Memaknai Undangan via Facebook


Aku sering menerima undangan acara via facebook, entah acara pernikahan, launching bisnis atau sekedar meeting rutin komunitas tertentu. Tapi kadang ragu untuk menghadirinya. Jangan-jangan kawan yang mengundang ini tidak sengaja meng-klik nama ku di fb makanya aku diundang apalagi kalau si pengundang ini adalah kawan yang cuman kenal didunia maya saja. Kalau kawan yang sudah lama kenal aku kira aku berani tanya langsung niatnya untuk mengundang. Kecuali kalau undangan itu datang dalam bentuk fisik mungkin siapapun yang mengundang ada juga tergerak pikiranku untuk menghadirinya.

Begitulah sekarang ini, kemajuan teknologi disatu sisi memudahkan karena kita tidak perlu lagi repot membuat undangan dan menyebarkannya satu per satu kalau mau menyelenggarakan acara. Tinggal buka facebook, klik menu event, filling the detail lalu tentukan tamu nya (bisa di pilih atau send to all). Sesederhana itu.

Tapi disisi lain, ini mulai menggeser nilai-nilai silaturahim dari yang tadinya tatap muka dirasa begitu perlu, menjadi terwakilkan dengan kehadiran notifications on facebook saja. Aku kira kita sebaiknya tetap selalu memandang fasilitas ini hanya sebagai sarana pelengkap yang menjadi tidak berarti tanpa adanya undangan resmi yang datang secara fisik atau kalaupun tidak memungkinkan, komunikasi langsung bisa dijadikan alternatif entah telepon/sms atau email pribadi yang sifat pengirimannya lebih terasa personal supaya niat mengundangnya lebih terasa. Atau kalaupun hendak membuat undangan khususnya acara pernikahan via facebook ada baiknya lebih selektif dalam mengundang, pastikan bahwa yang diundang adalah orang yang kita kenal. Sehingga ada respon secara naluriah bagi yang menerima. Tapi inipun tetap dengan memandangnya sebagai fasilitas pelengkap.

Karena mungkin saja banyak orang diluar sana sering menganggap angin lalu saja undangan yang dikirim secara kolektif dan umum, apalagi kalau yang mengundang adalah pihak yang namanya hanya sering muncul di news feed saja, kecuali kalau undangan event yang memang sifatnya umum, maka wajar jika sifat pengirimannya pun kolektif dan umum. Seperti misalnya undangan pameran beasiswa, lukisan seni, atau undangan pasar kaget yang sering diumumkan lewat pengeras suara dengan keliling kampung yang semua orang boleh datang.

P.S:
-----
Picture was taken from here.

Comments

  1. iya setuju ak rik, hehehe. minimal klu g ngirim udnangan ori, sms atau telp lah klu misal g bs tatap muka ...

    ReplyDelete
  2. @GWN: kau pun nanti gitu juga sama aku, undang2 ya.. jangan lewat fb aja.. haha.. dan kalo ngirim undangan yang asli khawatir lama sampenya pake komen di blog juga boleh :))

    ReplyDelete
  3. manusia 2.2.1 ^____^ salah satu cirinya gitu

    ReplyDelete
  4. @Jizu: maksudnya manusia abad 21 ya? hahaha.. trims sebelumnya udah maen kemari, tp jangan sampai jadi g saling ketemu muka lagi kl bs. :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja