Orang Baik

Pada akhirnya saya memilih untuk mengingat kebaikan mereka, mungkin seumur hidup saya.

Dalam hidup, setiap orang tentu berurusan dengan orang lain, entah sedikit atau banyak, entah langsung atau pun tidak dan bisa jadi dari situ ada kesan, cerita atau ingatan yang terbentuk. Kadang ingatan itu tidak mengenakkan, membuat hina atau seperti diremehkan. Sakit? Tentu saja. Bahkan meninggalkan luka batin yang mengendap lama. Namun, ada kalanya juga ingatan itu menyenangkan, haru dan mendalam. Rindu? Pasti! Bukan tak mungkin seperti ingin memutar kembali waktu dan mengulanginya.

Tapi hidup tetap terus berjalan. Memori sepanjang hari yang telah lalu masih akan terus terbawa seiring waktu, termasuk memori tentang kesan pada kawan lama yang sempat kita jumpai dulu. Seandainya memilih ingatan semudah memilih makanan diatas meja, atau memilih pakaian didalam lemari, tentu kita akan memilih untuk mengingat semua hal baik dan menyenangkan saja. Sayangnya, ini semua soal sepotong hati masing- masing kita yang berbeda- beda. Tidak semua orang mampu menguasai hatinya, ada yang menjadi budak prasangka dan ada juga yang menjadi tuan sepenuhnya.

Tidak ada yang abadi didunia, semua bisa berubah. Mungkin ini sebab hidup dinamai Misteri Ilahi. Karena memang cuma ALLAH saja yang tahu soal akhir. Orang yang mungkin dulu pernah menggoreskan luka batin pada kita bisa jadi akan menjadi orang yang akan memberi bantuan moriil disaat kelak dengan tidak terduga. Dan sebaliknya bukan tidak mungkin orang yang selama ini baik dengan kita suatu saat akan dihinggapi ketidakmampuan untuk berbuat baik. Benar lah Hadist Nabi Muhammad (Peace Be Upon Him) benar bahwa sebaik- baik perkara adalah di pertengahan (kurang lebih inti redaksinya demikian).

Menyimpan dendam akan memakan energi, menunaikannya pun akan melahirkan keburukan yang bisa jadi lebih besar lagi. Sebaliknya, memaafkan dan menerima kehidupan akan membuka kelapangan hati dan ketenangan. Dan bila suatu saat kita tengah menyelenggarakan suatu hajat dan dukungan mengalir deras dari teman- teman yang dulu sempat singgah dalam kehidupan kita, bisa jadi mereka adalah manusia- manusia yang sudah lapang hatinya dan tenang jiwanya sebab bukan tidak mungkin selama ‘seperjalanan’ dengan mereka kita sudah menggoreskan salah dan kecewa, namun mereka memaafkan bahkan melupakan.

Semoga ALLAH membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang lebih baik lagi bagi mereka dan keluarganya.

Ebas

Sore hari di Pulau Bangka

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King