Road To Devotion


Hari ini, 26 Agustus 2010, what is it so special about that? Nothing! Tapi ditanggal itu, 6 tahun lalu saya diantar oleh Ubak (panggilan ayah didaerah saya) dan dua orang saudara saya untuk bersekolah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Prodip I Pajak. Waktu itu ada cuplikan obrolan antara aku dengan Ubak , seperti yang ku posting disini.

Berarti sudah 6 tahun aku di Jakarta, insyaALLAH mungkin bisa 7 tahun sampai selesai kuliah tahun depan 2011 akhir. Postingan ini adalah review dan sedikit perbandingan antara hidup di kota Jakarta sama jika kalau aku lebih memilih hidup dan kerja di tanah kelahiran ku, Baturaja. Well... Jakarta, apapun sudah tersedia, asal ada duit semuanya bisa didapat dengan mudah. Mau pintar? Tempat kursus ada, toko buku banyak, forum-forum musiman buat diskusi juga banyak, pameran juga rutin..yahh asal kuat bayar aja. Mau Hedon? Tempat hiburan tengah malam juga banyak asal kuat duit buat begadang sama kongkow-kongkow aja. Ibaratnya, kalau sudah punya duit di Jakarta ini, sama seperti berdiri didepan pintu, yang satu ke upgrading diri dan yang satu ke pseudo-happines buat diri juga.

Bagi yang punya cita-cita buat sekolah tinggi (insyaALLAH aku masuk di kelompok ini), investasi intelektual masa depan, maka Jakarta jadi tempat yang sangat cocok. Karena di kota metroploitan ini (apa sudah megalopolitan ya??) banyak akses informasi dan kesempatan. Aku sendiri sering menghadiri pameran pendidikan luar negeri yang diadakan di ballroom hotel hotel di jalan protokol atau di Jakarta Convention Center. Kesempatan menambah ilmu juga banyak, setahun lebih aku mengikuti kursus Bahasa Inggris, Conversation dan TOEFL Preparation, hasilnya lumayan buat bekal baca buku Bahasa Inggris atau nonton film bikinan negara Uwak Sam (US) atau bisalah dimanfaatkan untuk ngobrol atau ngeblog dengan Bahasa Inggris. Hehehe.. belum lagi keberadaan suatu klub bahasa inggris yang aku ikuti sampai sekarang, Toastmasters, benar-benar banyak membantu.

Jangan kita ngomongin tempat hiburan dikota ini, tidak akan selesai dengan hitungan jari. Mulai dari yang sekedar taman tempat duduk santai sampai tempat duduk gemetar (dugem) ada disini. Mall terus dibangun seperti tak pernah cukup, Gedung-gedung pencakar langit makin berdiri tegak mengangkangi terik siang dan dingin malam ibukota (anjriittt lebay banget bahasanya hahahahha). Dan saat tengah malam maka Jakarta itu seperti yang dideskripsikan dalam puisinya Gie :'lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya'. Antara eksotis, angkuh dan dingin namun tetap membuat betah penghuninya untuk tetap tinggal, karena di siang hari, keheningan itu berubah menjadi hiruk pikuk tuntutan bisnis dan urusan, kelap-kelip lampu itu berubah menjadi silau terik cahaya kendaraan yang melaju kencang.

Betahkah kamu tinggal di Jakarta? Itu pertanyaanya sekarang, jawabannya bisa iya bisa juga tidak. Iya disini bukan berarti tanpa alasan, bisa jadi karena memang tidak ada pilihan lain untuk mencari makan dan memberi nafkah, maka seorang pegawai tetap bertahan di kota ini sambil menahan rindu pada keluarganya. Atau Tidak disini karena memang ada celah lain untuk keluar tanpa mempertaruhkan kelayakan hidup. Aku sendiri, setelah 6 tahun belakangan ini mulai mempertimbangkan untuk cabut dari Jakarta. Bosan. Mahal. Padat. Itulah alasanya. Selain juga karena memang rasanya Rupiah-rupiah yang bisa aku dapat, akan lebih berguna jika bukan di kota ini, ada banyak yang bisa disimpan/dihemat atau digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat daripada untuk membayar kontrakan bulanan, uang ongkos perjalanan kesana-kemari, makan tiga-kali sehari dan hal lainnya.

Namun siapkah aku meninggalkan keunggulan yang ditawarkan ibukota ini? Ya jika memang itu resikonya, sebaiknya aku harus siap. Bahkan dengan resiko yang paling buruk, yaitu kehilangan akses informasi dan kesempatan akan pendidikan. Tapi aku yakin satu hal, bahwa ALLAH.SWT melihat kerja keras dan mengetahui keinginan yang tesimpan didalam hati hambaNYA. Di Baturaja mungkin aku tidak lagi menjumpai pameran pendidikan luar negeri atau forum English Conversation yang menawarkan link/channel ke hal lain yang lebih besar, tapi semangat ini tidak akan padam, telah tertanam didalam pikiran dan tidaklah seorangpun atau kondisi yang bagaimanapun bisa menghapusnya. Seperti dulu saat jaman SMA, setiap waktu ku ku habiskan dengan belajar, begitu juga nanti, bisa aku manfaatkan waktuku untuk belajar bahasa inggris secara mandiri, dan persiapan untuk materi yg lain pula yang diperlukan. Karena recananya aku ingin melanjutkan sekolah di kampus ini lagi di jenjang Prodip IV.

