Catatan Awal Maret

Petang ini, awal Maret.

Apa jadinya bila semakin hari, hidup semakin seperti misteri. Sulit untuk tetap dapat berpegang teguh pada harapan dan keyakinan. Tapi memang cuma itu yang tersisa, barangkali inilah mungkin maksud dari perjuangan. Perjuangan mempertahankan keyakinan dan impian. Siapapun tidak ada yang mau menyerahkan hidup kepada nasib dengan dalih atas nama takdir. Tetapi tekanan dalam kehidupan, tidak semuanya yang mampu bertahan dan tidak semuanya memilih terus berjalan. Hidup ini bukan memang milik kita manusia, kita pun tidak pernah memiliki diri kita sendiri.

Ada saat dimana kita akhirnya menyerah lemah dihadapan kekuasaan pemilik kehidupan dan pengatur semesta alam, ALLAH. SWT. Bahwa kemudian setelah doa dan daya upaya berlabuh mereda, kita sampai di satu titik. Pasrah. Dititik ini, semua pertanyaan dan kilas balik tentang ujung dari ikhtiar dan doa telah kembali menjadi rentetan hal yang diluar batas kuasa nalar. Cuma pada sedikit harapan dan keyakinan saja pegangan yang tersisa. Bahwa, Ia, Tuhan semesta alam, adalah sebaik-baik pengabul doa yang senantiasa dalam kesibukan, melihat ikhtiar dan mendengar rintih harap doa hamba- hambaNya.

Misteri ada karena hari depan dipersoalkan. Hari depan yang tak teraba oleh tangan, tak terlihat oleh mata memang memiliki daya magis bagi mereka yang tetap dirundung penantian. Tetapi ada kemalangan tersendiri disana, penantian yang berubah menjadi ketakutan telah melahirkan racun pembunuh yang menggerogoti harapan dan mengikis keyakinan. Kita cuma dihadapkan pada hidup yang makin mengerikan. Pesona dunia makin menggila. Bila sudah begini, cuma tersisa dua akhir. Turut berlaku gila atau melabuh reda menuju kuasaNya dalam kepasrahan.

Erikson Wijaya
02 Maret 2014
Bangka Belitung

Comments

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja