Turut Serta Berbicara Politik :)


Assalamualaikum dan selamat siang saudara2.. Erikson Wijaya, seorang blogger pendatang baru di dunia maya ini, kini telah memperlebar sayap dengan menerbitkan tulisan2 yang berbau politik, apa yang melandasinya melakukan ini semua?aji mumpungkah?atau panggilan nuraninya sebagai generasi muda bangsa Indonesia, saudara2 jangan kemana-mana,karena semua akan dikupas secara tajam dalam BSE ini, setajam silet, bersama saya Feni Rose yang akan menemani anda kurang lebih 2 jam kedepan... jangan kemana2..

wkwkwkw..ide pengantar seperti itu muncul secara mendadak, nge-pop-up gitu, ketika saya sedang iseng2 mencari ide mau bikin postingan tentang apa, akhirnya kepikiran juga buat nulis yang bau2 politik, sejujurnya saya ini kurang telalu paham tentang politik, gak terlalu suka berpolitik (versi narsisnya: saya ini terlalu lugu untuk maen politik :P), tapi kalo ditanya oleh orang bule :'Mr Erikson, what politics means to you?' saya punya jawaban sendiri yang inspirasi pemahamanya didapet dari nonton dvd dan baca buku2 sejarah (wahhh.. jauh amat nyimpanngnya, heheh, kan da
dibilang saya ini gak paham2 amat tentang politik)

politik itu sejujurnya bagi saya, ibaratnya kalo kita masukkin keyword ke google dengan kata Politik, maka yang keluar itu adalah serentetan kata2 seperti:kekuasaan, jabatan, cari muka, saling memanfaatkan, adu kepentingan, harta, dsb. tu gak ada benernya kan... ya saya gak mau nyalahin tokoh2 politik kita yang mungkin karena adab mereka berpolitik membuat saya dan mungkin yang laen kebentuk pikirannya bahwa politik identik dengan hal2 itu... daripada saya sibuk nyalahin mereka mendingan saya mikir sebaiknya ini itunya gimana ya.. hehehe, nah.. tapi kalau idealnya sih, politik itu menurut saya adalah sarana, atau aspek yang yang harus dipenuhi buat mencapai cita2 negara.. jadi kalo statusnya sudah ditetapkan sebagai sarana, berarti mestinya yang ngurus2 politik itu harus bekerja sama buat mencapai cita2 negara, yang juga cita2 bersama. hmm.. orientasinya bukan lagi kekuasaan, jabatan atau saling memanfaatkan.

sebagai sarana, berarti dalam hidup berpolitik itu semuanya harus bersatu, untuk mempercepat perwujudan cita2 tadi itu, cuman sebagai penonton kehidupan poltik (maklum penonton selalu lebih hebat dari pemaen) kelihatanya banyakan sekarang, pemaen2 politik lebih banyak aksi saling salah menyalahkan, sindir2an, merasa paling pantas buat jadi yang terdepan, dll. asal sama kepentingannya ayo gabung, asal besebrangan sudah pergi jauh, ini politik bung!!!sebenarnya secara tidak langsung,hal2 seperti ini memberi contoh pendidikan poltik yang kurang baik bagi rakyat, seni berpolitik jadi di lewatkan, berpolitik menjadi tidak anggun dan tidak santun. (aii.. serius nian sonnn :P)akhirnya tidak ada kegiatan saling dukung, saling bersatu, akhirnya lagi rakyat yang jadi bingung, ada yang bener bingung, ada yang cuek, ada yang sibuk ambil dan cari kesempatan ada juga yang jadinya benci dan merasa dizalimi.

son..son... katanya inspirasinya dapet dari DVD ama baca buku?mana DVD nya??mana bukunya???

jadi, kemaren sempat baca buku karangannya Donald K Emerson, judulnya 'Indonesia Beyond Soeharto' disitu diceritakan tentang perseteruan dua jenderal besar yang dikarenakan kecendrungan politik, namun kenyatannya sekarang mereka malah bersatu karena politik, pada saat itu negara kita baru lahir dari rahim reformasi 1998, cita2 reformasi untuk merombak total pemerintahan, menyebabkan kedua jenderal ini sempat lenyap sejenak dari gaung kehidupan politik negara kita, namun dikarenakan sekarang mereka punya kepentingan yang sama, akhirnya bergabung lagi.. jadi ingat kata kawan bapak saya dulu, yang saat itu saya sempat nguping obrolan mereka, dibilangnya bahwa dalam politik gak ada kawan ataupun musuh abadi.

