Euforia Kelulusan Sekolah

Sudah seminggu belakangan ini sekelompok anak sekolahan sering terlihat lalu lalang di jalanan kota ini. Mereka sedang bahagia dalam euforia selebrasi kelulusan sekolah. Budaya lama yang menyertai sejak dulu tetap awet melekat, yaitu aksi corat coret. Haha.. dengan malu- malu aku akui juga bahwa akupun melakukannya waktu itu kelulusan SMA tahun 2004. Itu kenapa sebabnya aku bisa memaklumi mereka. Gejolak semangat muda, yang penting bahagia hari ini, mengenai esok itu adalah urusan nanti. Every day has its own worry! Walau, agak bergidik kalau melihat aksi corat coret ini seperti tak hanya seragam, karena ada juga kulihat rambut pun tak luput dari semprotan warna warni cat semprot!

Kurang akurat kelihatannya untuk melihat kesiapan mental pemuda menghadapi dunia hanya dengan aksi corat coret yang mereka lakukan, beberapa teman lama aku lihat meluapkan (maaf) kekesalan mereka menyaksikan aksi ini melalui status facebook mereka. Who do we think we are to judge their mentality? Aksi corat coret mereka boleh jadi meninggalkan warna warni meriah sebagai kenangan yang sarat keceriaan tapi kehidupan pasca kelulusan sekolah akan menunjukkan coretan yang lebih kompleks dari itu semua. Ketika semuanya sudah terpapar, semoga saja semangat dan keceriaan mereka tetap menyala agar kuat melanjutkan hidup merajut masa depan.

Namun kalau dulu aksi corat coret hanya dilakoni pelajar SMA (at least in my point of view) kemarin aku lihat pelajar SMP pun (ikut- ikutan) melakukannya. Antara bingung dengan kasihan melihatnya. Bingung karena bagaimana caranya anak- anak ini sudah bisa menerimanya sebagai sebuah pilihan selebrasi. Dan kasihan, karena seperti nya mereka cuma ikut- ikutan, hanya menikmati sisi 'wah' dan belum memiliki pikiran panjang mengenai jalan kedepan, bila kemudian ini menjadi kebiasaan. Maka coba tanyakan cita- cita kedepan yang mereka inginkan, aku khawatir mereka tidak sempat lagi berpikir kearah sana lantaran terlalu dalam bersenang- senang. Tapi semoga saja tidak demikian. Karena ada banyak hal diluar nalar atau logika yang hanya bisa dicerna dengan hati dan iman. Hal- hal yang mampu mengubah seseorang. Aku, kau dan kita semua.

I am neither a hedonist nor Permissivist. Dan aku tidak setuju dengan aksi corat coret ini. Namun sangat tidak pantas aku kira, beteriak lantang menentang suatu hal yang dulu sempat kita lakukan. Jalan yang lebih baik adalah dengan sebisa mungkin menunjukkan kepedulian dengan memberikan pengertian. Namun atas hal yang bukan jangkauan kita maka maafkanlah dan maklumilah. Semoga para pelajar di negeri ini tidak kehilangan jiwa sosial lantaran mengorbankan seragam mereka yang mungkin masih dibutuhkan oleh yang kurang beruntung. Serta semoga para pelajar di negeri ini tetap waspada bahwa warna warni dunia segera terpapar menantang begitu mereka beranjak dari bangku sekolah merajut masa depan.

Palembang, Kambang Iwak Park
Sore hari selepas Jogging
Juni 2012

Comments

  1. nice post :) tapi no comment deh. soalnya mereka hanya ingin merayakan pelepasan beban di sekolah dan akan selalu mengenang hal terakhir untuk mereka dengan melihat baju serta corat-coretan tersebut ..

    ReplyDelete
  2. @eo: iya, terima kasih ya, di postingan ini saya juga g menyalahkan, hanya memaklumi dan memberi gambaran saja. Toh, saya juga dl melakukan :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja