When Time Heals


Dulu sepertinya aku belum siap, tapi aku nekad untuk melanjutkan cerita ini, cerita tentang kita. Dan lama- lama aku menjadi bingung. Sepertinya aku yang menjadi berlebihan. Mungkin bingung, sebab rupanya aku belum siap menjadi diriku yang baru, dengan mu. Lucu, aku seperti merasa bingung ketika diperhatikan, disayangi atau mungkin dicintai. Sepertinya paradigma ku dulu salah, aku kira dulu aku hanya hidup ditakdirkan hanya untuk mencintai bukan dicintai. Semua berubah ketika kau masuk kedalam kehidupan ku.

Kini aku mulai takut kehilanganmu, aku mulai rela meninggalkan ambisiku, menanggalkan impian tinggiku untuk bisa menjadi lebih dekat denganmu, mewujudkan impian kita. Melihatmu seperti aku menemukan jalan kehidupanku yang seharusnya aku jalani. Entah aku yang menemukan mu, atau kau yang menemukan aku, yang jelas kita dipertemukan. Singkatnya memang seperti inilah takdir kita.

Keluar dari titik kenyamanan cara hidup untuk menuju suatu perubahan, kata orang adalah sebuah kemajuan. Itu artinya aku harus sepenuhnya menjadi orang yang layak dicintai, sebab aku sudah terlalu lama nyaman dengan cara kemarin, sendiri, hanya berkawan sekedar berkawan, tanpa kawan yang benar- benar bisa dimaknai sebagai 'kawan hidup'.

Kini aku lebih bingung lagi, aku yang memulai cerita kita, namun aku juga yang bingung. Aku hanya tidak ingin kebingungan ini semakin besar menjadi ketakutan yang berlebihan. Sudah sepantasnya aku mulai menerima kehidupan ku sekarang sewajarnya dengan mu lalu seiring waktu sajalahh sayang, mari kita lanjutkan cerita hari esok.. yang jelas aku tahu sebetulnya aku begitu sayang padamu. Maafkan aku jika satu dua hal belum bisa aku tepati..

Mengenang satu malam yang kita habiskan di Monas Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King