waktu sekolah dulu, nilai PPKn di raport saya gak pernah merah, jadi saya taulahh.. bahwa cita2 negara kita ini salah satunya adalah mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera dan terpenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan dan papannya) nah.. jadinya cita2 inilah yang harus diperjuangkan/menjadi tujuan dalam perjalanan kendaraan2 politik, entah itu warnanya merah, biru atau kuning untuk bisa dicapai dan diwujudkan, karena mereka juga ada karena rakyat dan bakal gak ada juga kalo rakyat da merasa dikecewakan, begitukan? mungkin rakyat2 itu (termasuk saya dan kita) adalah hal2 yang paling dicari simpati dalam situasi tertentu, namun melihat dari pengalaman yang sudah2 bisa jadi juga dilupakan begitu situasi itu berlalu. yang seperti inilah yang bisa membuat rakyat marah dan kecewa yang bisa jadi juga memunculkan kemarahannya lewat aksi pemberontakan atau peralihan ke tokoh2 baru
yang bisa membawa harapan.

Dulu, pejuang2 kebanggaan bangsa kita seperti Jenderal Sudirman misalnya telah berhasil mengusir para penjajah tak tau malu itu dengan semangat tangguh dan niat suci tak terperi. Perjuangan, kegigihan dan anti-menyerah mereka adalah aset besar yang tak terlihat yang mesti baek2 kita jaga supaya tetap tertanam di dalam dada kita, dan semestinya juga tetap tertanam di dada mereka pemaen2 politik negara supaya mereka dan kita tetap terjaga dalam usaha mencapai cita2 negara, memang sih.. perjuangan yang tak kalah besar juga adalah perjuangan melawan ego, melepas rasa gengsi dan membuang rasa iri+bibit2 permusuhan supaya tetap kita bisa berjalan bergandengan tangan karena kepentingan bersama.



kemaren sempat nonton film perjuangannya Ernesto Ghuevara,mahasiswa kedokteran yang banting stir ke politik,saya baru jadi paham bahwa kenapa ia menjadi begitu terkenal dan menjadi lambang personifikasi perlawanan atas penjajahan, itu dikarenakan prinsip dia yang menjiwai kehidupannya bahwa ia punya alasan dalam kehidupan dia. yaitu untuk berjuang untuk membantu bangsa2 didunia melepaskan diri dari penjajahan dalam bentuk apapun, ketika ditanya asal, dia tidak pernah menjawab berasal dari Kuba, namun ia berkata ia berasal dari Philipina, Bolivia, Guetamala ataupun negara2 yang saat itu sedang dalam pergolakan untuk membebaskan diri dari penjajah dan agar rakyat2 bisa hidup makmur lepas dari penderitaan. sama persis seperti Soe Hok Gie pemikirannya hanya saja Gie berjuang lewat dunia jurnalistik dan pendidikan.



jadi kalo politik berarti sebuah usaha penghalalan segala cara, menabrak nilai2 kehidupan, maka saya berusaha menjauhkan diri dan menarik diri dari politik, namun jika politik adalah suatu upaya mewujudkan cita2 bangsa, maka saya adalah pemuda yang dalam bidang saya akan berjuang sebisa saya, dengan nilai2 kehidupan yang akan sebisa mungkin saya sertakan didalamnya. amin.

Wassalamualaikum

Comments

  1. berpolitiklah secara santun dan niat tulus karena ALLAH, agar cita2 bangsa dapat tercapai :)

    ReplyDelete
  2. aduh maaf males Son mbaconyo...dak sampe selesai.
    tp pengantarnyo bagus tuh...

    ReplyDelete
  3. hehe, kl gitu nanti kubuatkan yang orang2 kira2 tak malas2 mbacanya, kekekee...

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja