Posts

Showing posts from October, 2014

Realita Untuk Dirga (II)

Image
Dirga bergegas pulang membawa serta rasa bangga. Tetapi disaat yang sama, batinnya dirundung cemas membayangkan ayahnya yang sejak dua jam lalu terbujur kaku dimeja operasi. Gemetar kaki Dirga saat melangkah memasuki pintu rumah sakit, ia terus berjalan menyusuri labirin lorong yang menuju ruang operasi. Derap langkahnya senada dengan batinnya yang tiada berputus asa dalam doa. "Semoga ayah sembuh!" Dirga masih belum siap bila semuanya harus berubah. Ia terbiasa hidup lurus menuju cita- cita. Ayahnya adalah suntikan utama semangatnya. Dirga sudah berada 10 meter dari ruang tunggu kamar operasi. Ia tahu ibu dan beberapa saudara ayahnya telah sedari tadi menunggu disana. Langkah Dirga makin berat, ia seperti tak sanggup mengangkat kepala dan menatap lurus ruangan itu. Semua yang terlintas dalam benaknya adalah kilasan memori masa kecilnya. Saat ia dan ayahnya berplesir sore mengitari kota dengan motor vespa sederhana sambil ayahnya memberi cerita cita yang hebat baginya, tenta...