Berencana memang tidak menjamin masa depan yang sama persis seperti yang kita inginkan bisa terwujud, tapi dengan berencana, hari-hari kedepan sudah siap dihadapi dan diisi dengan hal-hal yang bermanfaat yang makin mendekatkan diri pada gambaran yang diinginkan. Baturaja bukanlah Jakarta, beda jauh malah. Tapi Baturaja nampaknya mulai menawarkan jalan dan kesempatan yang lebih wajar bagi ku untuk memperbaiki, menebus dan mewujudkan banyak hal. karena ini semua bukan melulu tentang ku tapi juga tentang cinta, hubungan darah dan keluarga. Di Baturaja, ritme kehidupan berlangsung lebih lambat dan ini bukan berarti aku kalah dan manja. Aku cuma sedang ingin mengambil kemungkinan dalam satu kesempatan, yaaa.. mana tahu bisa terwujud.

P.S:
-----
Poto diambil di Pulau Tidung saat liburan bersama kawan-kawan sekelas, dipoto itu saya bersama penduduk setempat yang terjun dan berenang bareng dari satu jembatan dipulau tersebut.

Comments

  1. Lah lamo dak bekomen

    dikit b jadilah..
    Amiin
    mudah2an sukses slalu

    buka cabang Toastmasters di baturajo...

    ReplyDelete
  2. @WN: hahaha,,, WN komen, mokase banyak doa dan supportnyo, WN jugo lah ye.. Btw, Baturajo-Prabumulih dak jauh wak, mun sekironyo nak belajuan payo undangan tu kirim2 ke EW ;)

    Buka cabang?kito beguyur b dl wak, mano tau memungkinkan yo laju gek hehehe.. :D, salam buat Ramdan dan Yulian wak..

    ReplyDelete
  3. dah penempatan lagi son...?

    ReplyDelete
  4. J.A.K.A.R.T.A. Someday.. Ada janji yg harus kubayar d Jakarta. Amin..

    ReplyDelete
  5. amiiiiiiiiiiin amiiiiiiiiiin
    pasti terwujud
    berdoa saja
    mumpung Ramadhan

    ReplyDelete
  6. Om... ndak kangen sama Dija???

    ReplyDelete
  7. @Jizu: belum jizuuu.. masih lama, insyaALLAH awal 2012 penempatannya, la ini merancang2 aja ;) kenapa kau? bakal kangen kau ma aku ya hahahah...

    ReplyDelete
  8. @AD: kalau cuma buat ganti nraktir aku pas di warna-warni kemaren g usahlah bela2in ke Jakarta, aku ikhlas kok AD :), beneran aku ikhlas... *siul2 sambil terus jalan..

    ReplyDelete
  9. @Elsa: amin, makasih banyak ya Mbak. soalnya kalau turun langsung ke lokasi itu lebih real tantangannya, jadi lebih terasah mental nya daripada jauh2 tapi nanggung.. tapi insyaALLAH kalo ada waktu pengen sempetin maen ke Surabaya nemuin Mbak Elsa ;))

    ReplyDelete
  10. @Dijja: kangen kok Dijja, dah sembuh kangennya soalnya Om dah ketemu ma ponakan ma adek2 di rumah.. :D:D:D:D:D:D makasih ya da mau maen ke blog om..

    ReplyDelete
  11. mumpung masih muda dan blm berumah tangga , bang erik bisa fokus utk mengembangkan potensi diri yg di berikan Allah di Jakarta, klo bisa setelah ini ambil D4 utk batu loncatan ke S2 dan S3 LN mumpung semuanya bs di dpt kan dgn Gratis/Beasiswa apalagi ente dah punya modal english yg marvelous (Betul..betul...betul..).

    memang Berencana tidak menjamin masa depan yang sama persis seperti yang kita inginkan bisa terwujud, tp akan bs mendekati target2 yg ingin kita capai yg prosesnya kita rencanakan dgn sangat realistis dan penuh keyakinan pd pertolongan Allah. bagusnya rencana2 itu kita catatkan di buku atau pd selembar kertas (pengalamanku, dulu waktu selesai kuliah aku catat di sebuah kertas apa2 aja yg aku inginkan dlm beberapa tahun kedepan seperti ingin S1,Punya Rumah,Pergi Haji,Nikah,Punya anak dll, alhamdulillah hampir semuanya sudah di kabulkan Allah kecuali satu ingin S2/S3 di LN yg belum terkabulkan )

    Ane do'ain mudah2an ente di mudahkan jalannya utk bs mencapai semua cita-cita ente, jdnya jumlah cendikiawan muslim makin bertambah dan ente bisa membangun Baturaja menjadi kota modern dgn nilai2 islam ketika ente Kembali kesana utk mengabdikan diri di tanah kelahiran.

    Have a nice road to devotion :)

    ReplyDelete
  12. @hqsmail: Kehilangkan kawan2 macam Mas Ahyar ini jugalah salah satu resiko mas.. semoga tali silaturahim kita tetap dapat terjaga,amin.. masukanya akan saya ingat Mas, amin.. terima kasih banyak... ;)

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King