Imajinasi dalam Simpe Plan
Dari suatu jarak imajiner dengan alam nyata, terdapatlah cerita tentang Deni..
To be hurt...
To feel lost...
Dunia Deni adalah dunia yang akrab dengan trauma, walau hidupnya dikelilingi banyak orang, ia lebih merasa seperti tokoh Chuck dalam film Cast Away, terdampar di pulau sepi tak berpenghuni di tengah samudera Pasifik. Cuma berteman benda mati yang ia virtualkan seolah-olah menjadi hidup, padahal mati, mati!.
Deni kecil cumalah anak ingusan yang tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ia melihat berbagai kekerasan dan pertengkaran terjadi didepan matanya.. tapi kini, jika ia kembali ke masa itu, ia tersenyum kecut, namun cepat secepat kilat ia berusaha kembali tenang, walau pikirannya sebenarnya sedang mengembara ke suatu keadaan dimana seharusnya ia tidak perlu lagi mengingat atau teringat akan masa lalunya..
To be left out in the dark...
To be kicked when you're down...
Seorang Deni yang mulai beranjak remaja tidak berhenti-henti nya bertanya dan berandai-andai, ingin tahu rasanya menjadi orang lain, walau mungkin jalannya adalah dengan terlahir dari keluarga lain. sesuatu yang lain.. bukan yang kini ia jalani, bukan juga yang dulu telah ia lalui, atau yang akan datang yang sesekali ia takuti.
Semua gelap, ia seperti menendang dirinya sendiri kedalam ruang gelap pada suatu waktu saat ia merasa tidak bisa keluar dari segala traumanya dan kungkungan masa lalunya, lalu diruang gelap itu cuma ada ia dan ia yang lain yang menguasai dirinya.. mungkin Setan atau mungkin juga itu cuma rasa takutnya sendiri...
To feel like you've been pushed around...
To be on the edge of breaking down...
Bagi Deni hidup ini seperti sangat berat untuk dihadapi, dan orang disekitarnya seperti terlalu egois untuk diajak berbagi.. Saat ia sudah mati-matian memberikan segala apa yang dia punya, ternyata bagi orang lain semua itu bukan apa-apa, akhirnya Deni kecewa.. kecewa dan mengutuk dunia. lalu ia sadar bahwa ia bukanlah pusat dunia, ia hanyalah bagian maha kecil dari sebuah semesta sejagad raya. Deni terdiam, menjauh, menyepi dari kehidupannya sendiri, untuk mencari tenang.
Sekali-kali di malam yang temaram terang ia berbaring ditanah lapang menatap bintang, berbicara dengan imajinasinya sendiri saat ia merasa tidak ada sama sekali yang bisa memahaminya atau sekedar mendekat untuk bertanya apa yang ia simpan didalam kepalanya, apa maunya dan bertanya bagaimana dunia ini dimata nya, dimata seorang Deni.
And no one's there to save you...
No you don't know what it's like...
Lalu saya bertemu Deni sama-sama saat sedang melayang di alam imajinasi kami masing-masing, ada harapan yang hampir patah dimatanya, ada beban pikiran yang memenuhi kepalanya, ada keinginan dan ketakutan dalam tunduk diamnya. Ada pencarian yang belum selesai dari kepalan tangannya. Dan sama sekali tidak ada siapapun disana untuk membantunya atau yang bisa ia mintakan bantuan... serta ia juga tidak tahu hidup macam apa yang sedang ia jalani...
Lalu saya putarkan film Cast Away dan saya tawarkan kepada Deni untuk nonton bareng film itu sambil minum kopi. disitu diperlihatkan tentang ketangguhan seorang Chuck yang harus bertahan sendiri disebuah Pulau tak berpenghuni, sama sekali minim sarana kecuali peralatan-peralatan yang masih secara tidak sengaja dan sengaja ia pegang sesaat sebelum ia terdampar atau tidak sengaja ikut terdampar bersamanya. Chuck pernah putus asa, nekad bunuh diri namun gagal akhirnya ia putuskan menerima nasibnya mati perlahan-lahan dipulau itu tanpa ada yang mengingatnya. Selebihnya, sisa sisa harinya dipulau itu cuma diisi rutinitas yang sama namun penuh dengan riang ia jalani, karena harapannya untuk kembali memang sudah ia kubur.
Sampai suatu hari setelah 4 tahun kemudian air pasang membawakan bongkahan besi body kendaraan yang hanyut ke tepian pulau, body mobil itu ia jadikan layar sebuah rakit yang ia buat sendiri serba manual untuk melaut ke samudra, walau itu artinya tidak ada jaminan sama sekali hidupnya akan selamat. atau kecil sekali kemungkinan ia akan sampai ke daratan benua, apa lagi untuk bisa diselamatkan sebuah kapal, namun tidak ada jalan lain, karena untuk keluar dari pulau itu ia harus berlayar, maka ia berlayar. Dan saat ditengah Samudera, ia menghadapi semua resiko diamuk badai, merasakan nuansa seram didekat ikan Paus.. hingga akhirnya sebuah kapal cargo lewat melintas dan menyelamatkannya...
Dan beberapa hari berikutnya didaratan ia bercerita:
'aku benar2 sudah putus asa waktu itu, akhirnya aku nekad bunuh diri namun gagal, lalu aku putuskan untuk menjalani sisa kehidupan ku dipulau ini, menantikan setiap mentari yang terbit disetiap keesokan harinya, aku tak tahu apa yang akan dibawakannya untukku.. dan aku beruntung ketika air pasang disuatu pagi bersama mentari itu membawakan besi bongkahan yang menjadikan aku melaut ke tengah sampai berjumpa kapal yang menyelamatkanku. Andai waktu itu aku nekad tetap bunuh diri'
Begitulah kemudian saya lihat Deni berlalu melintas, mungkin dia sudah mendapat sesuatu pelajaran dari Cast Away yang kami tonton itu, lalu saya pun kembali.. dan bertanya kedalam diri saya sendiri, sudahkah juga saya mengambil hikmahnya????
Welcome to my life...
Welcome to my life...
Welcome to my life...
*beberapa menit setelah pergantian hari..
P.S:
gambar diambil dari http://images.fanpop.com/images/image_uploads/simple-plan-simple-plan-256447_1024_768.jpg
lama-lama kau punya dua kepribadian EW.. :p
ReplyDeleteDeni...mungkin kita manusia ini memang tempatnya hina, salah, derita, dan dosa. Tapi yang aku tahu..Tuhan tak pernah salah menentukan takdirnya.
@AD: hahahahaha.. =)) iya yang satu alien yang satu manusia, g lah AD... ada2 aja AD ni.. cuma mau ngembangin berbagai macam gaya2 tulisan aja, biar kreatif kayak kau AD :) ini pesan yang terlewat buat Deni dan Deni-deni yang lain '.Tuhan tak pernah salah menentukan takdirnya'..
ReplyDeletekenap nggak yang sorry I can be perfect son
ReplyDelete