Demikian Sikap Saya
Angan ini tak pernah saya kira terlalu tinggi, sekadar angan- angan sederhana khas manusia muda. Tetapi pahit betul mendapatinya tak juga menjadi nyata. Siapa sangka bahwa semuanya tidak pernah semudah sebagaimana lisan bertutur. Ini adalah saat- saat dalam hidup, dimana saya menelan bulat- bulat diri saya sendiri dihadapan kuasa Ilahi. Inilah momen dimana saya mulai bertanya berapa lama lagi saya harus begini? Terbebani oleh doa- doa dan harapan saya sendiri.
Tidak mungkin saya hidup tanpa harapan, tak mungkin saya berani berharap tanpa berdoa. Tapi keruh juga jiwa ini melihat sebagian orang mendapatkan apa yang saya inginkan tanpa mereka berusaha dan berdoa, bahkan tanpa menyembah sang maha kuasa. Saya seperti berada diujung pengharapan. Ingin sekali melupakan semua doa dan harapan yang sudah terpatri sangat dalam. Sebab itulah yang orang sebut dengan Pasrah. Tapi saya tidak melihat hubungan antara melupakan dengan kepasrahan. Untuk apa berharap dan berdoa bila hanya akan dilupakan?
Tiba- tiba saya teringat betapa lama seorang Nabi Yaqub a.s berdoa mengharapkan perjumpaan lagi dengan putranya Nabi Yusuf a.s. bahkan hingga kedua matanya buta karena menangis dalam harapan dan akhirnya perjumpaan itu terjadi. Atau ketika Nabi Zakariya a.s. berdoa mengharapkan seorang penerus sejak lama hingga akhirnya diujung usianya terlahirlah Nabi Yahya a.s. Juga tentang jatuh bangunnya Nabi Yusuf a.s. mulai dari dibuang kedalam sumur, dijadikan budak, difitnah, dipenjara hingga akhirnya ia naik tahta memperoleh kemuliaan.
Tetapi siapa saya? Apa pantas saya menyandingkan pengharapan saya dengan cerita mereka? Tentu tidak, mereka adalah para nabi yang dimuliakan, dan saya adalah manusia biasa yang kerap lalai dan berdosa, tetapi saya tak sanggup mengubur doa dan harapan itu. Keduanya telah terpanjatkan hingga kini selagi saya mampu. Saya memilih menjaganya hingga saya dapati bahwa sesungguhnya janji ALLAH.SWT itu adalah benar. Di sepertiga malam terakhir, di antara azan dan iqamah, di saat hujan turun juga selepas shalat wajib atau sunah.
Meski bisikan setan yang mengganggu keyakinan kerap datang menggoyang. Karena saya yakin bahwa ALLAH.SWT itu jauh lebih besar dan berkuasa daripada kuasa manusia yang paling berkuasa di bumi ini.
Comments
Post a Comment
Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.