Hidup Untuk Hidup
Hidup adalah perjalanan menuju mati. Sayangnya fakta paradoksal ini kerap menjadi abai karena tertutupi mewahnya kehidupan dunia yang diukur dalam satuan fisik dan materi. Ada yang bilang kondisi ini adalah pergeseran alamiah yang dimotori oleh seleksi alam. Pendapat yang benar bila cuma disasar ke mahluk selain manusia yang hanya memiliki naluri dan insting. Namun tidak bisa ditujukan kepada kita (manusia) karena kita diberikan oleh ALLAH. SWT dua hal yaitu akal untuk berpikir dan hati yang memberi kendali. Hati adalah apa yang membuat kita menjadi mulia atau hina. Hati yang lebih dari sekadar sekerat daging didalam tubuh, ia tempat rasa sesak atau hangat bersembunyi dan biasa muncul ketika momentumnya datang. Kehadiran sensasinya tidak bisa dibohongi. Namun butuh penglihatan yang jernih untuk mengenalinya dan kejujuran untuk mengakuinya sebab setiap pengakuan yang jujur adalah titik masuk menuju perubahan. Disaat yang sama, pengabaian atas peringatan yang muncul di tiap momentum sa...