Menuju Fase Baru (1)

Bagaimana mungkin semua tiba- tiba menjadi lebih dekat?! Hitungan hari berganti bulan menjadi tahun. Perjalanan ini sudah terlalu lama melaju bersama harapan yang kami emban.  Sampai kemudian ketika di persimpangan, pilihan harus ditentukan. Hari itu, 8 Desember 2012 kesepakatan tentang kami dikukuhkan lebih kokoh lewat kesepakatan dua keluarga, menapak fase baru. Catatan ini aku buat untuk menjurnal cerita nyata kisah kami berdua yang sudah saling kenal sejak jaman SMA hingga sekarang saat kami tengah mempersiapkan rencana pernikahan kami beberapa bulan lagi.

2001- 2004: Masa SMA
Kami bersekolah di satu SMA yang sama. SMA Negeri 1 Ogan Komering Ulu (OKU), Di kelas 1 hingga kelas 2, kami belum terlalu kenal. Bertegur sapa pun tak pernah seingatku. saat itu mungkin kami cuma pelajar SMA dengan segala tingginya cita- cita, maklum sajalah.  Ia sendiri setahuku terlalu pendiam dan tidak menarik minatku untuk cari tahu. Cuma memang dulu dia sejak kelas 1 beberapa kali disebut kalau pembagian raport karena juara umum. Dan entah kenapa nama dia aku ingat terus, Lisnaini.

Selanjutnya semua berjalan biasa saja, tak ada yang terlalu istimewa. Kami tidak pernah bertemu dalam kegiatan ekskul atau aktivitas yang sama. Dia di PMR, aku di Paskibra. Kuingat dia rambutnya keriting yang kerap diikatnya kebelakang. Seragam sekolahnya selalu rapi lengkap dengan dasi dan rok yang ia kenakan selalu lebih tinggi (mirip gaya pelawak Jojon) dari siswi kebanyakan serta kacamata minusnya membuatnya terlihat 'nerd' namun dengan membawa kesan berpendirian yang teguh. Ia memang cerdas, tak pernah keluar 2 besar seingatku.

Garis nasib mempertemukan kami di kelas III IPA 1. Aku duduk di bangku persis belakang dia di deret nomor dua. Sesekali, ada satu dua kesempatan kami bercerita. Dan suatu kali dia bilang bahwa dulu saat kami kecil mungkin usia SD, kami sempat bertemu di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Tanjung Baru ketika ia tengah ziarah keluarga dan aku sedang bersama Almh Nenek juga tengah menziarahi makam entah siapa aku lupa juga. Tapi aku sama sekali tidak menyadari pertemuan itu. Dia lihat aku, namun tidak sebaliknya.

Di kelas III itulah, bersama beberapa teman lainnya, kami membuat satu kelompok belajar bersama dan rumahnya menjadi 'markas tetap' setiap minggunya. Ada kurang lebih 19 orang anggotanya. Bahasan utama kami ada Matematika dan Fisika sambil sesekali membahas rencana- rencana masa depan selepas SMA. Namun, tetap saja semua masih seputar cita tanpa cerita cinta, fokus sekali kami kalau lg belajar, tak terganggu oleh hal- hal tak perlu, sampai sebegitunya. Bahkan beberapa rekan menganggap kami eksklusif dan enggan bergaul.

Tapi suatu hari di tanggal 14 September 2003, ada momen yang selalu aku ingat, ketika satu kejutan disiapkan untukku di hari itu. Usai belajar bersama, dengan menutupi mataku pakai sapu tangan, mereka membawaku ke kebun samping di sebelah markas tetap kami. Aku pun diguyur air satu baskom, dilempar terigu dan telur! Bau amis, muka cemong, rambut gimbal menggumpal karenanya. Itu hari memang tepat hari lahirku. Usai itu, kue bolu satu loyang berwarna hijau, mereka sulap jadi kue tart seperti orang yang di tivi- tivi. Lalu kami santap bersama- sama. Aku malu juga terharu. Sampai kini potret kenangan itu masih tersimpan rapi dirumahnya.

Melakoni itu semua, kami boleh gembira. Namun itu tak lama, karena esok harinya kami dapat kabar bahwa ayahnya tak berkenan melihat selebrasi kami yang tidak biasa itu. Lalu Markas Mingguan kami terpaksa dipindah. Cuma pindah tempat saja, karena semangat belajar kami tetap berdesakan butuh disalurkan. Bagai kucing beranak, kami berpindah dari satu rumah teman ke teman yang lain untuk belajar bersama mengejar cita. Momen demi momen itulah yang menjadi kenangan. Belajar Bersama, Halal Bihalal Idul Fitri, Takziah Guru Meninggal, Class Meeting, sampai kemudian Ujian Akhir Nasional tiba. Usaha selama tiga tahun dipertaruhkan lewat tiga kata ini.

Pasca ujian, kami tidak banyak berkomunikasi. Saat itu fokus teralihkan ke persiapan ujian masuk Perguruan Tinggi. Dia, yang aku tahu, berangkat ke Palembang seperti kebanyakan teman lainnya untuk mengikuti bimbingan belajar intensif SPMB  2004 (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Sementara aku tinggal saja di Baturaja. Sebab memang pengumuman PMDK sudah aku terima yang isinya menyatakan bahwa aku diterima di Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Umum. Universitas Sriwijaya. 14 Juli 2004 daftar ulang. Ternyata ia pun sama, PMDK nya diterima untuk Program Studi Kedokteran Gigi. Mungkin bisa jadi kami akan bertemu dikampus. Garis nasib cuma Tuhan yang tahu.

Bersambung...

Comments

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja