Basa Basi Demokrasi

Mereka dulu lantang menantang rezim
Dengan daya upaya yang mengundang takzim
Darah muda mereka mendidih di garda terdepan
Sebagian mereka gugur bak tumbal pergantian zaman

Mei sembilan delapan sudah enam belas tahun silam
Mereka sudah diberi panggung untuk tak sekadar diam
Lewat jabatan mereka diharapkan bisa berperan
Lewat kesejahteraan mereka dibebani pertanggungjawaban

Mereka yang gugur, telah dicatat sebagai pahlawan reformasi
Namun tetap, nyawa mereka tak patut pergi menyisakan elegi
Sementara sebagian rekan mereka utuh bernyawa dan kini sejahtera
Sejarah menunggu mereka mengungkap tanda tanya atau malah lupa?

Reformasi bukan semata soal aksi dan orasi
Didalamnya tersimpan cita- cita dan rindu negeri tak terperi
Mereka adalah pelaku sekaligus saksi atas raja yang ditumbangkan
Pekikan mereka adalah harapan, langkah mereka adalah perlawanan

Berbilang tahun telah berlalu, detak waktu terus melaju
Tak juga terjawab tanda tanya itu, mereka bahkan seperti bisu
Miris ketika sebagian mereka justru merapat ke gerbong masa lalu
Bersama tangan penarik pelatuk yang menyasar darah rekan mereka dulu

Mungkin inilah politik itu, busuk dan sarat kepentingan
Mereka bersalin rupa, demi jabatan dan untuk bermain aman
Mereka tak lagi bicara esensi demokrasi atau suksesi negeri
Mungkin inilah basa basi demokrasi?

Erikson Wijaya
Kepulauan Bangka Belitung
Kamis. 15 Mei 2014. 20:38

P.S:
------
Mengenang tragedi Mei'98 dan merasai duka mereka yang kehilangan

Comments

  1. Ketika 'bagimu negeri' hanya menjadi sebuah elegi,para teknokrat menjadi kuli bukan di negeri sendiri, pemikiran dan semangat dibelenggu tirani, tapi kayakinanku tak akan mati:bahwa tanah kelahiranku akan menjadi entitas yg disegani dunia, suatu hari nanti....

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja