7 Hal Yang Sebaiknya Kita Tahu Sebelum Mengatakan Kampus STAN Adalah Kampus Koruptor
Ini tulisan (daaan… sekaligus suara) pribadi saya, seorang alumni sebuah kampus yang lagi ramai dikait-kait kan oleh media dengan kasus korupsi di Ditjen Pajak. Oh ya, sebelumnya saya lupa, saya juga kebetulan bekerja di instansi tesebut. Dan seperti yang anda semua mungkin tahu, belakangan ini (sudah agak lama juga mungkin??) kampus saya ditengarai menjadi Kampus Koruptor. (Geli- geli gimana gitu dengernya..) Terlalu lama menunggu pihak kampus dan petinggi Ditjen Pajak angkat bicara secara resmi, saya kira lebih baik saya coba meracau saja semampunya…
STAN dan Ditjen Pajak.
Pemberitaan dua hal ini kini bagai membeli paket mainan anak- anak yang tidak dijual terpisah. Kasus korupsi di Ditjen Pajak oleh pegawai nya yang merupakan alumni STAN cenderung di angkat dan dikait- kaitkan, persis seperti ketika mendogma sebuah ajaran agar diterima sebagai sebuah kebenaran. It hurts, indeed. Siapapun tentu tahu, bahwa tidak mungkin sebuah institusi suci bernama kampus akan mengajarkan hal buruk kepada anak didiknya, analogi nya sederhana saja, tidak mungkin orang tua entah apapun profesinya baik seorang pemuka agama atau pemuka masyarakat akan mengajarkan hal buruk kepada anak- anaknya. Mau ditaruh kemana muka mereka?? Bahkan seorang pencopet pun tak ingin anaknya mencopet!
Pemberitaan yang kurang bijak oleh media tentu akan membentuk penggiringan opini yang lambat laun akan diterima masyarakat, di negeri ini fungsi media massa sebagai alat kontrol sosial sepertinya tidak berjalan dengan baik. Kebebasan itu kebablasan. Well, smart huh? Tell me you are still sure to any mass media in this nation? Tapi baiklah, biarlah seperti kata pepatah biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu.
Saya akan jelaskan kepada rekan- rekan sekalian 7 hal (jangan tanya saya kenapa 7, karena kalau saya bisa kasih 1000 tentu akan saya kasih :D) yang sebaiknya anda ketahui mengenai kampus STAN sebelum anda masuk perangkap opinion making media dan mengaminkan segala yang dipaparkannya. Dan tentu saja jika anda sedikit memiliki perasaan iri dan illfeel entah dengan Ditjen Pajak atau dengan STAN (dengan alasan apapun) maka saya jamin anda akan makin dengan mudahnya masuk perangkap itu! Your emotion makes your logic then.. Be aware!
Here they are in a random order…
1. Integritas dan Dedikasi Para Dosen
Apa yang anda kira bisa mengalahkan Integritas dan Dedikasi??? Even money can’t buy! Ketika dulu kampus STAN masih belum menjadi Badan Layanan Umum, dalam artian masih berdiri dengan status sebagai lembaga dibawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan alias banyak tergantung dengan APBN, honor mengajar di STAN yang diterima para beliau ini, sangat (maaf) prihatin. Tapi yang saya lihat dari beliau- beliau adalah semangat dan prinsip bahwa hidup bukan sekedar materi. Honor Minim? Go Ahead!
Ada satu pengalaman yang saya ingat dari salah seorang dosen yang justru memilih resign dari Ditjen Pajak dan memilih pindah menjadi dosen di STAN. Heaven yeah, meninggalkan pekerjaan yang take-home pay nya jauh lebih tinggi demi menjadi seorang dosen??? Apa itu namanya kalau tidak kita sebut Integritas dan Dedikasi??? Disaat sebagian banyak orang sibuk memperkaya diri dengan materi maka beliau- beliau justru putar haluan melawan arus! It is cool and great!! Karena saya pikir beliau- beliau adalah para pemegang prinsip bahwa: “No one gets rich being a lecture. The riches that you experience are the deeper values.”
Dan kini dengan berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dimana tentu saja honor untuk para dosen meningkat karena kampus diberi kesempatan untuk mengelola dana yang masuk sebelum disetor sebagai PNBP. Penambahan honor??? Something that they deserve it! tentu saja akan meningkatkan berkali- kali lipat integritas dan dedikasi mereka mengingat ketahanan beliau- beliau ketika dalam kondisi sulit. Lagipula susah membayangkan bagaimana para dosen yang tentu berintegritas dan berdedikasi di suatu kampus akan melakukan demoralisasi kepada anak didiknya! Jadi siapapun yang masih berpikir bahwa kampus STAN adalah kampus koruptor. The only thing i can say: Screw you!
2. Fisik Kampus STAN Itu Sederhana
Sekali- kali cobalah kunjungi seperti apa Kampus STAN itu, dan silahkan bayangkan apapun tentang tampilan wajar sebuah kampus kedinasan yang menurut banyak orang terbilang lumayan terkenal. Mungkin sekelebat bayangan tentang lahan kampus yang luas dengan fasilitas yang lengkap mulai dari lapangan bola, pusat kegiatan kemahasiswaan, jalur transportasi lingkungan kampus, kantin yang ramai atau bertebaran bisa jadi muncul dalam benak pikiran anda.
Faktanya? Kampus STAN ketika saya masuk di tahun 2004 tidak lebih dari sebuah kampus sederhana, sepi daaaannn.. mahasiswanya kekurangan lahan sepak bola sehingga halaman gedung terdepan kampus pun dijadikan lapangan, atau sesekali ehmmm.. merangkap sebagai lahan parkir. Oh ya, penduduk sekitar kampus bahkan tanpa sungkan melepas hewan ternak di lingkungan kampus untuk mencari makan, i mean it was easy to see goats around this college. Sounds funny, but that was the fact!
Kini sesudah 8 tahun, kondisi nya sudah jauh lebih baik, secara fisik! Tapi tidak dengan luas lahan, it is just like as it was. Sampai disini saya mau mengajak anda semua sejenak berpikir, bagaimana mungkin para mahasiswa yang terbiasa menimba ilmu di sebuah kampus yang sederhana dapat kerasukan bisikan jahat untuk bercita- cita menjadi seorang koruptor yang cenderung hidup mewah menimbun kekayaan???? They may the ones who think of being able to study at college is enough for them, well, i mean actually, that is a lot!
3. Penampilan Perkuliahan Mahasiswa STAN
Dunia kuliah mahasiswa adalah kebebasan, penuh warna dan keceriaan. Tapi di kampus STAN cuma ada warna hitam dan putih sepanjang mata memandang seragam mahasiswa/i nya, persis seragam para karyawan toko buku Gramedia. Seragam hitam putih mendominasi! Kalaupun ada sedikit pernak- pernik tambahan wajar saja, anggap saja itu sebagai kebebasan jiwa muda yang berusaha muncul lantaran dikekang aturan! It is sucks! But rules are rules!!
Berani gondrong? Berani merokok dilingkungan kampus? Berani??? Berani??? Jika anda yang kini masih dalam usia muda atau juga pernah muda. I am pretty sure you know how cool it is to be a smoking and long-haired young guy! Tapi jika anda adalah mahasiswa STAN maka silahkan kubur dalam – dalam gejolak jiwa muda yang satu itu! Karena jika anda nekad melakukannya maka itu sama dengan anda nekad bermain- main dengan masa depan! Yaitu bersiap dengan konsekuensi Drop Out!
Pola seragam kuliah dan aturan penampilan yang dibuat demikian, bukanlah tanpa alasan, atau semata- mata karena STAN adalah kampus calon birokrat. Namun justru karena nilai sosial yang terkandung didalamnya. Sorry for acting a little bit oversmarting you, pembiasaan sikap hidup dalam kesederhanaan seragam kuliah dan sederhana pula dalam berpenampilan, secara tidak langsung mengajarkan para mahasiswa/i untuk sadar bahwa jangan jadi birokrat jika ingin kaya, birokrat harus terbiasa hidup sederhana! And now i find that it is damn true!!
4. Pergaulan Mahasiswa dan Gemblengan Kegiatan Keagamaan
Kehidupan mahasiswa STAN tidak hanya belajar dari buku dan bangku kuliah saja. Mereka sama seperti mahasiswa kebanyakan pada umunya, bergaul dalam kehidupan sehari- hari namun karena mayoritas mahasiswa STAN berasal dari daerah alias anak rantauan maka pergaulan mereka pun praktis tidak semodern pemuda- pemudi yang sebagian mungkin sudah akrab dengan kehidupan ala kaum metropolis. Some places like Bintaro Plaza or Monas or Kota Tua to name a few, is already enough to meet their need about tasting the existence of staying in Jakarta!
