Mudik 2011: Bukan Catatan si Boy
Hari ini Minggu, aku sudah di Rumah Manis Rumah, Home Sweet Home kata orang Barat :). Harusnya Sabtu aku sudah sampai, tapi karena saking cintanya aku sama Pelabuhan Merak, harusnya cukup 1 jam sana aku disana tapi kali ini, lama juga, lama sekali malah! 15 Jam. Tempo waktu yang bisa cukup untuk 1 kali perjalanan Jakarta - Baturaja. Kenapa cinta? Karena katanya cinta sama benci itu beda tipis, mereka berdua ada dipikiran kita hanya saja beda rasa ! Cinta itu katanya enak sementara. Hatred is vice versa. Jadi daripada rasa tidak enak ini aku simpan-simpan, lebih bagus aku ubah saja jadi cinta. Enjoy!
Kemaren itu perjalanan yang rutin dalam 7 tahun terakhir, tp sekaligus jadi yang terlama. Mulanya lancar maju melaju membelah malam di tol Jakarta - Merak, cukup saja ditemani obrolan santai dengan kawan lama tentang cerita lama. Bedanya kali ini diiringi playlist dinamis anak muda rentang dua jaman. Jaman aku SMA dan jaman menjelang umur seperempat abad ini. Ah, sesekali lagu barat ada juga.
Kami tidak sedang syuting "Catatan Harian si Boy" jadi tidak perlu ngebut melaju diatas angin, tapi bukan juga syuting tersanjung jadi bisa berlama-lama sampai muncul tersanjung 6. Biasa saja. Karena memang situasi ini diluar kendali kami. Keluar Tol, tidak ada lagi istilah langsung masuk Pelabuhan karena harus 'parkir gratis' alias mengantri berkilo-kilo panjangnya demi bisa masuk area ikan besi bersandar. Sempat terpikir dalam hati mengumpat kemalangan kali ini, hanya saja tidak tahu mau di tujukan kesiapa. Begitu selalu. Ke Presiden atau Menteri Perhubungan aku rasa tepatnya, tapi terlalu jauh khawatir tidak sampai ke Rumah Aspirasi. Buang-buang energi saja.
Selalu ada 'saviour' untuk setiap tragedi, kalau tidak ada mungkin pas lagi kurang beruntung kurasa. Kali ini beruntung aku membawa 5 buku yang sengaja aku niat untuk ditandaskan sepanjang perjalanan, sayangnya 1 tertunaikan 4 lagi masih belum. Ah, terlalu banyak rupanya !. Lain kali mungkin cukup 2 saja, seperti Keluarga Berencana. Dan sepertinya TTS adalah yang pasti akan dibawa ! Karena TTS ini cukup manjur untuk jadi obat anti stres dan darah tinggi. Energinya disalurkan buat main tebak kata hanya saja kadang ada yang sulit sehingga berubah jadi Teka Teki Sulit. Mungkin karena terbitan KOMPAS. Patutnya aku beli juga yang tipis yang biasa dijual di Kereta Api atau Terminal yang sampul depannya lebih bening :) sehingga berubah jadi Teka Teki Seksi. Aduh ! :D
Hari masih terang tanah, akhir nya kami masuk kapal juga, empat manusia dan empat bungkus nasi untuk berbuka yang harga dan kenikmatannya tidak berbanding lurus. Ah mungkin karena mendadak dan ramai jadi sang koki kehilangan cita rasa, yang penting laris dan kenyang. Itu cukuplah! Aku pun memang sudah bermasalah dengan lidah semenjak kecil, bagiku soal rasa itu hanya ada dua yaitu enak dan enak sekali, jarang ada yang tidak enak. Asyik sekali kan?!. Laut damai kali ini, tidak ada tanda tanda tak ramah, mungkin malam itu harusnya selat sunda bernama Selat Peacefull. Cukup malam itu tentu, karena besok besok hanya Tuhan yang tahu.
Ikan besi muntah sekitar jam 20.00 tepat pas bersandar di ujung Pulau Sumatera, Bakauheni namanya. Kamipun dimuntahkan juga, dan langsung terus saja seperti kuda poni yang lepas dari pacuan. Walau cuma mengandalkan lampu sorot yang hanya bisa melihat beberapa ratus meter kedepan. Tapi akhirnya sampai juga di bumi Sriwijaya, memang betul ternyata bahwa kita tidak perlu tahu banyak banyak soal apa yang didepan, cukup sebatas yang mampu kita usahakan saja, mengenai nanti ya lihat bagaimana nanti, yang penting jalan terus, kalaupun mau berhenti boleh saja supaya kebosanan tidak merampas umur kita.
Asik sekali memang.. !
@nineeta: Kabar bek Nin, terima kasih banyak sudah mampir! :D
ReplyDelete