Wajah Wajah Mereka


Poto bareng ponakan...

Pada suatu hari di Jakarta,ditengah riuh rendah keramaian kota metropolis ini,saya sedang berada di dalam ruangan berdiri mematung dihadapan kaca, memandangi sosok yang berada dihadapan saya, menatap saya dengan tajam, matanya nanar tapi juga kaku, rautnya serius seolah selalu berpikir tentang sesuatu, dalam hati saya bertanya kepada dirinya:'Apa yang kau pikirkan Erikson??'

Assalamualaikum wr wb apa kabar Mbak Elsa?, Om Suwung?, FlyPucino?, joel? dll... *siap2 berkunjung bawa upeti berupa komen :)*, oh ya tentang hari di prolog diatas, pada hari itu saya berpikir tentang mereka yang pernah saya kagumi, ya misalnya Ayah saya yang bernama Asli Aziz, Dosen saya yang bernama Untung Sukardji, Pemuda bernama Soe-Hok Gie dan masih banyak lagi yang lain...

*son kok g ada Nabi Muhammad SAW son?*

kalo Beliau SAW kan emang sudah jadi kewajiban kita sebagai muslim untuk menjadikannya panutan dan teladan dalam perilaku dan sikap jadi g mesti disebutkan lagi.. nanti kalo disebutin takuuuuttt.. takut dibilang:'wew Erikson sudah ganteng, alim lagi!'

Dalam perjalanan saya mengangumi sosok2 tersebut, wajah-wajah mereka selalu berkelebat menggantung bebas dan jelas dialam imajinasi saya, membuat saya ingin menjadi seperti mereka, ya seperti mereka. Tapi bagaimana caranya?

Jawaban yang saya temui seiring berjalannya waktu adalah saya bukan mereka yang saya kagumi, dan tidak bisa menjadi mereka dan tidak seorang pun didunia ini..(sebuah paraphrase dr pernyataan Nicholas Saputra tentang perannya sebagai SHG di film GIE..). Apa yang menggerakkan tangan saya, kaki saya saat berbicara adalah identitas yang saya rasa dapat mewakili mereka. hanya sebatas keterwakilan yang tidak bisa diartikan penjelmaan atau usaha untuk menjadi seperti mereka.

Ketika saya berusaha untuk menjalani hari-hari dengan gerak dan langkah seperti mereka, saya seolah merasa keluar dari dunia saya dan menjadi orang lain. orang lain yang sama sekali belum kenal, seperti ada sesuatu didalam kesadaran saya yang bukan saya pengendalinya.

Ok, saya memang memiliki keinginan untuk menjadi seperti mereka, paling tidak dalam satu sisi tertentu yang saya kagumi dari mereka; semisal, komitmen pengorbanan, kecintaan akan negeri, dan kegemaran mendaki gunung. Tapi saya bukan mereka yang saya kagumi, dan tidak bisa menjadi mereka dan tidak seorang pun didunia ini..

saya adalah saya, pria muda berusia 20an tahun yang sekarang berusaha memegang dan menanamkan kesadaran dengan sesadar-sadar dan seteguh-teguhnya, agar tidak terjerat dalam lemahnya rasionalitas yang membuat ketergantungan dan ketidak yakinan akan diri sendiri, agar tidak melupakan bahwa ada ALLAH.SWT yang menjadi penolong dan pembimbing..

Dan akhirnya dari tempat itu, dari ruangan yang beberapa waktu lalu itu saya menatapi wajah yang menatap nanar tapi kaku itu, saya keluar berjalan kembali kekehidupan saya sehari-hari, meninggalkan suara berat khas ayah saya, atau lawakan tingkat tinggi khas dosen saya, atau kegemaran memegang dahi ala Soe Hok-Gie, kembali menjadi seorang Erikson Wijaya dengan kacamata hitam minus tiga, rambut cepak dengan jambang brewok kasar, celana pendek sedengkul sepanjang hari, tumpukan buku dan tugas yang dengan penuh cinta akan ia kerjakan serta BSE yang selalu rajin diupdate... *yaaa... Ujung ujungnya promosiiiii.. hehehhee*

Wassalamualaikum

Comments

  1. oooohhhh minusnya 3 toh.... *ga nyambung* hehehehe..... ponakannya lucu deh mas...

    ReplyDelete
  2. @ninneta: iya... moga aja g nambah lagi, sebenarnya mau di lasik aja, tp katanya ak lebih ganteng kl makai kacamata jadinya sayang deh hahaha.. maaksi nit =))

    ReplyDelete
  3. berkunjung nih Son....
    naksir sama keponakanmu yang di depan tuh,senyumnya manis banget...aku gemes!

    salam ya.
    hehehee

    ReplyDelete
  4. yuhuuu ponakannya yg pake baju pramuka lucu..:D:D:D

    ReplyDelete
  5. weleh baru berapa bulan di jurangmangu udah dapet anak wekwkwkwkwkwk

    ReplyDelete
  6. Yang mana yang namanya kayak namaku ini EW??

    Mungkin kita bisa menjadi mereka dalam semangat EW! bagaimanapun.. jadi diri sendiri is more better.. menurutku.. wkwkwkw

    ReplyDelete
  7. @elsa:hehehe welcome mbak, thanks da mampir.. tar kl aku mudik aku tunjukkin komen mbak elsa ni ke ponakan ku yang bikin mbak elsa gemes :)

    ReplyDelete
  8. @irma: heheh gek lebaran aku ajak bae yuk ponakan tu ke KPR wkwkwkw =)) pokabar yuk?

    ReplyDelete
  9. @jizu: hehehe welcome back to BSE ya broo.. iya anak2 kakak tu a.k.a ponakan aku ;)

    ReplyDelete
  10. @AD: heheh yang namanya sama kayak kau 'Asyifa' nama lengkapnya Khadijah Asyifa Kharisma gak ada di poto itu, lum lahir dia waktu itu :) AD.. kalo da pake more jangan pake better lagi ya :) ;))

    ReplyDelete
  11. semoga tercapai bos... amien amien amien

    ReplyDelete
  12. More..Better... More better.. more better lagi.. lagi aahhh... more better than... :p :p
    =)) :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.

Popular posts from this blog

Cerita Psikotes Erikson

Paradoksal Jakarta

Nonton Film King