Buruk Baik Buruk Baik


Sudah hampir 7 bulan ini aku mengajar les privat, kebutuhan sehari-hari dikampus cukup banyak terbantu dari sini, aku memang tidak pernah pasang tarif, seikhlasnya dikasih ya itu yang aku terima, dan alhamdulillah cukup saja. :D. Tapi kalau aku pikir balik ke saat-saat kenapa bisa akhirnya mengajar les privat ini, aku cuma bisa diam saja.

Tahun lalu, aku membantu adik kawan kos yang kena tilang di daerah Tanah Kusir, waktu itu kondisi uang lagi pas-pasan, dan kesalahan memang ada di kami, cukup banyak. Jadi pas sampai di lokasi dimana motor ditahan, aku langsung menemui polisi yang ternyata orang Batak, marganya Hutajulu. Biasa, orang Batak memang bernada tinggi kalau bicara.

Aku pun sudah maklum kalau itu, sama-sama dari Sumatera juga, cuman karena tuntutan peran sebagai polisi yang menangkap tilang jadinya Pak Hutajulu ini jadi lebih sangar, sementara adik sikawan tadi berdiri disebelah ku, aku membuka obrolan dengan Pak Hutajulu dan kemudian dialog pun mengalir dengan intonasi berimbang harmonis, satu tinggi membentak-bentak, satu lagi tenang (berusaha tenang sebetulnya) dan berusaha sesopan atas nama penghormatan kepada orang yang lebih tua.

Waktu itu aku terpaksa berbohong (maaf ya Pak :D), aku mengaku berasal dari NAD sama seperti adik si kawan tadi, supaya meyakinkan, dan aku sebut saja kini aku sedang kuliah sudah masuk di tahun kedua terakhir di STAN jurusan Pajak, dan mohon kemakluma beliau untuk memaafkan kesalahan adik si kawan yang sudah melanggar peraturan (gak pakai helm, plat nomor expired, gak bawa STNK), dan naek motor sampai ke pertigaan Tanah Kusir ini untuk mencari kerjaan sampingan di bengkel. Sebetulnya waktu itu aku sudah menyiapkan uang 50rb buat yaaaa... you know what i meant.. :)), tapi setelah aku jelaskan kondisinya dan mau menyerahkan uang tadi, Pak Hutajulu nya menolak dan justru bertanya mengenai kuliah ku.

Ahhh... rupanya disini dimulai cerita kemudian, rupanya Pak Hutajulu ini juga pengen anaknya (namanya Hendrik) bisa diterima di STAN dan sudah ikut Bimbel STAN di LIA Bintaro, namun beliau berkata bimbel disana mahal dan anaknya sering saja mengeluh karena tenaga pengajarnya yang kurang bisa merangkul. Dan, Pak Hutajulu kemudian ngomong ke aku bahkan dengan menurunkan nada bicara meminta bantuan kesediaan ku mengajar privat untuk anaknya, bahkan bertanya aku mau minta dibayar berapa.

Tapi aku kira sudah OOT, jadinya aku tidak terlalu menggubris karena yang aku pikir cuma bagaimana mendapatkan kembali motor itu pulang kekos, tapi rupanya Pak Hutajulu serius, dan barulah kemudian aku mulai memikirkan ulang tawarannya, sebetulnya aku tidak berani pasang tarif karena dua hal, yaitu karena aku maklum penghasilan Polantas yang sudah menjadi kepala keluarga tentu banyak kebutuhan lain, dan kemudian aku enggan menjadi beban moral jika aku tentukan harga, seolah-olah muncul keharusan/kontrak yang memberi kepastian bahwa anak nya pasti lulus.

Aku ambil keputusan, Ok aku mau, dan aku putuskan terserah Pak Hutajulu saja mau bayar berapa, namun dengan catatan, i promised nothing. Dan kursusnya baru dimulai setelah USM STAN 2010 diumumkan hasilnya karena anaknya yang sudah kadung kursus di LIA. Pembicaraan usai, dan sebagai rasa terima kasih, Pak Hutajulu memberikan motor itu kepada kami tanpa permintaan apa2. Aku senang saat itu karena bisa membantu kawan, namun aku sadar tanggung jawab ku yang lebih besar mulai bertambah didepan nantinya.

Memang sudah jalan ceritanya ternyata Hendrik tidak lulus dan jadilah sejak beberapa bulan dari saat itu ia rajin datang ke kos, sekitar 2 kali dalam seminggu dengan jadwal yang fleksibel mengikuti jadwal kuliah dan aktifitas ku yang sering naik turun gunung. Enak kan? :) lagipula metode belajar dengan Hendrik aku memposisikan diri sebagai teman dan aku juga tahu bahwa tidak semua orang tahan belajar selama berjam-jam itu kenapa aku tidak pernah terlalu lama kalau belajar dengan Hendrik, paling lama dua jam sekali pertemuan, dan pulang selalu membawa PR.

Setiap sebulan sekali, Pak Hutajulu melalui Hendrik selalu memberikan amplop berisi uang bayaran les, biayanya alhamdulillah lebih dari cukup untuk aku gunakan dalam kebutuhan sehari-hari, selain itu aku juga senang mengajar ini karena mencegah otak dari ketumpulan.

Semua bermula dari kejadian penilangan, seperti sebuah kebetulan, dan seolah bermula dari sebuah kejadian yang dianggap buruk, namun itu semakin menguatkanku bahwa jalan cerita hidup ku ini sudah diatur oleh ALLAH.SWT karena dari situ muncul kebaikan2 yang bisa aku rasakan. Kalau saja malam itu, aku enggan membantu kawan ku mengambil motor adiknya yang ditilang... it will never run this way. Alhamdulillah terima kasih ya ALLAH..

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216). Tak selamanya hal yang kita benci tidak baik dan tak selamanya hal yang baik selalu baik. Sesungguhnya Allah Maha Pemilik Kebaikan yang Abadi.

Comments

  1. Thanks God,nggak sia2 blog jumping ketemu blog ini(ngerasa dapet 1kakak#hehhe mangaku-ngaku)...banyak pelajaran yg ku dapet..Wish you a happy life,bang er^^..tetaplah bersahaja walopun someday dirimu mengangkasa#hadeuhh smoga nggak berlebihan ini ya

    ReplyDelete
  2. @putri: jadi malu ahh :) ucapan yang sama juga buat adik ku Putri: "tetaplah bersahaja walopun someday dirimu mengangkasa"

    ReplyDelete
  3. Wah,,wah,,,hehehhehe,menarik ceritanya Son. setiap kejadian pasti ada hikmahnya...

    ReplyDelete
  4. Ohh...bliau dosen pengembangan kepribadian yah? Wah menarik keknya..Semoga seseorang disana sukses di matkul itu#yahhh..unfortunately..jadi rindu wawancara seseorang tentang kuliahnya. Amin bang er,semoga bisa mengangkasa nggak pake acara jumping,hehehe

    Stiap kejadian nggak ada yg kebetulan karena smuanya sudah dalam rencana terbaikNYA,rite,hadapi hayati nikmati^^

    ReplyDelete
  5. @AG: iya, cuman kadang cepat kadang lambat kita sadar hikmahnya itu, kalo cepat enak, kalo lambat uring2an hahaha.. :D

    ReplyDelete
  6. @Putri: menarik itu relatif, kemaren aku banyak beda pendapat sama Pak Sahal :D sampe debat dikelas.. siapa seseorang itu? tingkat berapa dia? :D

    ReplyDelete
  7. Kasih tau nggak ya?hehehhe..

    Oh iyakah? Debatnya gaya amerika/australia,bang?:p

    Tp,wajar2 aja sih,terlebih jika persepsi penerima blm sama,mungkin bisa2 aja debat terjadi. Cuma,pengalaman baca status fb bliau+komen yg ada,he is one of d'person when he state something sometime hard for him to explain or to explore what is the meaning of his statement inside,sehingga nggak jarang banyak yg nggak sefrekuensi.

    ReplyDelete
  8. @Putri: yah dosen juga manusia.. mahasiswa juga manusia.. udah ada rejekinya masing2.. :D, eh aku ada utang poto ya Put, nantilah aku email :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King