Sekilas Thanksgiving


Setiap hari Kamis di pekan keempat bulan November setiap tahun di Amerika Serikat, atau di Senin pekan kedua bulan Oktober di Kanada, adalah hari Thanksgiving (pengucapan syukur) dimana para keluarga akan berkumpul menikmati makan malam bersama diisi obrolan tentang hal- hal yang membuat mereka bersyukur, satu per satu oleh masing- masing anggota keluarga. Hari itu adalah hari libur nasional tahunan disana. Satu hari yang tidak ada di sistem kalender negara kita Indonesia, dan bukan hal yang penting untuk diperdebatkan cuma masalah adat/ kultur sahaja.

Tulisan ini aku buat karena rasa penasaran mengapa di daerah sana ada hari khusus untuk bersyukur, dan ternyata ini dilatar belakangi oleh suatu adat kebiasaan mereka untuk mengucapkan terima kasih dan rasa bersyukur di akhir musim panen. Hanya itu? Sesederhana itu? Tidak ternyata, ini semua berhubungan dengan era dulu ketika migrasi besar- besaran dari Eropa khususnya Inggris ke benua baru yakni Amerika beratus- ratus tahun lalu terjadi. Kala itu, Eropa dilanda kekacauan berlatar belakang agama dan banyak penghukuman terjadi atas nama agama, mereka yang menentang ajaran gereja Katolik lalu menjadi Kristen Protestan banyak lari ke benua baru ini.

Mereka yang lari ke benua Amerika harus mampu bertahan hidup, menyesuaikan diri dengan musim dingin, mereka membentuk koloni (era balu kolonisasi di benua Amerika) bernama Plymouth Bay (diambil dari nama pelabuhan ketika mereka tiba), kondisi musim dingin kala itu begitu ekstrim banyak mereka yang meninggal atau memilih kembali ke Eropa. Mereka yang tinggal memilih untuk bertahan dalam kelaparan hingga ketika musim semi tiba mereka yang disebut juga sebagai kaum Pilgrim ini melakukan pertanian secara besar- besaran, bersama- sama dalam asas kebersamaan. Mereka begitu bersemangat terutama setelah melalui masa- masa musim dingin dan kelaparan hebat.

Seiring waktu, dengan berbagai inovasi dan adaptasi yang mereka lakukan dalam hal sistem pengelolaan akhirnya kaum Pilgrim yang merupakan cikal bakal kaum kolonis benua Amerika mampu mencukupi kebutuhan mereka karena mungkin mulai mengenal sistem barter sejalan dengan penyesuaian sistem yang dilakukan. Saat- saat inilah yang oleh kaum Pilgrim dipandang sebagai sebuah mukjizat yang harus mereka syukuri setelah melewati tempaan musim dingin yang berat. Hingga kala itu mereka mengadaan jamuan/ pesta makan dengan mengundang juga suku Indian asli Amerika, Wampanoag. Tradisi ini terus berlanjut dari masa ke masa terjaga hingga menjadi tradisi nasional di Amerika Utara yang dikenal dengan Thanksgiving Day.

Usaha bertahan dari sebuah kondisi yang berat ternyata membuahkan hasil, dan itu wajar jika diapresiasi, mungkin esensinya bukan berarti hanya hari itu saja orang Amerika Utara bersyukur tp lebih ke arah bagaimana mereka mengenang upaya keras mereka kala itu dengan menjadikan hari- hari tertentu sebagai hari untuk mengenang masa itu lalu memaknai dalam sebuah syukur mendalam. Bukan hal yang aneh aku kira, justru yang aneh adalah jika adat ini diikuti oleh negara/ bangsa lain yang tidak pernah mengalami hal ekstrim sedemikian rupa untuk menikmati hasil panen. Karena intinya bahwa setiap hari adalah waktu untuk bersyukur kepada ALLAH.SWT karena telah/ masih memampukan diri untuk berusaha.

Ebas
Jadi ingin mencicipi ayam kalkun bakar, enak ya?

P.S:
-----
Gambar diambil dari sini, dan sumber bacaan yang menjadi referensiku adalah Bloomberg News edisi 21/11/2001.

Comments

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja