RELATIVITAS
Ini aku dengan dunia ku sendiri yang menurut mereka hanyalah satu warna dengan sedikit gradasi, hitam putih, itu saja. Mereka kira aku sedang menggunakan kacamata hitam yang dengan itu dunia ku hanyalah dunia dua warna, bahkan putih itu cuma sekedarnya saja sebetulnya, karena sebenarnya ia tidak ada, yang ada cuma hitam dan abu-abu…
Kalian kira aku bahagia dengan ini?salah bila kalian kira demikian. Aku juga mau melihat dunia yang kalian katakan sebetulnya penuh warna itu. Boleh aku pinjam kacamata kalian?biar aku bisa katakan bahwa pelangi itu indah karena terdiri banyak warna. Dan agar aku bisa tahu bahwa benar adanya tentang apa mereka yang katakan mengenai keindahan ciptaan Tuhan…
Sudut pandang ku mungkin yang menjadikan aku tak tahu apapun yang kalian lihat dari mata kalian, karena walaupun mata kita sama, namun aku melihat dari jarak dan cara pandang yang tak pernah terlintas dalam benak kalian, kalian mau apa? Kalian tidak terima kalau aku katakan bahwa apa yang kalian lihat tidak sama dengan yang kulihat. Kemudian mau apa aku? Apakah aku bisa terima bahwa kalian tidak bisa memahami bahwa aku telah melihat sesuatu yang sama itu dengan cara yang lain? Begitulah keadaanya sekarang, terasa naif jika aku paksakan semua harus sama, dan tidak mungkin kita harus melihat dengan cara dan hasil yang sama. Relativitas itu berlaku disini, diantara sebuah ruang yang memisahkan dunia ku dan dunia kalian.
Aku tidak lebih baik dari kalian, dan kalian juga tidak pernah sama sekali kutuduh lebih buruk dariku, tapi ijinkan aku melihat dunia ini dengan sudut pandangku, karena bukan aku tak mau mencicipi keindahan dari cara pandang yang lain, tapi keadaan lah yang sekarang memaksa kita harus berbeda, tak perlu aku ceritakan mengapa harus begitu, karena kalian pun tak akan pernah mau mencoba mengerti, lagipula terlalu bodoh untuk diriku menyeret akal pikiran ini memasuki dimensi dunia dan harmoni kalian. Cukuplah aku disini, dengan dunia ku sendiri… aku tak lagi mengharapkan kalian berdiri di belakang ku untuk mendorong memajukanku, tidak pula berdiri didepan untuk menyemangatiku, juga tidak pula disamping untuk menopangku… Namun tolong jangan salahkan sudut pandangku.. jangan lemahkan semangatku… dan mari kita nikmati relativitas ini…
Relativitas.. ya sekali lagi biar kuulangi… R-E-L-A-T-I-V-I-T-A-S, sebuah kata keramat?ahhh tidak juga.. paling tidak telah ada seorang Ilmuwan jenius bernama Albert Einstein yang membantu kita memahaminya dalam bentuk yang lebih sederhana bahwa kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung pada benda tersebut.Kemudian jika demikian seperti itu adanya?lalu adakah yang salah dengan kita? Mungkin rasa-rasanya sama sekali tidak ada yang salah, yang salah adalah ketika kita mulai mencoba membunuh relativitas itu sendiri lewat pemaksaan dan aksi saling menyalahkan.
Kini.. telah kupilih jalan ini, tak banyak aku yakin yang akan bisa mengerti, namun aku tak peduli, telah kukenakan kacamataku sekenanya, melekat kuat seiring tekad yang tertanam disini, didalam hati ini, sebuah tekad yang dalam diam selalu kukatakan pada diri sendiri :’tak peduli apapun jalan yang telah kupilih ini walau harus menjadi banyak berbeda namun selama aku bertanggung jawab dan konsisten didalam nya, insyaALLAH aku yakin kan kunikmati jua hasilnya nanti..’.
Kawan, jalan kita berbeda, aku hanya ingin menikmati hidupku dengan rentang relativitas yang tak perlu kita perdebatkan lagi, mungkin warna yang kini kulihat masih seperti dulu, seperti yang kau pikirkan dulu itu, namun biarlah.. sudah tidak ada waktu lagi untuk berdebat dalam diam, sambil rikuh menyalahkan. Kita berbicara dalam diam, tanpa kata kita menikmati relativitas ini… dan kemudian di kelokan jalan itu aku akan menghilang berjalan mengejar cita-citaku…
Ok son... kita jalan sendiri sendiri yaa
ReplyDeleteselamat jalan, semoga sukses!
keduaaa... :D:D
ReplyDelete@Elsa:tar ketemuan dimana kita mbak?? =))
ReplyDelete@Arrazaq:aiii pokabar yukkk???? :)
ReplyDeletebaek son, lamo dak maen kesini, blog lamo dihack wong dak biso dibenerin lagi, jadi bikin baru. Hiks..Makmano kuliah lancar?
ReplyDelete*eh koq malah ngobrol.. :D:D*
relativitas itu ya identik tentang penghargaan terhadap perbedaan, yang baik menurut kita belum tentu baik menurut orang, sebaliknya juga, yang pasti karakter kita adalah diri kita yang sebenarnya, jangan sampe jadi korban split personality cuma karena kita harus masuk kedalam situasi yang sama. beda itu anugerah.
ReplyDelete@Irma:alhamdulillah lancar yuk, ini baru sudah UAS.. libur.. di hack?pwd nyo diganti? ado FAQ masalah mak itu mun dak salah yuk...
ReplyDeletefotonya bagus..
ReplyDeletejalanku jalanmu, jalan mereka bukan jalan kita
ReplyDeletesemua akan membuahkan hasil, karena smeua akan indah pada waktunya
*apasih*
Dulu waktu SMA niy, relativitas diajarkan, waktu itu segala sesuatu menjadi relatif...
ReplyDeletehehehehe....
@tya:makasi Tya... itu juga ngambil dr internet.. tapi maaf lupa nyantumin sumbernya... :) duh jangan2 bisa dituntut ni.. maaf maaf sebelumnya.. :-L
ReplyDelete@zulhaq: kau sakit jul? kok kayak lagi ngigau.. *pura2bego* =)) thanks jull....
ReplyDelete@ToPu:iya waktu itu yang aku pahami baru sebatas teori fisika dasar, belum aplikasinya dalam kehidupan sehari2 dalam skala yang lebih besar dan dalam *apasihhhh* :D thanks ToPu..
ReplyDeleteagak setuju sama anonymous..., secara ini belajar bareng kita nulis pertama ya EW.. hahahaha... agak diskomunikasi nih. maunya blajar masukin suatu literatur ke suatu tulisan yang bergender cerpen ato apa gitu... Ternyata jadinya opini. wlkwkwwkwkwkk... okelah tak apa...
ReplyDelete@anoniymous... kan ada lagunya tuh.. yang dinyanyiin NiDji.. "mereka bukan hakim" :)
fotonya keren ,,,
ReplyDeletewah beda orang beda kepala beda pemikiran,,, itulah seninya hidup ,,,
fotonya kuerennnn,,,,
ReplyDeletebeda orang beda kepala beda pemikiran,, itulah seninya hidup...
@njet: makasih y njet.. ;;)
ReplyDelete