Kalau Bukan Ayahku. Kalah Bukan Aku.


Siapa lagi yang bisa aku ingat untuk terus maju disaat aku terjatuh, kalau bukan ayahku.

Siapa lagi yang bisa aku banggakan tentang pengorbanan dan perjuangan seorang manusia, kalau bukan tentang ayahku.

Siapa lagi yang bisa aku rindukan kasih sayang dan perhatiannya saat aku jauh disana, kalau bukan ayahku.

Siapa lagi yang mau tanpa aku meminta membuatkan segelas teh manis hangat di pagi hari, kalau bukan ayahku.

Siapa lagi yang mau tanpa aku berucap memasakkan makanan kesukaanku, kalau bukan ayahku.

Siapa lagi yang mau memanjatkan duku,kelapa dan rambutan untukku waktu aku kecil, kalau bukan ayahku.


Siapa lagi yang dalam diamnya selalu mengajarkan aku untuk menjadi manusia yang tekun dan rajin, kalau bukan ayahku.

Siapa lagi yang dalam diamnya selalu menunjukkan bahwa sabar dan mengalah adalah jalan untuk menjadi ikhlas, kalau bukan ayahku.

Siapa lagi yang dalam diamnya membuatku ingat tentang kenyataan bahwa manusia itu harus berpikir kedepan, kalau bukan ayahku.


Ayahku, bukan lah seorang yang berharta banyak untuk diwariskan saat ia meninggal kelak. Ia juga tidak memiliki gelar keserjanaan dari universitas kenamaan yang membuat batu nisannya kelak agak prestisius. Tapi setidak-tidaknya ia adalah salah seorang manusia yang mengakui adanya Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan, bukan harta, pangkat, jabatan dan status sosial atau pesona pesona duniawi lainnya. Tapi ia bukanlah Malaikat, ia juga manusia biasa yang bisa berbuat salah dan khilaf.. Namun demikian aku belajar banyak dari kesalahan dan kekhilafanya, karena ia memang ingin, aku menjadi lebih baik dari dirinya.


Lalu tentang mereka...

Siapapun mereka...

Mereka mungkin sedang mencela atas ketidakberpunyaan ayahku akan harta dan pangkat, tapi bagiku cemoohan mereka makin menunjukkan siapa mereka sebenarnya..

Mereka boleh saja mencela atas segala tangga nada yang tidak harmonis dalam ritme permainan musik kehidupan ayahku, tapi bagiku mereka mungkin telah terlalu jauh tinggi dilangit mereka sana untuk mendengar indahnya musik di bumi kami ini..


Dan aku ada diantara ia dan mereka...

Sehingga..

Siapa lagi yang akan berdiri paling depan menghadang cibiran, cemoohan, sindiran, ejekan mereka tetang ayahku, kalau bukan aku.

Siapa lagi yang akan berusaha memperjuangkan pendidikanku setinggi-tingginya untuk kebanggaan ayahku, kalau bukan aku.

Siapa lagi yang dimasa depan kelak akan mewujudkan cita-citanya menjadi anak yang peduli terhadap keluarga, kalau bukan aku.

Comments

  1. assalamualaikum Om...
    datang ya Om..
    acaranya Dija tanggal 23 september

    ReplyDelete
  2. @dijja: wah, maaf Dijja, om cm bs doain Dijja. heheh.. insyaALLAH kl om ke Jawa Timur, Om maen kesana heheh..

    ReplyDelete
  3. apalah arti kita dihadapanmanusia lain...selain arti kita dihadapanNya kelak rik?. sukses buat erik, ingat!!! apapun yang telah kau perbuat dan berikan untukmu dan keluargamu bukan karena mu tapi karenaNya.---mb tanti---

    ReplyDelete
  4. @mb tanti: Mbak.. makasih banyak.. dr sejak kita sering chat via gtalk sampai sekarang insyaALLAH aku ingat terus pesan mbak tanti, tentang tawakkal dan sukur, dan kali ini insyaALLAH akan aku coba untuk selalu ingat mbak.. makasih banyak.. ;))

    ReplyDelete
  5. senantiasa bersyukur adalah salah satu kunci untuk memaknai hidup. setiap perjalanan kita adalah pelajaran berharga untuk hidup kita kedepan. sukses buat erik, u have done it well..n u should!!. tetap rendah hati.

    ReplyDelete
  6. @anoymous: aku berusaha begitu, tapi kadang ada saja faktor eksternal yang membuat emosi ini bergejolak, kadang niat baik ini membuat ku berusaha menerima apa adanya sikap lingkungan itu, menganggapnya sebagai masukan positif agar aku bisa bersikap lebih baik seperti analogi menelan minum obat pahit yang menyembuhkan.. namun jika sebaliknya, aku kadang lambat memahami.. insyaALLAH kedepan bisa lebih baek...Thanks ya..

    ReplyDelete
  7. Capailah mimpimu, kawan. Mimpi yang menjadi kebanggaan buat ayah dan keluarga.

    ReplyDelete
  8. mas erik,,,
    q g bs omong ap2 pas baca posting ini,, pengen nangis rasanya ..buat q sadar akan besarnya pengorbanan mereka untukku,, nyesel udah sia sia kn amanah mereka ,, tk bs menghargai pengorbanan mereka ,,, aku bener2 nyesl ,mas,,
    tp mulai skrng q janji tk kan kecewakan mereka .. orang tua q,,, thanks ya mas atas tulisanny,, sukses selalu buat mimpi2 mu,,,

    ReplyDelete
  9. @Zulhaq: tumben lu serius jul.. hwhwhwhwhw... Iya makasih ya.. :D

    ReplyDelete
  10. @njet: sama2 Njet. mumpung masih muda Njet masih mudah inget, tar kl da tua susah ingetnya..

    ReplyDelete
  11. son.... hehehehehehe... mo minta bantuan dukungan neh...

    jika berkenan, silahkan kunjungi http://lombablogdepok.com/polling-blog-favorit-top-10 dan pilih http://jampang.multiply.com/journal/item/466

    rekan-rekan yang lain jg boleh dukung (ngarepdotcom)

    terima kasih

    ReplyDelete
  12. Keren... Saudara ku...Sedulur ku....Sang Pejuang Sejati dan pembelajar sejati.... Panutan ku membuat Blog...Rock your world Lur..!!!.... Jika semuan anak di muka bumi ini seperti mu ..alangkah indahnya jejak langkah harapan orang tua di dunia ini .... tapi tak akan juga bisa seperti itu.

    ReplyDelete
  13. ay son dalah sedeh kelah cerite ngan nigh,laju nak betangisan kelah bacenye...hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja