Posts

Showing posts from July, 2012

Pondasi Maksimalisasi Modernisasi DJP

Image
Gempuran demi gempuran terus berlanjut dalam perjalanan modernisasi DJP, bagai tamparan keras dari arah- arah yang tidak terduga, bahkan belakangan mencuat dari dalam tubuh DJP sendiri yang dilakukan oleh mereka yang menikmati status quo atau sebut saja kaum mapan anti perubahan, yang diistilahkan oleh Renald Kasali, Ph. D, dalam karyanya berjudul Change, sebagai the establishment. Kaum ini secara diam- diam menjadi musuh dalam selimut. Mereka belum mampu melihat visi yang diusung perubahan dalam kerangka modernisasi, keberadaan mereka menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan untuk dapat memuluskan tahap demi tahap perjalanan mulia ditubuh instansi pencari uang bagi kedaulatan republik ini. Andaikan DJP, dari Merauke sampai Sabang adalah satu kesatuan tubuh, maka mereka, the establishment, adalah bagian tubuh yang pincang yang harus segera diambil tindakan. Sejumlah besar agenda perubahan dalam milestone jangka panjang Ditjen Pajak sudah digulirkan sejak 2002 silam dan in

5 Hal Kecil yang Patut Diketahui Sebelum Kita (Mungkin) Bersikap Malas Membayar Pajak

Image
Siapa sih yang ikhlas bayar pajak di dunia ini? none! termasuk juga teman- teman sekalian tentunya but i hope i am wrong :). Bayangkan saja, setelah teman- teman banting tulang, kebahagiaan langsung pupus dalam hitungan detik begitu melihat telah tertulis di slip gaji dengan rapi dan cantik bahwa terdapat potongan untuk pajak. Kebahagiaan langsung berganti duka diiringi ucapan getir: "yahh.. gede amat ya pajaknya :( " Dalam kasus tertentu kegetiran ini biasanya akan tersimpan cukup lama lalu larut dan mengkristal jadi sikap sentimen dan antipati terhadap apapun yang berhubungan dengan pajak. Berangkat dari situ, tulisan ini penulis buat untuk mengajak teman- teman melihat dengan lebih dekat mengenai dunia pajak. Supaya jangan sampai termakan provokasi barisan sakit hati yang dengan alasan kebebasan berpendapat memilih langkah untuk melakukan aksi tolak bayar pajak. Well, without any further delay , ini nih beberapa poin mengapa kita harus belajar legowo ketika membay

Sekilas Antroposentrisme Lingkungan

Image
Antroposentrisme. Istilah ini merujuk pada sebuah paham/keyakinan dimana manusia adalah pelaku utama kegiatan di semesta alam sekaligus pemiliknya, sehingga manusia adalah pusat dari semesta alam itu sendiri. Aku kira dinamisasi kehidupan di dunia ini dalam beberapa aspek telah lahir dari rahim paham ini. Liberalisme Kapitalisme tampak seperti turunan antroposentrisme dalam aspek ekonomi, ada banyak kesamaan persamaan sifat keduanya. Dalam Liberalisme Kapitalisme, manusia (pasar) diberi kebebasan sepenuhnya dalam mengatur mekanismenya sendiri, kebebasan yang penuh dan mutlak ini menuntun pada eksploitasi habis- habisan faktor- faktor ekonomi agar siklus tetap bisa berjalan. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak diiringi secara baik dengan prinsip pelestarian alam dan toleransi lingkungan, eksploitasi total ini adalah cerminan sikap bahwa kebebasan yang dimiliki telah disalah artikan lebih jauh dalam arti kepemilikan. Bahwa manusia memiliki bumi ini beserta isinya untuk dieksploitasi

Menjelang Ramadhan

Image
Tentang sholat Jumat tadi siang, khatibnya adalah seorang jemaah yang diminta secara impromptu menjadi khatib pengganti karena khatib utama tidak hadir, namun begitu isi khotbahnya masih bisa kuingat cukup jelas sampai sekarang. Beliau menceritakan sebuah Sirah ketika Nabi Muhammad SAW mendatangi Muaz Bin Jabal dan mengajarkan sebuah doa yang redaksi lengkapnya sebagai berikut: “Hai Mu’az, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’az, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir solat hendaknya kamu berdoa, ‘Allahumma a’in ni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu).” (HR Abu Daud) Mengingat, mensyukuri dan beribadah. Tiga poin ini sering kali lupa oleh kita lantaran kesibukan dunia. Padahal, hanya karena dalam penjagaanNYA maka hidup bisa selamat, cukup dan lengkap

Perjalanan Liberalisme Kapitalisme Ekonomi di Indonesia.

Image
Liberalisme kapitalisme ekonomi sudah lama masuk dan eksis di dalam negeri ini. Mungkin sebagian dari kita mengira bahwa mereka mulai menyusup masuk dengan rapi ketika kita sudah berdaulat secara dejure sebagai satu negara di tahun 1945. Tetapi memang seperti ungkapan bahwa sejarah bisa saja berulang, karena sebetulnya sistem ini sudah mulai hadir dalam negeri kita jauh sebelum kita merdeka, yaitu ketika VOC baru saja hengkang dari Nusantara dan wilayah yang dikuasai VOC (yang entah bagaimana caranya menjadi legal) diserahkan kepada pemerintah Belanda. Belanda kala itu sedang kolaps secara ekonomi dan politik di kancah Eropa, sehingga pengawasan wilayah yang semula dikontrol VOC ditangani langsung oleh pegawai Belanda bernama Van den Bosch yang kala itu ditunjuk langsung sebagai Gubernur Jenderal untuk wilayah nusantara. Di masa keberadaan Bosch, kebijakan kejam kepada penduduk pribumi diterapkan dan sangat jelas berasas eksploitatif untuk kepentingan menyelamatkan ekonomi Belan

Kelamnya Perdagangan di Masa Lampau Nusantara

Image
Sejarah Indonesia berdiri dengan salah satu pondasi dari aspek perdagangan, sebuah aspek yang sudah sejak lama menjadi ciri khas nusantara sejak sebelum abad ke 16, saat itu perairan nusantara menjadi jalur perdagangan pelaut- pelaut ulung dari Makassar, Sumatera bahkan dunia luar mulai dari Asia hingga Eropa. Namun, dari aspek perdagangan inilah sejarah panjang yang penuh penindasan dan penjajahan mendapatkan jalannya. Kala itu, ketika perdagangan hanya melibatkan sebagian besar peran pedagang- pedagang lokal, tidak dikenal adanya monopoli atau dominasi tunggal kaum atau golongan tertentu. Tetapi ketika bangsa Eropa mulai bersaing yang dimotori (Inggris, Belanda dan Portugis) untuk memainkan peran sebagai pelaku usaha di nusantara, saat itu warna perdagangan pelan- pelan berubah menjadi praktik monopoli yang kian mereduksi diri menjadi upaya eksploitasi. Dalam hal perebutan dominasi peran, Belanda mampu menancapkan eksistensi dengan membentuk kongsi dagang bernama VOC sebagai

VR 1433 HJ

Image
NAMA KEGIATAN: VR 1433 HJ Visit Raung 1433 Hijriah RUTE JALUR: Naek (in) : Jalur Kalibaru Turun (out) : Jalur Kalibaru Kalibaru adalah sebuah kecamatan di Banyuwangi yang menjadi salah satu lokasi pintu masuk pendakian Raung, disini ada Posko REGASSPALA, KPA yang dua orang personilnya akan menemani pendakian kita, mereka yang sudah begitu paham mengenai medan jalur utara sampai menghantarkan ke Puncak Sejati Transport: Kereta Ekonomi Gayabaru Malam Selatan (GBMS) Tujuan: Stasiun Pasar Turi Subaraya WAKTU KEGIATAN: 20- 26 Agustus 2012 Note: Ditanggal keberangkatan, tim berangkat dari satu tempat yaitu: Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. PESERTA KEGIATAN: .... .... .... .... .... .... .... PERIZINAN: Perizinan Gunung Raung menurut informasi bisa dibilang sederhana, siapkan fotokopi KTP dan dari tim kita akan disiapkan surat perizinan oleh Bange yang akan ditujukan Desa, Polsek dan Koramil yang berada di Kalibaru, penyampaiannya akan dibantu oleh REGASSP

Something Countless

Image
Zaman ini ganasnya luar biasa. Semua yang terlihat seolah- olah membuat hidup di dunia ini seperti abadi dan membuat manusia melupakan Tuhan. Itu mengapa kubilang ganas. Coba lihat apa yang dipaparkan televisi tidak jauh- jauh dari seputar korupsi, sensasi selebriti atau basa basi politisi. Semua terlihat dinamis tapi kacau sebab kebaikan, keburukan, kepalsuan dan ketulusan sudah menjadi bias. Atau mungkin aku lah yang kacau? Jika ia, maka aku kira aku patut bersyukur karena masih mampu menuliskan perihal ini, mengakuinya dan juga bersyukur untuk sederetan hal kecil berikut: 1. Untuk kesehatan yang sempurna: Nafas, Mata, Telinga, Tangan, Kaki, Lidah. Etc. 2. Untuk nikmat mengenyam pendidikan SD, SMP, SMA, D1, D3. 3. Untuk kebebasan dalam beribadah, I can't imagine if i were in either Suriah or Palestine. 4. Untuk tidak termasuk dalam kategori penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. 5. Untuk setiap pengalaman mendaki gunung: Gede, Pangrango, Papandayan, Cikuray, Cire

Inspirasi dari Cleaning Service: Catatan Sore Ini...

Image
Juni kemarin aku lembur hampir sekitar dua minggu. Motivasiku sederhana, selain membunuh waktu ya sekalian hitung- hitung dapat uang tambahan yang cukup lumayan untuk menyervis motor ke bengkel di bilangan Bukit Besar Palembang. Well , saat menulis kalimat yang kedua ini, agar berat juga karena tidak sejalan dengan pemikiran Robert T Kiyosaki dimana prinsip dalam bekerja adalah jangan bekerja karena uang. Sorry Om Robert, mungkin kelak bila saya memiliki atau melakoni pekerjaan yang cocok dengan hati saya maka pemikiran anda bisa saya aminkan. But now, you really get me on the opposite side! Bekerja dari senja hari hingga menjelang waktu Isya, diiringi Iwan Fals, Dewa dan Padi sambil berkutat dengan pekerjaan yang sebagian diriku bilang sebagai pekerjaan tengik ini cukup ampuh untuk melewatkan masa dua jam dengan menjadi diri sendiri tanpa basa basi ala birokrasi. Dan, disaat- saat seperti ini akhirnya aku baru tahu juga bahwa berjibaku dengan pekerjaan, apapun itu, ketika semua

Mengurai Benang Kusut Utang Indonesia

Image
Negara kita sudah sejak lama 'hidup dari' hutang, di awal Juli 2012 ini jumlah hutang kita (jumlah antara pokok hutang dan bunga) mencapai Rp 1.937 T adapun dengan target penerimaan pajak sebesar Rp 1.017 T, maka dengan asumsi 100% rencana penerimaan itu tercapai, maka jumlah ini belum mampu menjadikan negara kita sebagai negara mandiri secara finansial ekonomi. Riil nya setiap 230 juta jiwa penduduk Indonesia dibebani hutang sekitar Rp 8Jt/orang, bahkan seorang bayi yang baru lahir sekalipun. Dengan posisi hutang sebesar itu setara dengan porsi hampir 25% lebih total PDB atau dengan total rencana pendapatan negara sebesar Rp 1.292.052 M sebagaimana ditetapkan dalam APBN P 2012 maka jumlah total hutang sudah mencapai 150%, jauh diatas ambang batas kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu perihal hutang perlu mendapat prioritas dalam penanganan dan pengelolaannya, di negara kita kedua hal ini menjadi tugas pokok Kementerian Keuangan Ditjen Pengelo

Quo Vadis Standar Kemiskinan Indonesia.

Image
Ada sebuah negara yang miskin secara sumber daya alam namun unggul dalam perekonomian, sebut saja Jepang. Ada pula negara yang ukurannya begitu kecil dan tidak bisa mengandalkan kekayaan alam namun menjadi negara maju yang diperhitungkan, yaitu Temasek atau Singapura. Berbeda dengan Brunei Darussalam yang walau luasnya kecil namun kuat secara ekonomi karena didukung oleh sumber daya alam. Tapi bila sebuah negara yang ukurannya besar dan kaya akan sumber daya alam, justru tidak tampil sebagai sebuah negara unggul, then there the problem lies... Dan, inilah kondisi yang terjadi di negara kita. Indonesia. PDB tertinggi ke 16 di dunia dan pertumbuhan ekonomi 6,5% tahun lalu masih membuat kita belum lepas dari isu sosial kesejahteraan dan kemiskinan. Singkatnya, pertumbuhan kuantitatif ini belum berdampak secara kualitatif ke seluruh lapisan rakyat, khususnya rakyat miskin. pasca medio 2011, standar garis kemiskinan di Indonesia adalah Rp. 243.729,-/kapita/bulan atau dengan kurs dollar