Mengapa Harus Gusar Kebijakan DIKTI?


Ada peraturan baru dari DIKTI terhitung tahun ini, bahwa setiap mahasiswa Sarjana maupun Pasca Sarjana wajib menerbitkan Jurnal Ilmiah yang dapat dipublikasikan di Jurnal baik skala nasional maupun internasional. peraturan ini menjadi syarat wajib kelulusan selain Skripsi, Tesis atau Disertasi. Dan jujur saja, aku mulai gusar. Gusar karena aku sadar bahwa pengalamanku dalam kepenulisan ilmiah adalah nihil. Sementara itu, momen untuk menelurkan karya serupa tersebut sudah sejak setahun belakangan kunantikan.

Terus mengapa gusar? Karena minimnya pengalaman itu bertemu dengan minimnya pengetahuanku atas sektor yang kuminati.

Aku belum paham apa itu Metodologi Penelitian atau Ekonometri, sampai kini aku baru pada tahap memahami kembali ilmu perekonomian dimulai dari level Mikroekonomi, belajar secara mandiri saja untuk saat ini. Pembelajaran di bangku kuliah kemarin terasa bagai angin lalu saja jika tanpa perulangan yang berarti. Paling tidak, begitu lah yang aku alami. Karena memang aku ingin mulai menghasilkan karya demi kepuasan batin yang dapat membuat aku merasa kaya.

Aku setuju dengan kebijakan yang diambil DIKTI ini didalam surat edaran resminya cara ini akan dapat meningkatkan daya saing akademis Indonesia yang memiliki karya ilmiah hanya 1/7 dari yang dihasilkan Malaysia. Dan mungkin ini juga dapat menjadi langkah untuk menghentikan praktik jual beli ijazah tanpa mempertimbangkan kualitas lulusannya. Namun ada yang tidak setuju dengan kebijakan ini, konfrontasi ini datang dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta di negeri ini yang beralasan agar kewajiban penerbitan Jurnal Ilmiah hanya diberikan pada level Pasca Sarjana saja, sementara mahasiswa Sarjana hanya dituntut untuk mampu berpikir inovatif. Aku bingung apa arti secara konkretnya?

Melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana (Fakultas Ekonomi) sudah masuk rencana jangka pendek ku. Segera dalam waktu dekat jika tidak ada halangan atau prioritas lain yang lebih penting, karena yaa.. hanya ALLAH.SWT yang maha menentukan, kita hanya merencanakan dan berusaha saja sebisanya. Setidaknya sembari berjalan, banyak hal yang mulai perlu dipersiapkan terkait cita- cita untuk menghasilkan jurnal ilmiah sebagaimana kini menjadi permintaan DIKTI untuk syarat menjadi Sarjana.

Ada dua rencananya pilihanku: Universitas Sriwijaya atau STAN Prodip IV. Namun belum pasti kuputaskan yang mana karena kebijakan kantor yang kadang berubah juga pertimbangan pribadi lainnya.Well, time will tell...

Justru kini pembelajaran sesungguhnya dimulai, konsistensi- ketekunan diuji dengan mandiri tanpa ada yang mengawasi kecuali diri sendiri. Apalagi untuk mampu menjadi Sarjana yang mampu menghasilkan Jurnal Ilmiah yang bermanfaat, perlu kesungguhan untuk mau berkutat dengan literatur akademis sejak dini dimulai dari membaca apapun yang sesuai. Agar tidak gusar apalagi takut, walau aku sendiri belum yakin mau mulai dari mana, mungkin dari Mikroekonomi dahulu saja??

P.S:
-----
Gambar diambil dari sini...

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King