatif terhadap syariat islam poligami, timbul persamaan gender yang berusaha merusak bahwa memang dasarnya Allah SWT telah melebihkan laki - laki terhadap wanita, jadi ketika anda menulis ini berati anda secara langsung mengumbar tulisan tanpa ada tahu apa pola dan pergerakannya, dan ide2 apa .Sosok wanita ra kartini adalah sosok yang dibiaskan kedalam feminist, padahal kita tahu bukan hanya beliau, kemanakan cut nya dien, cut mutia,yang mereka adalah pelopor bahwa sosok wanita jg andil dalam kemerdekaan,tp oleh kaum feminist yang phobia terhadap islam, hal ini dijauhkan agar wanita2 skg tdk mengenah tokoh pejuang wanita islam lainnya. um - um

    ReplyDelete
  3. serem amat komentarnya, padahal gak ada niat kearah2 situ.. maaf ya.. :(

    ReplyDelete
  4. assalamualaikum

    kalo menurutku udah mulai ke arah situ persamaan hak dan kewajibannya,liat saja kick andy minggu kemarin disitu memunculkan tokoh tokoh wanita yang berani melawan arus ada yang jadi pilot airbus,pilot helikopter, pesawat tempur,pemadam kebakarana bankan kapolwil banten aja wanita termasuk gubernurnya. dan menurut pengakuan tidak ada perbedaan perlakuannya mereka juga mengerjakan apa yang dilakukan pria tidak dibedakan mungkin bedanya mereka dapet cuti hamil. Masalah rumah tangga itu mungkin dipisahkan sebenarnya itu masalah tanggung jawab dan berbagi, tapi itu kelebihan perempuan bisa mengerjakan pekerjaan pria dan rumah tangga sebagai seorang istri dan ibu, pria belum tentu bisa mesti kita salut. kalau sudha di rumah yah dia tinggalin profesi dia jadi ibu rumah tangga,kalo rumah tangga kan ada suami juga jadi kalo ada pekerjaan rumah tangga bisa dibagi bagi kan semisal cuci baju,masak,urus anak istri bisa juga sih suami tapi kan lebih telaten perempuan, kalo benerin genteng, pipa dan sebagainya yah lebih pas pria.justru dengan emansipasi bagus kalo ibu kebetulan orang tua tunggal beliau bisa berperan ganda yang sebagai ayah kepala keluarga pencari nafkah dan ibu rumah tangga urus anak anaknya.

    ReplyDelete
  5. bung erik,
    saya kog melihat gambar tema post anda kali ini malah jadi teringat iklan layanan masyarakat tetang keluarga berencana ya????

    cukup anak dua, heheheheh...

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja