Sebuah Ucapan Terima Kasih


Sebuah ucapan terima kasih, gratitude, menjadi begitu dalam maknanya jika direnungkan sejenak, karena didalamnya menunjukkan bahwa kita telah menerima kasih dari seseorang, dan yang sebetulnya berasal dari Tuhan.

Dalam pendakian menuju Rinjani kemarin, ada begitu banyak orang yang telah membantu kami sehingga kami dipermudah, memungkinkan kami menjalankan semua agenda yang kami rencanakan sebelumnya. Semua bantuan mereka begitu berarti dan jika harus ku urai dalam cerita mungkin akan menjadi begitu panjang, oleh karena itu hanya 1 (satu) saja yang aku tulis ceritanya sementara yang lainnya, tanpa mengecilkan arti bantuan dari mereka akan dibuat dalam paragraf khusus masih dalam postingan ini.

Sore itu adzan magrib sudah berkumandang, dan semua urusan sudah kami selesaikan sehingga menurut rencana harusnya kami sudah bergerak meninggalkan kawasan menuju ke Gili Trawangan, sebetulnya agenda ini ingin tetap kami jalankan namun kelihatannya tidak mungkin karena kami mulai kehabisan uang sementara jasa ojek yang tersedia memanfaatkan keadaan kami yang membutuhkan dengan menaikkan harga diluar kemampuan kami.

Disaat itulah, kami berusaha mencari solusi. Aku, Tamsin dan Yoga berusaha untuk menguasai diri agar tidak terjebak dengan keadaan. Sebetulnya Bang Roni sudah berbaik hati dengan hendak mengembalikan kembali uang yang kami bayar atas jasanya namun tidak tega kami menerimanya. Sehingga pilihan yang sangat mungkin dan rasional malam itu adalah terpaksa bermalam dulu di kawasan Senaru ini, dan alternatif nya adalah di pos Rinjani Trekking Center namun rupanya RTC tidak menyediakan kamar atau ruangan 'mendadak' untuk pendaki dengan kondisi seperti kami, dan ini sepertinya berbeda dengan Rinjani Information Center di Sembalun yang menyediakan ruang untuk sekedar bermalam untuk para pendaki. Bahkan RTC ini tutup ketika hari sudah beranjak gelap tanpa ada yang berjaga.

Aku sudah mencoba minta tolong ke petugas RTC namun ybs hanya mampu membantu sebatas memberikan ijin bermalam di lounge depan yang terbuka. Mengingat isu tidak sedap yang berhembus mengenai tingkat kriminalitas di kawasan Senaru, belum lagi dingin malam tentunya membuat istirahat malam ini menjadi terganggu, sehingga aku berupaya mencari alternatif, dan akhirnya pikiran ku tertuju ke tempat sebuah warung sederhana dimana sore tadi aku numpang sholat Ashar dan aku tawarkan ke Yoga dan Tamsin, mereka mengiyakan sehingga aku coba menemui Ibu pedagang di warung tadi.

Nama beliau rupanya adalah Ibu Deni, sementara suaminya belum pulang berolahraga. Aku coba menjelaskan kepada Ibu Deni mengenai kondisi kami, dan tanpa berpikir dua kali, raut wajah Ibu Deni langsung sumringah mempersilahkan kami bermalam di rumah beliau. Akhirnya kami bertiga langsung membawa serta carrier kami kedalam tempat yang disediakan Ibu Deni untuk kami. Belakangan aku baru tahu bahwa Deni adalah nama anak sulung beliau, sementara suami nya bernama Pak Rasiana. Kami begitu berterima kasih karena malam ini kami bisa 'aman' untuk beristirahat. Bu Deni menceritakan bahwa minggu sebelumnya ada juga beberapa orang pendaki dari Jakarta yang kondisi nya sama seperti kami dan bermalam dirumah warung beliau ini.

Kami bingung bagaimana membalas kebaikan jasa Ibu Deni ini, Tamsin memberikan usul agar kita coba memberikan semacam ungkapan terima kasih dalam bentuk kiriman pulsa, dengan meminta bantuan seorang kawan kuliah di Jakarta, namanya Relevan Butar- Butar yang punya pekerjaan sampingan berdagang pulsa. Namun saat aku coba sampaikan ke Ibu Deni, beliau menolak, bahkan beliau menawari kami untuk makan malam karena ketika kami tadi ditanya sudah makan atau belum, saya menjawab belum. Tidak lama kemudian, kami bertiga makan malam yang sudah disiapkan oleh Ibu Deni bahkan adik iparnya membuatkan kami bertiga kopi hitam hangat.

Sambil makan malam dibilik samping warung, kami melihat Ibu Deni sedang mengasuh anak bungsunya, usianya mungkin baru 1 atau 2 tahun, lucu dan pintar, matanya bulat dan bulu matanya panjang, namanya Lutfia, Dena Lutfia lengkapnya. Kemudian setelah makan kami pun bercengkrama dengan Ibu Deni dan keluarganya, ada adik iparnya yang sehari-hari mengajar ngaji anak-anak setempat dan adik kandungnya yang duduk di bangku SMA. Tak lama kemudian suami Bu Deni muncul dengan sarung dan peci baru selesai Isya, rupanya tadi selepas magrib tadi, beliau baru saja latihan Sepak Bola untuk menyemangati pemuda di kampungnya dalam turnamen rutin tahunan di Kecamatan Senaru, beliau senang sekali berolahraga nampaknya. Kamipun ngobrol-ngobrol di bale keluarga Pak Rasiana persis didepan warung nya.


Malam itu begitu dingin, namun Pak Rasiana dan keluarganya memang sudah terbiasa, sehingga sama sekali tidak perlu pakaian penghangat. Kami ngobrol banyak hal mengenai bagaimana kami sampai kehabisan uang dan rencana perjalanan kami besok, sekaligus mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan keluarga beliau. Tak lama, kemudian kami masuk kedalam untuk beristirahat mengambil sleeping bag kami masing-masing lalu menyempatkan memberi kabar keluarga dan rekan-rekan terdekat. Selanjutnya kami semua terlelap. Gelap dan hening.

Kira-kira menjelang pukul 6 pagi, aku mulai terbangun dan segera mengambil wudhu untuk sholat dan mendapati Pak Rasiana baru pulang dari jogging pagi. Setelah itu, Tamsin dan Yoga bangun dan aku mengingatkan mereka bahwa pagi ini harus lanjut perjalanan lagi, sehingga kami mulai bersiap-siap repack untunglah akhirnya semua barang-barang ku muat dimasukkan dalam 1 carrier ini. Ketika selesai mandi dan bersiap-siap tiba-tiba Bu Deni memberikan untuk kami tiga gelas kopi hangat dan tak lama muncul Pak Rasiana memberikan kami tiga buah nasi bungkus sebagai sarapan. Sambil dinaungi rasa syukur bertemu dengan orang-orang yang begitu baik ini, akupun sarapan bersama Yoga dan Tamsin.

Semua kami sudah siap, carrier dan fisik kami sudah OK. Lalu Pak Rasiana muncul melihat kondisi kami dan tiba-tiba menawarkan kami bantuan uang sebagai tambahan setidak nya bekal perjalanan sampai ke lokasi yang ada mesin ATM, lalu kami jelaskan bahwa uang kami alhamdulillah masih cukup jika hanya untuk sampai di lokasi mesin ATM. Dalam hati aku bingung mau berkata apa mendapati kebaikan Pak Rasiana ini.

Ketika kami sudah bersiap meneruskan perjalanan, Pak Rasiana memberi gambaran rute menuju lokasi yang ingin kami tuju, yaitu Pelabuhan Bangsal. Dari Senaru menuju terminal terdekat didaerah Bayan yaitu terminal Ancak, dari Ancak perjalanan dilanjutkan ke Bangsal, di Pasar daerah Bangsal inilah ada mesin ATM, karena dari Ancak kami meneruskan perjalanan dengan ijin dulu ke sopir bahwa mohon turun sebentar di mesin ATM.


Pagi itu, 15 Juni 2011. Kami berangkat meninggalkan Senaru, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Rasiana dan Ibu Deni serta segenap keluarganya, aku hanya bisa berdoa semoga ALLAH.SWT membalas kebaikan beliau-beliau dengan lebih baik lagi, amin. Tamsin memberikan kupluk/balaclava nya sebagai kenang-kenangan untuk Lutfia. Tak lupa kami berpoto sebagai kenang-kenangan, rencananya kami bertiga hendak membelikan semacam sepatu/seragam olah raga di Jakarta lalu dikirim kepada Pak Rasiana di Senaru. Begitulah, satu malam di Senaru ini rasanya akan menjadi malam yang tidak akan bisa aku lupakan seumur hidup, diantara hiruk pikuk kehidupan jaman modern ini ternyata masih ada orang-orang yang membantu tanpa pamrih, memberi tanpa menghitung.

-------------------------------------------------------------------------------------

Selain Pak Rasiana dan Ibu Deni yang kuceritakan diatas, terdapat juga beberapa rekan yang membantu perjalanan ini diantaranya adalah dibawah ini:

Bang Fian, Bang Ashwan dan semua rekan di Khyber Pass dan Oasistala Lombok Timur Nusa Tenggara Barat atas bantuan, tumpangan menginap dan keramah tamahan yang membuat kami seperti berada di rumah sendiri. Mengenal mereka maka aku harus berterima kasih juga kepada Yudha yang sudah mengenalkan aku kepada Bang Fian.


Codet, si kawan ini sudah banyak membantu, sudah tidak usah disebutkanlah apa saja, tapi rasanya durhaka juga aku kalau tidak kubuat ucapan terima kasih untuk dia. Ni dia orangnya ni.. Thanks Det!



Bewok
, sorry Wok waktu lu dateng ke kos nganterin SB ma Sepatu, gw lagi g ada dikos. Bewok ini sodara gw di SABUMI, komunitas pecinta alam yang terbentuk dari diklat STAPALA 2011. Danke Wok!


Ajir dan Rian, ni adek kos, satu kampung juga, yang udah minjemin kamera dan carrier mini 40 L, Mokase Dek!


Agusta Del Labane, kawan satu kelas, asli Dolok Sanggul, Sumatera Utara, sudah berapa kali kameranya aku pinjam, Mauliate Lae!


Tapsel, ni sodara di SABUMI juga, yang sering nemenin kalo jogging pagi mutar-mutar kampus. Trims pinjaman tramontina nya! :D


Adit dan Mido, dua pendaki yang ketemu di Sembalun yang sudah banyak membantu di awal pendakian dengan membawakan carrier Yoga sampai akhirnya ketemu lagi di Danau Segara Anak, makan ikan goreng bareng. I owe you two more than thanks!


Tamsin Ezer Siagian dan Yoga Prianggara. Terima kasih untuk sudah menjadi partnerku dalam pendakian ini, hanya masalah waktu saja sampai masing-masing dari kita kembali akan merindukan keindahan alam dari puncak-puncak yang lain, and when it comes, it is the time to call me back :)

Bang Roni dan Amak Erna selaku porter yang banyak membantu dan melayani kami dalam pendakian ini mulai dari Sembalun sampai di pintu gerbang Senaru. Khususnya untuk Bang Roni, terima kasih banyak atas kebaikannya, canda tawa didalam tenda dan lain sebagainya. Semoga bahagia dan selalu buat Bang Roni dan keluarga. Foto mereka udah banyak dimuat di postingan sebelumnya jadi sengaja tidak aku muat lagi.

Kedua orang tua, saudara-saudara kandung dan keluarga ku di Baturaja dan Palembang serta buat seorang wanita yang kelak mendampingi hidupku (insyaALLAH).

Impian.Cita.Cinta.Pelajaran.Pengalaman.Perjalanan.Keindahan.Syukur.Sabar.Amarah.Tawa
Kereta.Kapal.Selat.Bule.Gurun.Savanna.Hutan.Pasir.Curam.Awan.Kabut.Angin.Carrier.
Catper.Duit.Tawa.Senyum.Lelah.Haru.Bangga.Ebiet.Kamera.Sunset.Sunrise.Madu.Cokelat.
Daya.Tapak.Semangat.Batu.Air.Danau.Pemandangan.Kebaikan.Syair.Hati.Napas.Irama.Doa.
Berat.Bapak.Ibu.Adik.Kakak.Keponakan.Pacar.Kuliah.Kerja.Nikah.Sekolah.Langkah.Niat.
Puncak.Sembalun.Senaru.Pelawangan.Matahari.Bulan.Persahabatan.Kalian.Aku.Kita.


Juni 2011, Penuh Kenangan.
TERIMA.KASIH. :)
Erikson Bin Asli Aziz a.k.a Ebaz


Comments

  1. mantaaaaaaaaaaaaab.....
    mohon maaf tidak bisa nganter N ngasi apa2 ne,,,,
    tapi jgn kapok ya mampir di tempat kita, InsyaALLOH klo ke lombok lg kita ngetrip bareng...

    ReplyDelete
  2. Orang yang paling bersyukur pada Allah itu bisa dilihat dari caranya berterima kasih pada sesamanya,manusia..#ngutip dari ceramahnya ustad

    Amin..amin..semoga segera terlaksana ya bang er episod 'hidup bersamanya'. Asikkk..berarti ntar ada edisi ayuk kito itu yee^^..hehehhe

    ReplyDelete
  3. @Putri: aminn.. gek lah mun aku ke Palembang, kito kopdar :D

    ReplyDelete
  4. ada lae agusta del labane.. wahh.. teman satu kampung gw.. satu sekolah di doloksanggul..

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King