Jangan Salahkan Saya :P



assalamualaikum kawan2.. kalo kata orang USA sana, tidak ada yang pasti kalo kita jadi penduduk Amerika, kecuali Pajak dan Kematian. dan tidak mesti di negeri paman sam sana, di tanah air kita tercinta ini pun kalau kita dengar istilah pajak tentunya yang muncul.. adalah sekelebat ketakutan akan berkurangnya duit lantaran kudu dipotong buat itu pajak, dan ngomong2 saya beruntung ya, sebagai PNS pajak saya ditanggung oleh rakyat, (awas lu son kalo kerja asal2an.. kekekekek.. :D), itu kalo dipikir tak seberapa besar nilainya, (tapi dalam hati ngomongnya.. :'wah.. lumayan juga' :D ) kalo dibandingkan dengan potongan pajak yang ditanggung oleh kawan2 saya yang kerja di perusahaan asing..


jadi kalo level nelongso itu dimulai dari ngelus dada untuk yang 'rasa nahansebelnya bernilai 75' nah ini kawan2 saya itu udah sampe masuk ke level ngurut data dengan kata lain nahan rasasebelnya mungkin sudah bernilai 99,99 lantaran potongan pajaknya gede banget..

suatu hari disuatu siang di daerah Depok,saya ketemu kawan lama yang kerja di Toyota Sunter, ia bertanya ke saya :'son.. jadi gimana sebenarnya ngitung pajak itu?kok besar sekali potongannya, lalu kenapa itu jalan2 masih jelek aja?sampe mengelus dada aku?' waduh, kadang2 setiap pertemuan dengan kawan2 selalu menjadi sebuah kursus singkat untuk menjelaskan sekilas tata cara menghitung pajak dari gaji bulanan yang disetahunkan, atau menjelaskan sedikit kenapa jalanan di jakarta ni masih banyak yang bolong padahal banyak sudah yang bayar pajak. jadi kepada kawan itu saya bilangkan begini (dengan gaya yang bak seorang akademisi :P):'itu duit pajak yang tekumpul tu, pembagian untuk kepentingannya itu buat nasional tanah air ini, jadi hasilnya g bisa kita rasakan secara langsung dan cepat' kalau sudah dijelaskan begini biasa2nya kawan2 saya sudah akan mengibarkan bendera putih tanda agar percakapan diakhiri dan ganti topik. wkwkwkwkwkw :D

lain lagi ceritanya tentang pengalaman kawan SMA saya yang pernah bekerja di Schlumberger, langsung merajuk bercerita dengan nada sebal dan bilang begini :'jadi betul itu ya kerja di DJP tu banyak duitnya, aku aja sebulan besar sekali dipotong pajak,gimana la ini.. ' saya pun dituding demikian langsung membalas dengan nada yang agak tak kalah tinggi, begini kubilang :'ehh.. kalian tu pajaknya disetor ke kas negara lewat bank, jadi dari mana ada asal cerita pegawai DJP nerima duit pajak dari WP, lagipula gaji kau dibayar ma perusahaan asing tu pun da tinggi, kau bekerja untuk orang luar, jadi ikhlaskan la aja, itung2 ada yang bisa kau berikan buat negara kita ni kan..'

kita semua tahu bahwa tanah air kita ini belumlah dikatakan sebagai negara makmur dan sejahtera, tapi masih dalam perjalanan menuju kesana, sudah dari sejak jaman saya SD, asal buka buku bahasa Indonesia yang karangan JS.Badudu, selalu saja ada teks puisi yang menggambarkan bahwa negara kita ini adalah negara dengan sumber daya alam yang kaya, sampai sekarang pun begitu, apalagi katanya saking suburnya tanah di negara kita ini, tongkat kayu pun tumbuh kalau ditanamkan didalamnya. hebat juga ya.. tapi kenapa juga sumber penerimaan negara kita ini hanya bergantung pada pajak saja, bukannya banyak sumber daya alam kita yang kalau kita olah bisa jadi sumber ekspor dan sumber penghasilan yang hebat, namun sekarang kejadiannya lain, sumber daya alam itu diolah namun yang jadi kayak adalah orang asing, kita hanya kebagian limbah dan sedikit persentase dari kontrak karya yang disepakati..

nah inilah rupanya yang beberapa waktu lalu menjadi unek2 seorang dosen kuliah saya, ia berkata kepada kami :'saya capak setiap tahun dengar target penerimaan pajak makin meninggi, rakyat ni rasanya semakin dicekik saja' unek2 seorang ia ini, kemudian berujung ke uraian saya yang diatas tadi itu tenntang sumber daya alam yang kaya tadi itu, cobalah kalau itu yang kita juga maksimalkan mungkin beban pajak yang ditanggung penduduk ini bisa lebih rendah..

'jadi kami mesti gimana ni pak?' dosen kami itupun menjawab:'ya kalian itu tetap harus berpikir dan belajar untuk mengelola kekayaan kita yang dikuasai asing itu, suatu saatnya nanti kalian bisa ambil tindakan dari apa yang kalian pikirkan itu, terus satu lagi, kalian jangan minder asal liat orang asing yang badannya putih tinggi itu, jangan minder2, kita semua ni sama, g ada tinggi lebih bagus dari pendek, putih lebih bagus dari hitam,ok?'.. 'iya pak' kami mengiyakan saran beliau :)

jadi rupanya begini pandangan orang tentang pajak ya.. :) ada yang mengelus dada ada pula yang sampai mengurut dada.. wkwkkw :D, semoga akan ada suatu saatnya nanti penduduk di tanah air kita ini akan merasakan betul2 pembayaran pajak mereka... dan ujung2nya kita sejahtera.. majulah negeriku, jayalah Indonesiaku!!!! (sssttttt.. saya bukan caleg ya, jadi jangan dikira sedang kampanyeeee.. :P)

wassalamualaikum

Comments

  1. Khu khu khu... Ternyata qt punya pengalaman yg sama. Kl jalan2 n ketemu temen lama pasti mereka nanya kaya gt. Tp it's oke lah bwt seru2an. Hi hi hi.

    ReplyDelete
  2. Wuaah Mas Erikson mulai jd blogger nie. Ajarin dunk!! :P Btw, ni ada blog yg lucu n kocak jg.
    http://agung92.wordpress.com/2008/09/04/orang-manakah/

    ReplyDelete
  3. kalo istilah kawan2 ada yang manggil gini :'taxman' hahah, mau belajr bikin blog, mudah, nyontek template aja ke om blogspot atau mbak wordpress.. kikikikii :D

    ReplyDelete
  4. yah, begitulah mas,

    sabar ya jadi orang pajak, hehe

    ReplyDelete
  5. hebad kerja di pajak.....
    minta inpres dong

    ReplyDelete
  6. mas dipenggal aja... ada gambar ------- gitu di bagian atas pas mau post sesuatu

    ReplyDelete
  7. Ya..mau diapakah...itulah image yang tertanam di orang-orang..image yang timbul dari penglihatan masyarakat dari jaman kantor pajak masih bernama kantor inpeksi sampai berubah menjadi kpp Modern.
    tak perlu kita bohongi..bahwa dahulu masih banyak teman2 pendahulu kita yang memanfaatkan potensi penerimaan pajak WP untuk kepentingan pribadi. dan parahnya lagi itu berlangsung sekian lama...menahun..menoreh luka...membuat ingatan hitam di ingatan masayarakat.
    alhamdulillah...seiring waktu...torehan itu mulai mengering...seiring modernisasi dan pembelajaran yang dilakukan teman-teman sekarang...luka mulai mengering...tapi bukan berarti bekas tidak ada...tetap ada....seiring waktu pula...semoga modernisasi dan pembelajaran dari teman-teman akan mengikis kenangan hitam...menjadi suatu yang baru....

    ReplyDelete
  8. nice blog rik.. keep bloging
    selalu mengigatkan sesama..
    thank's for erik

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja