Gracias a Dios.


Jujur saja aku sepertinya belum terlalu baik dalam membedakan berani dengan nekad, sebab bagi ku keduanya sama berarti melangkah maju tanpa tahu apa yang akan terjadi didepan, dengan menjawab pertanyaan 'bagaimana nanti?' dengan kalimat 'kita lihat nanti!'. Terdengar naif namun memang itu yang terjadi, mungkin seperti tidak paham antara beda keinginan dengan emosi sesaat, yang akhirnya membuat sesuatu menjadi tidak tuntas, bahaya sekali ini aku kira. Sampai kapan aku terus seperti ini? Tidak boleh berlama- lama lagi!

Melalui chat room, seorang teman pernah memberi jawaban ketika aku pernah suatu kali mengeluh tentang amanah yang dulu dengan yakinnya aku ambil. Ia hanya berkata bahwa karena aku telah mengambilnya maka aku harus menyelesaikannya dan bertanggung jawab atasnya, bukankah sebelumnya sudah aku sudah beri tahu diriku sendiri mengenai resiko pribadi dan psikologis yang akan aku hadapi nantinya? Akhirnya, tidak ada pilihan lain selain menyelesaikannya. Dan kini sudah 10 bulan aku menjalankan amanah ini, seperti ada rasa lega bahwa tanggung jawab ini akan berakhir 1 bulan lagi dan rasa syukur bahwa ternyata akhirnya bisa aku selesaikan.

Amanah yang aku maksud adalah memegang tanggung jawab sebagai Ketua Angkatan, tidak mudah, sama sekali tidak mudah, bagian yang terberat adalah bagaimana mengenali dan mengendalikan diri sendiri supaya dapat tampil lebih baik dalam melayani orang lain, yang notabene selalu aku persepsikan sebagai tugas pokok sebuah kepemimpinan yaitu melayani kepentingan orang lain, mendahulukannya diatas kepentingan pribadi, walau harus menjadi yang terakhir yang penting tugas dapat terlaksana. Dan dapat mempertanggung jawabkannya di pengadilan Tuhan yang maha adil, di akhirat kelak.

Pernah aku sekali waktu terpikir untuk mundur namun motivasi ku sejak awal untuk dapat melakukan kebaikan lebih banyak membuat aku bertahan walau berat tapi selalu aku coba sanggupkan diri. Semua ini tidak akan pernah dapat terjadi tanpa pertolongan Tuhan yang memberi kekuatan dan kemudahan melalui kehadiran banyak rekan dan berbagai pihak hingga pertolongan demi pertolongaNYA datang disaat yang tepat. Aku kira semua ini telah menjadi pembelajaran buat ku dalam mengambil langkah ke depan untuk berani maju mengambil tanggung jawab walau hanya didasari dengan niat baik lalu aku coba putuskan dengan bijak dan aku jalankan dengan berani, selebihnya aku serahkan pada Tuhan yang maha menentukan hasil dan maha tahu apapun yang terbaik.

Comments

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja