Quo Vadis Standar Kemiskinan Indonesia.
Ada sebuah negara yang miskin secara sumber daya alam namun unggul dalam perekonomian, sebut saja Jepang. Ada pula negara yang ukurannya begitu kecil dan tidak bisa mengandalkan kekayaan alam namun menjadi negara maju yang diperhitungkan, yaitu Temasek atau Singapura. Berbeda dengan Brunei Darussalam yang walau luasnya kecil namun kuat secara ekonomi karena didukung oleh sumber daya alam. Tapi bila sebuah negara yang ukurannya besar dan kaya akan sumber daya alam, justru tidak tampil sebagai sebuah negara unggul, then there the problem lies...
Dan, inilah kondisi yang terjadi di negara kita. Indonesia. PDB tertinggi ke 16 di dunia dan pertumbuhan ekonomi 6,5% tahun lalu masih membuat kita belum lepas dari isu sosial kesejahteraan dan kemiskinan. Singkatnya, pertumbuhan kuantitatif ini belum berdampak secara kualitatif ke seluruh lapisan rakyat, khususnya rakyat miskin. pasca medio 2011, standar garis kemiskinan di Indonesia adalah Rp. 243.729,-/kapita/bulan atau dengan kurs dollar kala itu (1 US$ = Rp. 8771.95) sekitar 27,79 US$/kapita/bulan setara dengan 0,93 US$/kapita/hari. Maka setiap orang di Indonesia yang memiliki pendapatan dibawah Rp. 8.124,32/hari (0,93 US$ x Rp. 8771.95/US$) dikatakan hidup dibawah garis kemiskinan.
Ukuran 0,93 US$/kapita/hari atau Rp. 8.124,32/kapita/hari menurut saya masih termasuk sangat rendah sehingga cenderung menutupi keadaan yang terjadi dilapangan, kalau pun kita belum mampu mengikuti standar Bank Dunia di Rp 17.000/hari mungkin kita bisa melihat pada negara tetangga seperti Thailand yang menetapkan batas Rp 13.017 /hari (atau 44 THB/hari dengan ukuran 1 IDR setara dengan 0,00338 THB) walau resikonya berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia tembus pada kisaran 20%- 25%. Dua kali lebih tinggi ketika standar Rp. 8.124,32/hari diterapkan. Namun ini akan membuat keadaan lebih riil dan membuat rakyat hidup dalam standar yang lebih 'manusiawi'.
Hal menaikkan standar kemiskinan ini berimplikasi positif kepada peningkatan ukuran kesejahteraan penduduk yang merupakan pondasi dasar dalam membangun manusia seutuhnya. Pembangunan manusia menurut Dr Mohammad Hatta merupakan tujuan utama pembangunan, dan tertulis dalam dasar negara UUD 1945 lewat redaksi:'mencerdaskan kehidupan bangsa..' adalah fokus dan sasaran utama pembangunan yang diukur lewat angka pertumbuhan tetapi semua tidak bermakna apa- apa bila setiap jiwa tidak bisa menikmatinya. Menyadarkan setiap manusia Indonesia terhadap keadaan ini adalah tugas kita semua sebagai generasi muda yang ingin hidup lebih baik di masa depan agar bisa kelak mewariskannya kepada generasi sesudah kita di masa yang lebih panjang lagi.
P.S:
----
Palembang. 00:42 01 Juli 2012
Menunggu Final Piala Eropa
Dan, inilah kondisi yang terjadi di negara kita. Indonesia. PDB tertinggi ke 16 di dunia dan pertumbuhan ekonomi 6,5% tahun lalu masih membuat kita belum lepas dari isu sosial kesejahteraan dan kemiskinan. Singkatnya, pertumbuhan kuantitatif ini belum berdampak secara kualitatif ke seluruh lapisan rakyat, khususnya rakyat miskin. pasca medio 2011, standar garis kemiskinan di Indonesia adalah Rp. 243.729,-/kapita/bulan atau dengan kurs dollar kala itu (1 US$ = Rp. 8771.95) sekitar 27,79 US$/kapita/bulan setara dengan 0,93 US$/kapita/hari. Maka setiap orang di Indonesia yang memiliki pendapatan dibawah Rp. 8.124,32/hari (0,93 US$ x Rp. 8771.95/US$) dikatakan hidup dibawah garis kemiskinan.
Ukuran 0,93 US$/kapita/hari atau Rp. 8.124,32/kapita/hari menurut saya masih termasuk sangat rendah sehingga cenderung menutupi keadaan yang terjadi dilapangan, kalau pun kita belum mampu mengikuti standar Bank Dunia di Rp 17.000/hari mungkin kita bisa melihat pada negara tetangga seperti Thailand yang menetapkan batas Rp 13.017 /hari (atau 44 THB/hari dengan ukuran 1 IDR setara dengan 0,00338 THB) walau resikonya berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia tembus pada kisaran 20%- 25%. Dua kali lebih tinggi ketika standar Rp. 8.124,32/hari diterapkan. Namun ini akan membuat keadaan lebih riil dan membuat rakyat hidup dalam standar yang lebih 'manusiawi'.
Hal menaikkan standar kemiskinan ini berimplikasi positif kepada peningkatan ukuran kesejahteraan penduduk yang merupakan pondasi dasar dalam membangun manusia seutuhnya. Pembangunan manusia menurut Dr Mohammad Hatta merupakan tujuan utama pembangunan, dan tertulis dalam dasar negara UUD 1945 lewat redaksi:'mencerdaskan kehidupan bangsa..' adalah fokus dan sasaran utama pembangunan yang diukur lewat angka pertumbuhan tetapi semua tidak bermakna apa- apa bila setiap jiwa tidak bisa menikmatinya. Menyadarkan setiap manusia Indonesia terhadap keadaan ini adalah tugas kita semua sebagai generasi muda yang ingin hidup lebih baik di masa depan agar bisa kelak mewariskannya kepada generasi sesudah kita di masa yang lebih panjang lagi.
P.S:
----
Palembang. 00:42 01 Juli 2012
Menunggu Final Piala Eropa
Comments
Post a Comment
Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.