Judisium, Sebuah Sisi Lain.


Akhirnya aku judisium, tepatnya tanggal 27 Desember kemarin. Dan artinya mulai saat itu statusku sudah bukan Mahasiswa atau Pegawai Tugas Belajar lagi. Kini aku sedang menanti untuk ditempatkan di kantor yang baru. Dimana? Kalau permintaan ku dikabulkan maka aku akan berkantor di Kota Palembang, sekaligus memulai hidup baru disana, mempersiapkan banyak hal untuk kehidupan yang sudah aku coba rancang. Dan mengucapkan selamat tinggal serta terima kasih kepada rimba Metropolitan Jakarta untuk masa 7 tahun belakangan ini. Life goes on and it can't wait, so let us move on!

Judisium, prosesi singkat namun sakral dan wajib ini nyaris aku lewatkan lantaran ketinggalan pesawat di Bandara Juanda Surabaya sehari sebelumnya, untungnya bantuan Tuhan lewat seorang teman datang disaat yang tepat. Sehingga pagi tanggal 27 Des itu aku sudah bangun dengan suasana berbeda, bergegas mandi, menyiapkan seragam serta sedikit berkaca untuk meyakinkan bahwa aku cocok juga mengenakan dasi. Kuhitung seumur hidup sangat jarang aku berpakaian serapi dan selengkap ini. Hahaha...

Sekitar pukul 09.00 WIB hari itu, 91 orang total rekan satu angkatan ku sudah berkumpul di Gedung G Aula Kampus. Mereka nampak rapi, sumringah dan cerah. Beberapa bahkan bisa aku pastikan sengaja membeli kemeja atau celana baru untuk prosesi monumental ini. Aku? Ah, jangan ditanya. Sudah bagus masih mau mencukur kumis dan brewok ini. Dasi pun dapat minjam dari teman. Kenapa? Ya, karena memang sudah cukup nyaman dengan kemeja putih dengan kancing lepas satu ditengah (untung ketutupan sama dasi) dan celana panjang hitam yang jahitan bawahnya agak robek. Lagi pula, prosesi nya tak lama, hanya 2-3 jam saja. Sayang dan sungkan kalau repot- repot beli.

Pernyataan Judisium pun dibacakan oleh Pihak Kampus, ibarat Ijab Qabul yang menjadi sarat sah pernikahan, maka sah sudah kami lulus. Tepuk tangan kami pun membahana, sorakan kami begitu gegap gempita memenuhi langit- langit aula gedung ini. Selanjutnya pembacaan peringkat. Namaku dipanggil, Erikson Wijaya dengan IPK ?,?? Peringkat ? dari 91 orang. Berdiri sebentar terus duduk lagi. Lega! Sekaligus senyum lapang karena akhirnya 1 fase sudah terlewati. Sambil duduk kemudian aku termenung, Eitss.. sebaiknya aku tidak boleh lupa bahwa bertambahnya jenjang pendidikan maka akan diikuti oleh bertambahnya tanggung jawab atas penguasan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari selama 2 tahun ini.

Tanggung jawab ini seperti beban moral tak tampak yang akan mudah terlupakan jika tidak dibarengi dengan dedikasi dan kesadaran dalam berkarya. Tapi sisi lain dari tanggung jawab ini sebetulnya adalah sebuah cara untuk mempertahankan apa yang sudah didapat, memperbaharui serta membagikannya dengan cara yang senyaman mungkin tanpa bermaksud merasa lebih baik dari orang lain. Sisi lain ini kelihatannya akan mengalihkan tanggung jawab akademis praktis yang mulanya terlihat seperti beban menjadi sebuah hobi yang terasa nikmat untui digilai dan diaktualisasikan. Semacam mental yang sifatnya unstoppable learning machine.

Oya, baru ingat seperti nya selain itu aku juga harus menyiapkan kembali mental untuk siap berjibaku dengan aktifitas kantor dan rutinitas yang akan menjemukan jika tidak disiasati dengan kreatif. Working is just like biking, it keeps you from falling because it will let you keep pedalling, but you need to take a brief halt periodically to strecht your leg.

Comments

  1. Salam Blogger STAN...
    blognya udah kufollow, ditunggu folbeknya ya di

    http://nugraha-corporation.blogspot.com ^_^

    ReplyDelete
  2. @Andri: Trims Andri sudah mampir ke Blog saya. Ok saya visit ke rumah situ ya.. :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King