C'est La Vie

Pernah baca Buku Bread for Friends? Tulisannya Lintong Simaremare. Bukunya ringan (ringan bobotnya dan ringan untuk dicerna) mungkin mirip More About Nothing-nya Wimar Witoelar. Kalau butuh bahan bacaan sambil duduk santai sore-sore kelihatannya BfF cocok..
Buku ini ringan sekaligus inspiratif karena dibangun dari analogi sederhana yang sering kali terlewat dalam kehidupan sehari-hari. Siapa sangka kalau kebiasaan mencuri buah mangga milik tetangga (mungkin dari kita pernah melakoninya) beranalogi dengan keberhasilan seseorang yang mengundang orang lain juga untuk mencicipinya.. Ahh hidup ini.. C'est La Vie..
Salah satu cerita yang saya sukai ada di halaman 96 yang judulnya Loyalitas Tim, Walau judulnya mengenai organisasi dan kelompok tapi pesannya kena juga untuk kehidupan pribadi individu. Karena cerita itu membahas mengenai sikap menyalahkan, membongkar keburukan orang lain untuk membela diri sendiri atau malah mungkin untuk menutupi kekurangan diri sendiri.
Kadang ketika berada dalam suatu kelompok, apapun tanggung jawab yang dipegang, seseorang begitu menginginkan agar perubahan positif terjadi dalam organisasi tersebut sehingga ada upaya dan mungkin tuntutan untuk mewujudkannya entah dari dalam diri pribadi atau lingkugan bawah atau atas. Namun seiring waktu ternyata perubahan yang dimaksud tak kunjung terasa juga, yang ada justru tumpukan kekecewaan karena mendapati tidak semua pihak yang sejalan dengan dirinya. Lalu muncullah ungkapan yang menyatakan betapa ia telah melakukan yang terbaik dan betapa pula orang-orang disekitar tidak memahami dan tidak mendukungnya.
Menurut saya ada kewajaran yang kurang wajar disitu, kurang wajar karena terjadi upaya pembongkaran keburukan seseorang didalamnya, yang tidak harusnya terjadi. Sementara wajar karena yang bersangkutan telah dengan berani mengungkapkan kekecewaanya. Memang tidak mudah, emosi dan ketidakpuasan bermain disitu. Butuh waktu lama untuk menyadari betapa membeberkan kekurangan orang lain untuk menutupi ketidakmampuan kita mentolerir keadaan adalah hal yang kurang tepat, mungkin dibutuhkan kesabaran dan berpikir agar mengambil jalan yang lebih baik. Introspeksi diri seperti nasihat AA Gym (mulai dari diri sendiri dan sekarang juga) bisa jadi adalah alternatif yang bisa diterapkan sambil tetap menjalin komunikasi yang sehat dan beretika agar hubungan kerjasama dan rasa saling pengertian bisa berjalan.
Ahh.. lagi lagi memang berat, dibutuhkan kedewasaan dan kesabaran. Mengalah bukan berarti kalah, dan kemenangan karena emosi justru adalah kekalahan. Pelan pelan saja..
Comments
Post a Comment
Jangan ragu untuk komentar.. :) Dan untuk menjaga komentar spam, mohon isi dulu kode verifikasi nya.. Trims.