DJP ku sayang..


Tulisan ini bukan lah sebuah upaya cuci tangan atau sebuah usaha untuk membela yang salah kemudian membenarkan yang melanggar.. tidak.. sama sekali tidak untuk itu.. namun tulisan ini saya buat didorong rasa gelisah saya memikirkan hal yang bisa saya lakukan untuk menjaga integritas saya pada institusi tempat saya bekerja sekarang, Direktorat Jenderal Pajak.. yang sekarang sedang dirundung ujian, sebuah ujian yang sejatinya lebih pantas untuk dijadikan momentum refleksi dan evaluasi demi kemajuan yang lebih baik lagi.. mungkin dengan adanya kejadian seperti ini lebih tepat kita peribahasakan :'tak apa kita termundurkan satu langkah agar bisa melompat beberapa langkah kedepan'..

DJP ku sayang...
Tugas yang diembannya begitu berat, tiap tahun bertambah berat.. belum lagi ditambah perjuangan untuk menjaga nama baik dan meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat, menjadikan setiap babak dalam upaya mewujudkan semua itu makin terasa berat.. dulu ia pernah dihujat.. ia dianggap seperti perwujudan tirani yang mengatasnamakan kepetingan masyarakat dengan tugas mengumpulkan uang sebanyak2nya demi penyelenggaraan kehidupan negara.. Ok fine, saya tidak tahu persis kondisi saat itu, hanya mendengar cerita dari pendahulu saya namun bagi saya semua itu adalah masa lalu, dan masa lalu telah mati, karena yang justru makin sering terngiang ditelinga saya adalah upaya modernisasi dari DJP yang bergulir semenjak era tahun 2000an dan saya.. sadar atau tidak sedang ada didalam bagian upaya berkelanjutan itu, ya saya.. saya dan semua angkatan muda petugas pajak dimanapun berada..

DJP ku sayang...
Modernisasi yang kini masih tengah bergulir dalam agenda jilid II yaitu pembangunan infrastruktur IT dan peningkatan SDM merupakan bukti keseriusan pembenahan yang berakhir dengan peningkatan tujuan pada masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajibannya, agar terbangun kepercayaannya, agar terjaga kesadarannya, untuk satu tujuan dan kepentingan bersama. Perjalanan modernisasi ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan, walau saya secara fisik dan intelektual tidak merasakan kesulitan yang menghambat ini seperti yang dirasakan para petinggi saya, namun saya melihat bagaimana efek semua ini terhadap masyarakat secara langsung. Satu masalah yang kembali mengemuka adalah mengenai: TRUST.

DJP ku sayang...
Perbuatan beberapa aparat pajak yang belakangan ini telah banyak terungkap telah menjadikan masyarakat kembali meragukan program modernisasi. Ya.. itu hak masyarakat.. dan sebagai masyarakat, maka saya juga punya untuk itu, seperti saya sebagai pegawai Ditjen Pajak juga punya hak untuk mendukung program modernisasi ini untuk terus berjalan, jangan berhenti sampai disini.. jangan terlena dengan rasa pesimistis dan ketidakpercayaan masyarakat karena pada prinsipnya masyrakat juga kelak pada akhirnya akan bangga melihat usaha dan kerja keras kita yang berkelanjutan.. mungkin masa-masa kebanggaan dan keberhasilan itu belumlah sekarang, belum juga tahun depan.. tapi paling tidak jika masa itu telah tiba.. kita akan terdiam haru melihat bangsa ini maju dan masyarakat semakin tinggi dan penuh kesadarannya untuk melunasi kewajibannya dan menjagakan hak-haknya dibidang perpajakan..

DJP ku sayang...
saya sekarang mungkin seperti berada didalam ruangan bersama rasa malu, rasa kecewa atau rasa tidak enak lainnya. bagaimana saya harus menjelaskan kejadian ini semua kepada rekan sejawat yang bekerja di instansi lain, kepada sanak famili dan lingkungan dekat saya. Apa mereka masih mau mendengar tentang niat baik DJP kita ini untuk memajukan negeri? Apa masih mau mereka mendengar dan percaya bahwa kita masih berjalan terus melaksanakan tugas dan amanah sebagai PNS Ditjen Pajak dengan jujur dan integritas penuh?Mungkin iya, mungkin juga tidak atau entah lah... namun.. semua akan kembali pada hari yang biasa.. hari yang sudah kita tahu sebelumnya yaitu hari dimana kita akan terus bekerja keras untuk menunjukkan bahwa DJP adalah instansi yang pantas dan layak menyandang status institusi modern dan terus memodernkan diri karena tugas yang kian berat itu dilaksanakan dengan tanggung jawab dan integritas yang hanya bisa diukur dengan pencapaian prestasi yang membanggakan dan kepuasan masyarakat. Maju terus DJP ku sayang...

Sabtu, Dini Hari, 27 Maret 2010
02.30 WIB
Sebuah Jalan di bilangan Jakarta Selatan..

Comments

  1. Djpku sayang sedang berproses... Antipati dari masyarakat kita terima dengan lapang dada...

    ReplyDelete
  2. kemarin ditambang didatengin petugas pajak. gara2 banyak yang belum setor. emang jarang pulang rumah sih. gila, antriannya membludak!!!!

    hidup DJP!!!

    ReplyDelete
  3. @Tengku:hmmm kalo istilah dalam ilmu psikologi massa, kalo kitanya reaktif dalam kondisi yang emosional gini bisa2 malah memperparah.. ya lah pelan2 mungkin bakal ngerti juga.. thanks ya Van..

    ReplyDelete
  4. @Zulhaq: ehhh awasin tu jul, ngantri nya pokoknya jangan ada serah terima duit.. yang namanya bayar pajak itu ke Bank bukan ke orang pajak.. kantor pajak cuma nerima bukti transaksi pembayaran dr bank doangg... thanks jul..

    ReplyDelete
  5. ;)) ehm..ehm.. jadi sorotan emang. Tapi gak semua masyarakat langsung menghukum keknya ya.. Kami dari instansi lain yang menyoroti keknya masih percaya tuh sama DPJ.. buktinya nih aku, bela-belain ke kota mau nyerahin SPT. hahaha..:)

    di jawatan dan instansi mana pun, aku rasa yang namanya oknum itu pasti ada. Klo gak ada penjahat, gak akan ada tuh Spiderman.. makanya, EW aja yang jadi spidermannya. wkwkwkwk... :p

    -AD-
    lagigak login

    ReplyDelete
  6. maap..DJP..bukan DPJ.. nti disomasi bahaya nich... :p

    AD lagi..masih ngendon di Perpus kota :p

    ReplyDelete
  7. yang dibawa lari gayus kan bukan uang yang disetor wajib pajak... kok boikot pajak
    lagi pula membayar pajak adalah kewajiban yang didasarkan undang undang jadi boikot pajak adalah pidana di peraturan pajak
    mengatasi pidana kok dengan pidana

    ReplyDelete
  8. @AD: eh AD... da lama?? *basabasi dl* btw DPJ salah yang bener DJP.. untung segera dibenerin di komen setelahnya.. btw, sinisme nya itu kadang juga datang dari kawan2 instansi lain, ya dengan berbagai alasan mereka lah.. dan dengan ketemunya momen ini, ya kayak ketemu golden moment nya gitu.. makanya kadang kepikiran ini apa betul ya mereka boikot atau marah karena pajak yang disalah gunakan oknum itu... terima kasih ya AD... *masih memikirkan kata2 R'

    ReplyDelete
  9. @suwung: wung selamat yaa.. mecahin rekor, akhirnya komennya lebih dari tiga kata wkwkwkkw w=)) tiga baris malah kali ini...

    mungkin g kepikiran lagi om yang begituan, sudah ketutup rasa emosi marah, sudah g ngamuk aja dah untung hehehe... ya lah Om.. pelan2 lah.. sabar2 aja bagus nya kita ni, kita terangkan apa yang kita bisam berjuang lewat kata2 yang baik.. *sok ngajarin master

    ReplyDelete
  10. semoga DJP bersiiiiiiiiiiiiiiiih...
    amiiiiiiiin

    ReplyDelete
  11. coba-coba ni om bagus juga

    ReplyDelete
  12. @ijul:cobain apaan?kok coba2 segala?

    ReplyDelete
  13. Maap OOT, cuma mo nanya DJP buka peluang buat magang mahasiswa g?trims

    ReplyDelete
  14. @Anonymous:masih nerima kok, langsung hubungi bagian P2HUMAS aja sambil bawa surat keterangan dari kampus.. :)

    ReplyDelete
  15. Batasnya sampe kapan Mas y?Hubungin P2HUMAS-nya gmn?Hehehe..Maap pertanyaannya banyak..hehehe..Saya mahasiswa FEUI jurusan Akuntansi Semester 6. Trima kasih banyak Mas atas info-nya.

    ReplyDelete
  16. @anonymous no 15: g ada batasan kalo mau magang, daftar aja gpp. tar bilang aja mau magangnya itu di kantor pusat atau di kantor pelayanan, saran saya magangnya di kantor pelayanan aja lebih banyak ilmunya, lebih teknis, lebih nyata. No P2HUMAS 021-5250208 tar sama operatornya bilang aja ke bagian P2HUMAS. sama-sama.

    ReplyDelete
  17. Ok..Mas, trima kasih banyak atas infonya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja