It Is What It Is


Sejujurnya, banyak hal yang tidak bisa kuterima, atau setidaknya membuatku kecewa dalam hidup. Namun sebagai pelaku takdir aku hanya bisa menerima. Reaksi macam apa yang belum aku keluarkan atas semua itu. Marah macam anjing gila, mengutuk takdir, adu kepala lawan dinding, hingga menangis tanpa air mata pun sudah tapi pada akhirnya aku harus merelakan itu terjadi. Sebaik apapun aku menangkalnya, semua tetap saja terjadi karena tampaknya memang harus terjadi. It is what it is.

Aku bukan fatalist karena aku masih mampu dan mau berusaha sebisanya sebelum berkata, That is what we call Destiny! Apapun yang sudah terjadi, pada suatu titik lelah aku sadari sebagai kesatuan fragmen- fragmen kehidupan yang terangkai tanpa sadar menjadi suatu cerita berkaitan, walau diisi oleh tokoh di tempat dan waktu yang tidak aku tahu. Namun, ditengah semua itu aku masih menjaga harapan dan keyakinan tentang hari depan yang lebih baik. I just keep a faith for things i have been hoping for.

Sejak lama hingga kini aku belajar membuang rasa malu menjalani hidup dengan realistis, apa adanya. Semua hal yang sudah terjadi kadang membayang- bayangi dan menggamangkan kaki untuk melangkah kedepan namun prinsip ku terus kupupuk yaitu menjalani hidup sebagai manusia yang bermanfaat, i just feel destined that way for any destination i am heading to. Aku berdoa semoga ALLAH.SWT berkenan menuntun ku dan keluarga ku selalu dalam hidup ini agar menjadi lebih baik.

Karena memang fragmen kehidupan terjadi begitu saja tanpa kebetulan, dan kita selalu ada didalamnya, tanpa sadar menjadi pelaku takdir, sehebat apapun usaha kita memaknainya.

P.S:
-----
Gambar ini diambil dari sini.. via google.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King