Lupa Tentang Dulu.


Assalamualaikum..dan siang semuanya..
Jalan Widyachandra disiang hari .... meskipun jalan ini sebenarnya hanyalah jalur alternatif untuk mempercepat perjalanan, namun karena banyak para orang kantoran yang keluar untuk makan siang maka jadilah ia padat.. dan kebetulan pada siang itu saya dan seorang rekan diundang untuk menghadiri acara makan siang bersama disebuah rumah makan di kawasan dekat SCBD, ketika dikabari saya waktu itu baru saja selesai sholat jumat dan memang kadang disiang hari saya terbiasa tidak makan siang.. namun berhubung diundang, maka saya pun datang. sementara kebanyakan yang lainnya menumpang mobil saya dan rekan saya memilih mengendarai sendiri sepeda motor saya (Revo Merah :P) alasannya biar cepat dan tidak terjebak macetnya jalanan widyachandra yang kalau siang hari sering digunakan banyak orang untuk jalu alternatif.

sampailah kami di rumah makan yang dituju, dan tak lama kemudian rombongan yang lainpun sampai.. inilah keuntungan naek motor saya pikir, lebih cepat dan lebih lincah mencari celah yang bisa dilalui diantara kerumunan macet. saya bersyukur sekali kalau saya ingat dulu sebelum saya memiliki Revo Merah ini, semuanya harus dilakukan dengan berjalan kaki dan atau angkot, dan ini sangatlah memakan waktu,biaya dan energi. pelan2 saya baru menyadari bahwa ini adalah benar2 nikmat dari ALLAH.SWT yang harus saya syukuri dan saya jaga, rekan saya berkata pada saya :"gak nyangka ya, Erik sekarang da ada motor, kalau g diingat2 bisa2 g bersyukur2 ya kita.." sayapun menjawab: "iya penting kali pun rupanya bersyukur tu.. :)".

menjelang pukul 13.30 acara makan siang pun selesai, kami pun pulang, saya dan rekan saya tadi mengendari motor sementara yang laen menumpang mobil sebagaimana waktu mereka berangkat tadinya. sudah barang tentu saya bisa sampai lebih dulu dari mereka dan saya juga bisa mereka karena banyak celah dan jalan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk memotong jalan, hingga di ujung jalan Widyachandra hingga ke keluar ke jalan Gatot Soebroto, jalanan benar2 macet dan padat, sepanjang mata melihat cuma ada barisan mobil2 sibuk berklakson untuk bisa masuk ke Gatsoe (Gatot Soebroto), tetapi buat saya ini masih bisa saya lewati, dengan agak sedikit cepat saya terus melaju hingga diujung jalan tepat agak ke sisi pinggir, didepan saya ada seorang bapak, yang sudah cukup tua menjinjing jerigen di tangan kanannya, sedang berjalan dengan cukup lambat sehingga mengganggu laju motor yang saya bawa, alhasil saya cukup geram dan kemudian saya berkali2 mengklakson bapak tadi agar bapak itu segera berlalu, namun tak lama kemudian bapak tadi menoleh sambil agak terkaget dan sambil terus berjalan ke pinggir.. dan dalam hati saya berkata :"minggir dong pak.. dah di klakson juga..!!" jeda beberapa detik kemudian rekan saya menepuk bahu saya sambil berkata : "rik, jangan begitulahh.. bapak tu kan da tua.." saya iyakan katanya dan kemudian saya hanya terus berbicara dalam hati sambir bergumam :"iya ya.. lagipula bapak tadi tu kan wajar juga jalannya agak pelan, jalanan agak macet juga, mestinya saya yang sabar".

saya kemudian teringat waktu saya masih belum bersama Revo Merah ini, kemana2 jalan kaki, dan sebagai pejalan kaki, hal yang paling menakutkan adalah ketika hendak menyebrangi jalan yang ramai, karena memang tidak ada jembatan penyebrangan terdekat, tak ada zebra cross ataupun pak polisi yang membantu menyebrangkan.. yang terjadi justru rasa takut kalau2 nanti sambil berjalan terus menyebrang bannyak kendaraan yang terus saja melaju tak peduli, bikin takut saja rasanya kalau2 tertabrak.

semestinya saya tidak boleh melupakan itu, saya kan pernah menjadi pejalan kaki, mestinya saya tahu dan harus lebih sabar menyikapi hal2 semacam diatas yang saya ceritakan.. alhamdulillah saya telah diingatkan dan alhamdulillah hati saya masih mau mendengar, mengingat dan menerimanya.. dan kepada rekan saya itu, saya banyak2 berterima kasih, atas masukan yang disampaikan serta kepada bapak tua yang sempat kaget itu, saya mohon maaf yang sebesar2nya...Wassalamualaikum

Comments

  1. makanya ati2 ya...

    ReplyDelete
  2. nice posting, bisa jadi pemikiran klu lagi mangkel di jalan ...

    ReplyDelete
  3. biasanya kita akan berempati pada orang lain apabila kita pernah berada pada posisi seperti mereka, saya biasa naek motor ke kantor, terkadang membawa mobil, ketika sedang dimobil saya lebih maklum kepada para biker....hmm walau kadang2 kalo biker kebangetan..sempet terbesit omelan..."gue juga naek motor mas tapi kagak ngawur kek kamu" :-)
    sekarang lagi nyoba bike to work...biar lebih empati pada pasukan onthel..
    @hudaya

    ReplyDelete
  4. trus nasib bapak itu cem mana rik??

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Sajak Pajak

Ayah: Dunia Seorang Lelaki

Touring Palembang- Baturaja