Kehidupan kampus pun hidup dengan kegiatan ala mahasiswa salah satunya kegiatan keagamaan, kesempatan untuk mengkaji ilmu agama difasilitasi dikampus ini. Apapun agama mahasiswa yang bersangkutan. Kecuali jika ada mahasiswa yang ateis, there will be no place officially to stay here in Indonesia let alone at college. Masjid Baitul Maal sebagai sentra Masjid Kampus hidup dengan Sholat Berjamaan atau kegiatan kajian keislaman lewat liqo dan halaqah sejak dulu hingga kini sebagai sarana pembinaan iman dan mental para mahasiswa, atau Kebaktian bagi para mahasiswa kristiani di GKI Bintaro di dekat gerbang kampus dan bahkan semasa kuliah dulu teman saya yang beragama Kristen aktif dalam Ibadah Pagi dan Doa Sore sebagai sarana mereka membina iman dan mental mereka.
Kesederhanaan pergaulan bertemu dengan kesempatan belajar agama saya rasa sudah cukup kuat untuk menyiapkan mental mahasiswa kampus manapun agar mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Now you see that STAN has two things doubling a positive mentality! Jadi saya sudah paparkan sebuah fakta mengenai ini, selanjutnya terserah anda dan semoga anda tetap cukup pintar untuk mampu mengambil keputusan yang tidak emosional sebelum mengaminkan opini giringan media.
5. Sistem Ujian yang Ketat dan Disiplin
Ah, akhirnya sampai juga ke poin racauan yang ini! Ujian yang ketat ini sudah dimulai sejak seleksi awal dimulai. Yang saya tahu sepanjang perjalanan sejarah Ujian Saringan Masuk STAN dari tahun 2004 hingga 2010 jumlah mahasiswa yang diterima tidak pernah lebih dari 4% dari peserta. Bahkan di tahun penulis hanya mencapai 3,64%. Di tahun 2007 jumlah peserta yang mendaftar mencapai 125.000 orang dan yang diterima hanya tidak sampai 3%. It is understanable if this fact leaves us speechless!
Masuk dan kemudian menjalani perkuliahan sebagai mahasiswa STAN bukan berarti perjuangan selesai dan bersantai- santai. Karena selanjutnya adalah selamat datang di kawah candradimuka punggawa keuangan negara! Ujian Tengah/Akhir Semester adalah saat dimana kampus sepi bagai kuburan, kecuali saat jam makan atau jam sholat. Karena tingginya ancaman DO dan standar IP minimal membuat para mahasiswa siap berjibaku dengan persiapan yang matang dan juga karena jika nekad berani mencontek ketika ujian maka saat itu juga silahkan angkat kaki dari kampus dan segera anda di Drop Out. Bahkan saya pernah menjalani ujian dimana pengawas keluar dari ruangan dan semua peserta ujian sibuk dalam tenang tidak terusik apalagi tergoda untuk mencontek. Jadi lupakan kata mencontek atau berbuat curang dalam list vocabulary anda jika anda hendak berkuliah di STAN atau anda harus menukarnya dengan kata DO. That is all.
Jadi tolong sekarang jelaskan kepada saya mengapa Michael Scofield bisa kabur dari penjara? upss… maksud saya bagaimana kampus yang demikian ketat dalam sistem seleksi dan pelaksanaan ujian berhak untuk menerima gelar sebagai kampus koruptor? I am gonna count untill three…
6. SPEAK, TIPIKOR dan Seminar Pemberantasan Korupsi
Don’t get me wrong with the title… SPEAK adalah sebuah Kegiatan Kemahasiswaan di Kampus STAN. SPEAK adalah Spesialisasi Anti Korupsi, yaitu sebuah organisasi kampus yang didirikan oleh sekelompok mahasiswa STAN yang memberikan kesempatan untuk belajar bersama mengenai korupsi serta memberikan pemahaman kepada mahasiswa secara umunya lewat kegiatan rutin yang diadakan. Eksistensi SPEAK bukan lah ad-hoc atau semata- mata aji mumpung ditengah isu yang tengah ramai ini, SPEAK sudah lama berdiri dan semua kegiatan atau identitas SPEAK bisa anda lihat di blog resmi mereka http://speakstan.blogspot.com
Kampus STAN sudah menjadikan tindakan pemberantasan korupsi dalam aksi nyata dengan memasukkannya sebagai mata kuliah Tindak Pidana Korupsi untuk jenjang Program Diploma III dan D I atau Seminar Pemberantasan Korupsi untuk jenjang Program Diploma IV. Upaya akademis yang diperjuangkan ini juga didukung oleh badan pemerintah seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga secara periodik diadakan seminar mengenai pemberantan korupsi dengan mengundang narasumber dari KPK. What a real and serious effort, isn’t it??
Well.. well.. well.. Mari sejenak kita menyeruput secangkir kopi hangat sambil kembali memikir ulang apa mungkin kampus STAN ini terlalu seksi?? sehingga tetap saja tidak lepas dari dikait- kaitkan dengan tema perbincangan media mengenai kasus korupsi. Andai mereka tahu perihal keberadaan SPEAK, Mata Kuliah: Tipikor dan Seminar Pemberantasan Korupsi. Lagi- lagi seharusnya mereka tahu soal ini. Hmmhh.. Berhubung kita sempat menyebut KPK maka baiklah pembahasan berikutnya akan membahas seputar KPK. How come? Just stay with us..
7. STAN dan KPK
Tidak banyak yang tahu bahwa, sebagian alumni STAN juga ada yang berkiprah di lembaga ad-hoc yang bertugas sebagai pengawal terdepan dalam memberantas penyakit kronis korupsi di negeri ini. Mantan pimpinan KPK Haryono Umar dan Amir Sunaryadi juga alumni STAN. Ini juga menjawab mengapa kampus STAN bisa dengan mudah dan aktif mengadakan kegiatan seputar seminar pemberantasan korupsi.
Ini berarti sebagai lembaga pendidikan, STAN bisa dibilang berhasil menanamkan nilai- nilai positif sehingga alumni STAN mampu berperan dalam bidang masing- masing meski tidak semua, karena memang harus diakui ada beberapa oknum yang karena perbuatan mereka justru membuat malu almamater STAN. But that is not fair to generalize and blame for STAN as a whole! Kampus adalah kawah candradimuka dan dunia kerja adalah lahan penuh tantangan yang berjalan dengan sebuah sistem dan kondisi, kalau kemudian hasil dari pertarungan atau seleksi di dunia kerja berbeda- beda, maka better you think it again, sebelum mengatakan bahwa kesalahan terletak pada stasiun TV anda, maaf… maksud saya kampus tempat sang petarung ditempa.
Karena dunia kerja itu adalah sebuah sistem yang kejam dan penuh godaan untuk menggoyah prinsip dan idealisme, kawan! And i am absolutely serious about this! Maka jangan anggap enteng semua asupan prinsip dan idealisme normatif yang diterima di kampus. Sama halnya di kampus STAN, beberapa yang lalai akan jatuh tergoda sehingga menjadi oknum yang kelak bisa jadi akan ditangani oleh rekan semasa kuliah dulu yang kini berkiprah di KPK. Mark my words! I know it sounds pathetic but college gives us things to learn and life provides bad and good things to choose. The choice is ours.
Demikian 7 racauan dari saya yang menurut saya banyak orang sebaiknya perlu tahu mengenai STAN sebelum timbangan dosa ini bertambah lantaran terlalu sibuk menuduh alumni STAN sebagai koruptor dan kampus STAN sebagai kampus pencetak koruptor. Tulisan ini dibuat ketika penulis benar- benar dalam kondisi sadar tanpa emosi apalagi dendam dengan segala pemberitaan, tujuannya hanya sederhana saja yaitu meracau dengan arah untuk mengangkat hal yang tabu menjadi patut dan layak diperbincangkan. Eh, maksudnya supaya banyak pihak menjadi lebih paham dan terbuka, itu harapan saya, namun kembali lagi. Apapun yang menjadi pilihan sikap pembaca bukanlah kuasa saya, whether they will get intimidated or get inspired is not my concern but theirs.
Salam
Erikson Wijaya
Ayo kawan mari kita berjuang demi kampus kita tercinta, aku juga kemarin buat tulisan yang membahas stigma negatif "pencetak koruptor" atas kampus kita, kalo berkenan bisa mampir
ReplyDeletedisini
@Seagate: siap Mas, terima kasih sudah mampir. Iya insyaALLAH sorean ke TKP. :)
ReplyDeleteokelah, siip
ReplyDeletemampir: www.edialisme.blogspot.com
@anonymous: terima kasih sudah mampir :)
ReplyDelete