Maskulinitas Tanpa Otot dan Ereksi?


Tahun ini usiaku masuk 1/4 abad. Sebagian dari tahun- tahun dalam 1/4 abad itu habis dengan menjadi seperti apa dulu kulakoni dan jalani, selebihnya ya menjadi apapun yang orang katakan tentang aku kini mulai dari 'Rik, kamu nyadar gak kamu tuh berubah??' atau sampai ke yang harsh 'kok lo sekarang jadi aneh? sejak kapan?'. Haha.. It's been a while since the last time i care too much to what people said about me, but now their words just go with the wind. Srew you guys! :).

Aku lagi berpikir tentang bagaimana sisa umur kedepan ini mau kuhabiskan. Hal maskulin apa yang belum dan perlu aku lakukan?
Touring sendirian sejauh 820KM? Sudah!
Berkelahi sampai mata lebam dan kacamata pecah? Itu bodoh!
Being so penniles at the middle of the month?! Cukup, jangan dibiasakan!
Berdiri di puncak beberapa paku bumi di nusantara? I can't tell you the pride!
Doing things when brain left behind? Itu tanda bahwa kita tidak jauh beda dengan Tupai sesekali.

Life is not a video game! It starts to take my focus to certain things i consider principle! Others? They will take care of themselves to the place they deserve, the garbage! Ok, aku tidak sedang bicara tentang video game yang kugandrungi sejenak (Oya, hanya beberapa minggu mungkin) waktu kelas 2 SMP dulu, tapi ini tentang maskulinitas ku sebagai lelaki yang harus kupertanggungjawabkan kepada anak atau istriku kelak bila sudah berumah tangga, semua nya kucoba susun menjadi milestone setahap demi setahap even if it takes years because so far i get no an instant way to pass it. Let me repeat it! Years! not months or even weeks! Take a note! :)

Maskulinitas bukan lagi soal seberapa kuat ereksi penis di pagi hari atau seberapa six-pack otot perut ini, tapi juga soal keberanian mengambil sikap, melakukan hal- hal baru, dan mengambil pelajaran agar makin dapat sejalan dengan pepatah makin tua makin bijaksana. Well, people grow old but still we need to question about the wisdom, because being old and being wise are two different thing! Just like the fact some students are not studying! Pilihan sikap yang diambil selalu sejalan dengan resiko, selagi masih muda aku tidak mau hidup susah dihari tua sehingga aku siap kerja keras selagi usia muda ini.

Pikiran ku jauh melayang, (but i still keep my feet to the ground) tentang gambaran hari depan dan tentang Bebek yang dikawinkan dengan Berang- berang dan akhirnya melahirkan Platypus! Forget about it! Sejauh ini aku seperti Komodo yang setia hanya pada satu pasangan saja, itu bukan berarti aku tanpa nafsu namun aku memang tipe lelaki yang sulit jatuh cinta. Pacarku hanya satu dari dulu, dan kini aku tengah mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk modal menikah! Culture is sucks for traping our mindset to conduct such a damn expensive matrimonial ceremony! If only i live in an uncivilized society (which is impossible) i may be a father of 3 or more :).

Jadi terjawab sudah, Hal maskulin apa yang belum dan perlu aku lakukan? Menikah! Bukan supaya maskulinitas bisa kembali ke makna awamnya yaitu seberapa kuat ereksi penis di pagi hari atau seberapa six-pack otot perut ini tapi agar aku bisa mengambil sikap, melakukan hal- hal baru, dan mengambil pelajaran dari situ. Begitu, padahal sudah mau masuk 1/4 abad umurku! :)

P.S:
-----
Gambar diambil dari sini!

Comments

  1. keren gan, ane juga pengen jadi pria maskulin, cuma ga tau seperti apa pria maskulin itu.. heheheh

    ReplyDelete
  2. maskulin itu sebenar'y apa yaa???

    ReplyDelete
  3. hahaha...judulnya agak vulgar kak
    maskulin itu menurut saya menjadi pendamping setia bagi wanita yang kita cintai dan tidak berpaling ke hati yang lain :)

    ReplyDelete
  4. @Trica Jus: kl awamnya maskulin itu ya gagah lah, kuat fisik dan standar penampakan lainnya, tp supaya enak jangan terjebak dengan pandangan seperti ini karena khawatir nanti orientasinya sebatas fisik saja, padahal tanggung jawab hidup perlu dijalani tidak cukup dengan fisik saja. If you don't mind my saying so :) Trims sudah berkunjung ya.

    ReplyDelete
  5. @Saragih: Vulgar? biasa aja kayaknya dan masih bs dibilang sopan, paling tidak ya buat aku. :) but thanks for the warning. Nah kl definisi yang satu ini dr Isna, tentu bisa dianggap cukup valid tp harus tetap diuji dl heheh.. thanks sudah mampir juga :)

    ReplyDelete
  6. iisss.....!!! EW ngebett meriitttt......
    sudah... ndang cepet dilamarr EW. trrussss tentuin tanggalnya... Kawin duech! :D :D hahahahahaaaaaaaaaaa

    ReplyDelete
  7. kayaknya kau sudah harus puasa EW... klo nggak cepet2 nglamarrr kiaaaaaaaaaaakkakakakakakakks

    ReplyDelete
  8. @AD: puasa itu mudah, namun susahnya itu waktu nahan lapar dan haus.. thanks for visiting :) Btw, mana itu lanjutannya belum muncul juga... ditungguin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja